-Rabu-

217 17 2
                                    

06:00

"Ishhh abang nihh!! Jadi kotor tuh bajukuu!! " keluh Zenitsu ketika kaikagu tak sengaja mengocok krim terlalu cepat.

"Ya elah gitu doang. Buruan ganti baju sana!! Ntar lagi berangkat!! "

Zenitsu dengan kesal pergi menuju kamarnya. Sedangkan Kaikagu menyiapkan bekal dan juga akan berbenah.
.
.
.
07:30

Beruntung saat datang, Tamioka sensei sedang berbicara dengan Sanemi sensei, hal itu membuatku jadi lebih mudah untuk mengendap-endap.

Alhasil aku tiba di kelas bertepatan dengan bel yang berbunyi.

Tanjiro dan Inosuke menatapku heran tapi hanya ku balas dengan senyuman santai.

Terasa hawa mencekam di sekeliling kelas, atmosfer ruangan berubah menjadi panas menegangkan.  Jika dipikir-pikir kenapa, karena jadwal hari ini adalah Iguro sensei, guru kimia.

Ia masuk dengan tenangnya sesekali ular putih di lehernya menggeliat sekarang mengawasi kami dengan mata merah pekatnya itu. Membuat siapapun yang melihatnya ketar-ketir ketakutan.

Fiks, aku nggak suka pelajaran ini.
.
.
.
.
"Ini untuk Nezukoo~" ucapku sumringah sembari memberikan cupcake yang aku buat dengan kak kaikagu semalam.

"Wahhh, Terima kasih Zenitsu-san! 🔆"

Ahhh, manisnyaaa~

"Untukku mana??? " -inosuke
"Yaa, Zenitsu aku kagak dikasii?? "-Tanjiro

" ya elah, sabar napa!!?? " ku berikan mereka dengan tak sabar sembari menunggu reaksi mereka.

"Oishiiiii!!!! "
"MUANTEPPP!!! "

Aku tersenyum lega mendengarnya.
.
.
.
.
09:00

Pelajaran kedua dimulai, pelajaran seni lebih tepatnya. Tidak masalah sih, aku lumayan kok soal seni. Mana lagi ruangnya rapi bersih, penuh dengan alat melukis. Ya iyalah, kalo penuh rudal lain cerita.

Semua sudah duduk rapi. Uzui sensei keluar namun dengan gaya yang sangat berbeda di hari ia memperkenalkan dirinya.

Sangat norak, tak elegan, terlalu urakan.
"Dengar semuanya!! Di kelas ini akulah rajaj nya!! Patuhi aku, puji akuu!!! "

Idih!! Kepedean nya di luar batas. Anehnya ni anak cewek semuanya pada nyorakin??!! Tau lahh!! Ngeselin!!!.
.
.
Tanpa Zenitsu sadari, mimik wajahnya itu membuat Uzui kesal luar biasa.

"Woyy rambut pirang!!!! " suara uzui membahana hingga ujung kelas.

Hening seketika. Zenitsu tentu saja meneguk ludahnya kasar. Uzui mendekati Zenitsu, sembari menyentuh rambut Zenitsu dan mengamatinya.

Semua ciwi-ciwi di kelas pada iri, Tanjiro dan Inosuke hanya menelan ludahnya kasar, ikutan gugup. Sedangkan Zenitsu, jantungnya berdebar-debar tak karuan.

"Hmm.... "

Gulp-

"Rambutmu ini tak pernah kau urus ya? Buruk sekali, jadi ogah menatapnya. "

Cukup. Pembuluh darah di kepala Zenitsu seketika pecah.

"KAU PIKIR KAU SIAPA HAH??? BERANINYA MENGHINA RAMBUTKU!!! NGACA LU!!! RAMBUT PUTIH KAYAK KAKEK TUA BANGKA, MANA KERAS LAGI KAYA SAPU IJUK!! NGACA WOY, NGACA!!!! " Zenitsu berteriak dengan lantangnya sembari menjambak rambut putih Uzui.

"APA???? BERANINYA BICARA SEPERTI ITU PADA GURUMU!!?? MANA SOPAN SANTUN MU HAH??!!" Uzui balas berteriak sembari menjambak rambut Zenitsu.

Yang lain tentu saja hanya menonton perkelahian tersebut. Bagaimanapun juga, Zenitsu terbilang sangat 'berani' padahal baru ajaran baru.

Pada akhirnya kelas dilanjut dengan Zenitsu yang harus dihukum di depan gelas sembari membawa 2 ember berisi air.

Mulai hari ini Zenitsu akan dan selamanya akan menjauhi kelas seni apalagi pengajarnya.

13:00
 
"Ara~tidak usah perkenalan lagi ya~ kalian pasti sudah tahu dengan ibu kan? ~"

Aku mungkin masih marah, tapi senyuman Kanae sensei dapat menjadi obat penenang yang mujarab.

Meski dalam keadaan yang berantakan, tapi hati tetap tenang dan damai, eaaaaa
Copyright by Zenitsu yang tamfan.—

Pelajaran biologi tergolong susah, dan aku sama sekali tak paham apa yang dikatakan Kanae sensei, tapi deni beliau aku akan berusaha!!.

16:00

"Ahhhhh, akhirnya pulangg juga... " aku meregangkan tanganku, merileks kan seluruh sendi-sendiku.

"Nee.. Zenitsu... Kau tak minta maaf pada Uzui sensei? " tanya sahabat ku itu.

"Untuk apa? Ia menghina rambutku. Emang ada guru yang menghina muridnya. Eh ada sih, yah orang itu!! " jawabku kesal.

"Emang rambutmu itu asli hah?? Seperti kau mewarnai nya saja!! " sambung inosuke.

"Hell, kau lebih mendukung guru yang baru bertemu dia kali daripada orang yang menemanimu berbulan-bulan?????  Cih!! "

Aku berlari meninggalkan mereka berdua.
Tentu saja suara mereka masih terdengar hingga perempatan. Namun setelahnya aku berhenti, berusaha menstabilkan nafasku.

Ketika memasuki kompleks perumahanku. Suara-suara itu kembali muncul.

"Hah... Rambutnya kenapa dah?? "
"Apa sengaja biar jadi bahan perhatian??"
"Kalo mau nyemir rambut yang kalem dikit napa warnanya. Malah kuning, menjijikkan sekali. "

Aku berjalan cepat sampai berlari kecil agar aku tak mendengarkan suara-suara itu.

Memiliki pendengaran yang baik adalah anugrah yang langka, namun terkadang anugrah tersebut dapat menjadi senjata yang dapat membunuhku.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Tbc........................
Jan lupa vomment  dan kalo bisa follow akun akoehh hehe~~

CONNECTOR -Agatsuma zenitsu-✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang