Tanda~2~

201 23 2
                                    

—Uzui pov. —

Membosankan....
Tak elegan....
Tak berkesan.....
Ah.. Apa ini?? Pasaran sekali..
Kurang tebal..
Tak berekspresi...
Haduh.... Tak kreatif....

Ku hela nafas panjang sembari menatap tumpukan kertas di meja ku.

Lukisan-lukisan ini malah membuat mood ku semakin memburuk saja.

Kembali teringat lagi suara piano tersebut. Lembut dan tenang. Tapi kenapa aku merasakan debaran yang aneh ketika menatapnya.

"Selamat siang Uzui sensei~"

Ahh, aku lupa hari ini kelasnya. Satu persatu murid memasuki ruangan ku, tak lupa beberapa ciwi-ciwi tersenyum jahil padaku. Hah... Norak sekali, bahkan riasan di wajah mereka terlihat menonjol dan tak alami.

Akhirnya dia masuk juga. Dan pasti dengan wajahnya yang merengut. Kenapa sih dia selalu seperti itu setiap masuk kelasku. Dibanding dengan Sanemi ataupun Iguro, pandangannya padaku jauh lebih memuakkan.

Tapi.. Aku tak pernah pusing dengan hal itu, justru aku semakin ingin membuatnya kesal, karena entahlah.. Reaksinya selalu berlebihan tapi juga menghibur.

Apa mungkin aku harus merubah metode pembelajaran ku?? Agar sesekali ia menghargai usahaku??

Aku pun berdiri di tengah-tengah kelas sembari membawa buku catatan yang telah lama tak kugunakan.

Menurutku menjelaskan sembari menulis materi terasa membosankan lebih enak jika langsung di praktikkan.

"Baiklah kalian para penghuni kelas, buka buku seni kalian dan tulis apa yang aku ucapkan. " pintaku pada mereka.

Dapat kulihat reaksinya berubah, ia seperti kebingungan tapi tetap mengerjakan apa yang ku suruh, hahahaha bukanlah ia lucu.

"Materi hari ini adalah Arti warna" mereka menulisnya. Dia juga sepertinya berusaha mendengarkan dengan seksama.

"Merah adalah warna pokok, yang artinya ia tercipta untuk menciptakan warna yang lain. Merah adalah warna keberuntungan. Berkaitan erat dengan keberanian, semangat yang berkobar bahkan rasa cinta yang meluap.

Kuning berkaitan dengan keceriaan, kesenangan dan suka cita. Berlambangkan keberuntungan dan kemeriahan awal musim....

Kalimat ku berhenti kala ku menatap Zenitsu. Jujur saja tak bisa ku berhenti menatap dirinya. Tepat berada di samping jendela angin berkobar membuat poninya menutup matanya. Aku terdiam lama, sampai tak sadar ia balik menatapku.

Aku masih tak bergeming. Mata kami bertemu, dan disaat itu pula jantungku kembali berdegup, sekujur tubuhku panas dan mendadak pusing.

Aku langsung mendudukkan diriku sembari menutup wajahku yang sudah kelewat merah.,,, ah... Seperti ini kah rasanya...?

" Se-sensei!!!! Kau tak apa?? " murid-murid mulai bergemuruh mendatangiku membantuku berdiri dan mengambilkan minuman.

Ah.... Ini sangat tak elok..
.
.
.
.
.
Kenapa aku diliatin!?? Siall, kenapa jantungku berdebar seperti ini sih??? Ada apa denganku?????? —batin Zenitsu sembari menyembunyikan wajah memerah nya di balik lipatan tangannya.
.
.
.
.
.
.
.
.
Tbc......
Jan lupa vomment dan follow akun akoehh yaaaaaaa🔆🔆🔆

CONNECTOR -Agatsuma zenitsu-✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang