"Aku tak mau mengakuinya!!!"
"Tapi ini anak kita!!! Ia darah dagingmu sendiri!!!"
"Tidak!! Itu anakmu!! Enyahlah dari hadapanku!!!"Siang yang menyengat tersebut terasa membakar kepala wanita tanpa alas kaki tersebut. Ia menagis sejadi-jadinya, memeluk erat bayi yang baru saja lahir itu.
Ia putus asa, ingin saja ia cekek bayi itu, atau ia kubur hidup-hidup?? Ia takut, tapi ia putus asa.
"Jika kau tak mau merawatnya, biar aku yang merawatnya."
Seorang laki-laki dengan paksa merebut bayi yang tengah menangis tersebut. Wanita itu merasa harga dirinya jatuh seketika.
"Ti-tidakkk kembalikan bayi ku!!!" Wanita tersebut berusaha meraihnya.
"Tak akan kubiarkan kau melakukan yang tidak-tidak pada anak ini!" Ucap lelaki itu tenang namun menekan.
Sang wanita menangis pun menceritakan semua hal yang terjadi padanya. Pemuda tersebut mendengarkan.
Namanya Inadama Kaikagu, mulai hari itu menjadi anak asuh dari seorang pria tampan bernama Gyomei Himejima. Satu-satunya peninggalan sang ibu adalah kalung Taijitu, sebagai pengingat padanya.
Kaikagu tumbuh menjadi anak laki-laki pada umumnya. Tubuhnya tegap, parasnya tampan, alisnya tebal, fisiknya luar biasa.
Gyomei kerap ia panggil dengan sebutan sensei. Kisah tentang dirinya, sudah seringkali diceritakan oleh Gyomei, tapi entah kenapa, Kaikagu selalu ingin mendengarnya kembali. Ketika ditanya kenapa, jawabannya pun selalu sama.
"Agar aku tak menjadi orang yang sama seperti mereka."
Kaikagu hidup terhormat dalam bimbingan Gyomei. Ia patuh dan pintar. Hanya saja bisa jadi sedikit kasar dan mudah marah. Mungkin itu adalah salah satu sifat bawaan sang ayah nya?? Entahlah...
Sampai pada akhirnya, sebuah mimpi mengubahnya.
Malam itu ia melihat sosok yang mencurigakan. Entah apa yang dilakukannya, ia sedang memadamkan sesuatu yang pada akhirnya beberapa makhluk aneh menyerbu rumah tersebut.
Kaikagu tersentak, ketika ia ingin berlari kesana, kakinya tertahan oleh jerat semak belukar. Ia berusaha memutuskan jerat terbit namun nahas, usahanya sia-sia.
Ia melihat banyak sekali darah berceceran. Banyak anak-anak yang tumbang. Kaikagu takut. Ia merutuki siapa-pun yang berani melakukan hal tersebut.
Ia berhasil memutuskan jeratnya, ia berlari kencang. Sampai di dalam, ia melihat sensei-nya sedang bertarung mati-matian melindungi seorang gadis kecil.
Kaikagu ingin membantu, tapi ketika ia ingin menyentuh pisau dan semacamnya, tangannya tembus melalui benda tersebut.
"Sensei!!!!"
Mata sensei-nya buta. Tak lagi bisa melihat, Kaikagu menangis sejadi-jadinya, berusaha membantu meskipun ia tahu itu sia-sia.
Kejadian setelahnya malah membuat Kaikagu pucat, gadis kecil tersebut malah menuduh sensei-nya itu yang membunuh semuanya.
"KURANG AJARRR!!! SENSEI MELINDUNGI MUUU!!!!"
Ia ingin mengejar sensei-nya yang sedang ditangkap paksa oleh orang-orang.
Namun semua ilusi tersebut hilang, menampakkan seorang bocah yang mirip sepertinya. Ah..bukan mirip, tapi itu memang dirinya lihat saja kalung Taijitu tersebut yang melekat di tempat yang sama.
Kaikagu sama sekali tak mengerti. Apakah ia yang melakukannya?? Tidak mungkin!! Ia sayang sensei-nya.
Auranya gelap menguar dari dirinya yang lain, kalung tersebut menjadi biru gelap dan pekat. Bahkan di sekitarnya menguar bau kebencian yang tajam.
"AKU ADALAHH KAMUU....BUNUH SEMUAA, LAKUKAN APA YANG KUTUNJUKKAN, MEREKA HANYA SAMPAH YANG AKAN MENGINJAK HARGA DIRIMU, MEREKA SEMUA SAMPAH, HABISI MEREKA!!!!!"
"SENSEI-SENSEI, SENSEI, SENSEII!!!!!"
Gyomei membanting pintu keras, tak hanya Gyomei, tapi semuanya terbangun kerena teriakan Kaikagu.
Nafasnya memburu, bajunya basah akibat air mata, darahnya berdesis dengan cepat, detak jantungnya meningkat. Ia takut, takut sekali.
Gyomei memeluknya dengan erat, berusaha sekuat mungkin untuk memberinya kenyamanan dan ketenangan. Kaikagu membalas pelukan Sensei-nya itu. Setidaknya ia tahu itu mimpi dan mata sensei-nya masih ada dan baik-baik saja.
Pagi harinya Kaikagu menceritakan semua mimpinya. Bukannya marah, Gyomei malah mengajak Kaikagu kecil untuk berguru pada salah satu Petapa di sebuah bukit.
Petapa tersebut mengusap kepala Kaikagu pelan dan tersenyum hangat sembari memberikan sebuah kotak kayu berwarna biru dengan motif segitiga.
"Aku juga bermimpi seseorang sepertimu dan ada lagi seorang yang akan menjadi adikmu. Tapi sepertinya dahulu aku membuat kesalahan, sekarang di kehidupan baru ini, aku tidak akan mengulangi kesalahanku lagi. Kaikagu, mulai saat ini kau akan menjadi anak didikku." Ucap Petapa tua tersebut.
"Gunakan kotak ini untuk menyimpan hal yang kau sukai, oke?" Tambahnya lagi.
Kaikagu mengangguk senang. Ia merasa seluruh bebannya hilang begitu saja. Menenangkan. Kaikagu suka itu.
Namun lagi-lagi ketenangan itu terusik oleh mimpi yang sama.
Ia membuat kakeknya melakukan seppuku dan kepalanya dipenggal oleh Zenitsu.
Mimpi tersebut mengubahnya menjadi orang yang tempramen.
Alasan mengapa ia meninggalkan Zenitsu dan kakeknya, adalah ia takut jikalau ia akan melakukan hal serupa pada mereka berdua.
Ia takut.
Apakah dirinya yang dimasa lalu benar-benar orang yang jahat?
Dan jawabannya adalah iya.
Ia pergi sembari meratapi nasibnya. Kenapa, kenapa dan kenapa?? Memenuhi kepalanya. Ketika ia mencari tempat untuk disinggahi, dan disinilah ia bertemu sosok yang pernah sekali muncul di dalam mimpinya. Ia adalah Kokushibo. Yang merupakan bawahan seorang politikus yang berambisi bernama Muzan. Yang mana Douma adalah salah satu anggotanya.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Tbc.............
Jan lupa vote yaaaaaaaa🔅🔅🔅
KAMU SEDANG MEMBACA
CONNECTOR -Agatsuma zenitsu-✔
RastgeleTentang Guru seni flamboyan dan bocah pirang yang manis. 🥇1 in Uzen (1st July-11th August) Warning bl. ship ; Uzui x Zenitsu.