sebelas.

1.1K 152 26
                                    

Setelah Jungkook mengetahui banyak hal yang tidak dia tahu, tidak ada lagi rasa percaya pada Yon Ji yang membawanya kedalam permainan ini. Jungkook dan Taehyung berusaha terlihat tak terjadi apa-apa, hingga semua mulai sibuk dengan persiapan acara pernikahan sang pewaris tahta keluarga.

"Apa itu?"

"Racun." Jawab Jungkook, meletakan botol kecil itu di dalam kamar Taehyung.

"Untuk apa?" Tanya Taehyung.

"Jika Yon Ji berusaha menyentuhmu, bunuh saja aku sudah muak." Ucap Jungkook, kembali mengemas kamar tuan mudanya.

Taehyung tersenyum geli, bangkit dari duduknya dan kini meraih sebuah dasi. Mendekat ke arah Jungkook, Taehyung memeluk tubuh pria itu dari belakang dan mengecup tengkuk Jungkook.

"Kau takut mereka melukai ku? Karena itu, mau ajarkan aku cara membunuh?"

"Heem." Hanya sebuah deheman, Jungkook kini memutar arah dan balas memeluk Taehyung.

"Aku tak tahan lagi Taehyung, sungguh."

"Jangan khawatir, aku memiliki sesuatu yang tidak mereka miliki."

"Apa?" Tanya Jungkook.

"Kau." Jawab Taehyung.

Benar, sebagus apapun rencana orang di luar sana akan berantakan tanpa komitmen juga kesiapan sebuah tim. Yon Ji telah kehilangan dua pionnya secara bersamaan, Taehyung tentu tak akan lagi bisa wanita itu kendalikan.

Terlebih Jungkook, pria yang menjadi bawaan Yon Ji saat ini adalah musuh terbesarnya. Jungkook bisa saja membunuh gadis itu, jika bukan karna Taehyung yang menahannya.

"Jungkook, tak ada senjata lebih berbahaya selain kerja sama. Bisa aku andalkan dirimu?" Tanya Taehyung.

"Bertahanlah hingga akhir, setidaknya jangan berpikir pendek untuk mati." Ucap Jungkook, kini meraih dasi yang ada di tangan Taehyung.

Memakaikan benda itu di leher Taehyung, Jungkook dengan sengaja memasang dasi itu sedikit ketat, hingga Taehyung memukul lembut lengan pria yang dia cinta.

"Kau bilang aku jangan mati? Kau yang mencekik ku, bodoh."

"Setidaknya kau mati di tangan ku." Jelas Jungkook.

Taehyung tersenyum geli, mengecup pipi Jungkook dan lagi-lagi memeluknya. Taehyung menatap sorot mata itu, mendekap Jungkook lagi dan menghirup aroma tubuh pria yang dia cinta.

"Kau tahu Jungkook? Aku tak pernah se bahagia ini saat ayahku yang melakukannya."

"Berhenti berkata soal dirinya, akan ku kirim pria bodoh itu ke neraka."

"Memang bisa?"

"Bisa, ku buat neraka di hidupnya bila kau mengizinkannya."

"Tapi dia ayahku."

Jungkook kembali terdiam, benar yang Taehyung bilang. Entah dosa apa yang Taehyung miliki di kehidupan sebelumnya, mengapa Tuhan menempatkan Taehyung di posisi seburuk ini.

"Kau tidak membencinya?" Tanya Jungkook.

"Benci, sangat. Tapi untuk membunuhnya aku tak sanggup."

"Menyiksanya?"

"Silahkan saja, selagi tak di depan mataku." Jawab Taehyung.

"Aku mengerti perasaan mu, namun orang sepertinya tidak bisa di diamkan begitu saja. Kau paham kan?"

"Mmmm."

Jungkook masih terbayang semua lukisan hasil karya Nagato Fujiwara yang tersusun di ruangan bawah tanah. Betapa menjijikannya seorang ayah berselera pada tubuh putranya sendiri.

冊丹己凵片凵Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang