delapanbelas.

1.2K 106 23
                                    

Seminggu sudah keberadaan nya di swiss, Taehyung benar-benar merasakan apa itu arti kehidupan.
Ibu Jungkook yang memperlakukannya baik, membuat Taehyung merasakan kembali arti sebuah keluarga.

Dia sudah tidak pernah bepergian, Taehyung mengurus semua keperluan bisnisnya dari rumah. Dengan Jungkook yang kini membantunya, mereka berdua berusaha bangkit tanpa nama besar seorang bangsawan yang sejak kecil Taehyung sandang.

Mereka membangun sebuah perusahaan besar, yang bekerja di bidang pertanian juga peternakan. Meski terasa begitu sulit, namun semua itu mereka lakukan perlahan.

"Apa hari ini kau akan periksa kandungan?" Tanya ibu Jungkook.

Taehyung melirik ke arah Jungkook, menggaruk tengkuknya yang tak gatal karena mulai salah tingkah setiap kali ibu Jungkook membahasnya.

"Ada apa? Apa aku salah bertanya?" Timpal nya lagi.

"Ah tidak, bukan salah mu. Aku hanya bingung harus berkata apa dengan kondisi kita saat ini." Ucap Taehyung.

Ibu Jungkook beranjak mendekat, dia meletakkan sebuah buku yang sejak gadis dia simpan. Mengalihkan perhatian Taehyung, yang kini tengah menatap bingung.

"Bacalah, buku ini tentang bagaimana aku bisa menerima hidupku. Hingga bertahan dan membesarkan Jungkook dan hidup hingga saat ini." Mengerti akan kebingungan Taehyung, ibu Jungkook lebih dulu menjelaskan isi bukunya.

"Ah begitu, terimakasih banyak Bu." Ucap Taehyung, yang masih malu menyebut ibu Jungkook juga sebagai ibunya.

"Jangan sungkan, jika kau butuh sesuatu maka katakan padaku. Ya?"

"Baik, terimakasih."

"Aku lah yang harus mengatakan terimakasih padamu Taehyung, kau membawaku kemari juga dengan dua anakku yang lain. Aku sangat berkecukupan di sini, itu berkat dirimu."

Taehyung menggelengkan kepalanya, mengibaskan tangannya dan lagi-lagi melirik ke arah Jungkook. Meskipun selama hidupnya dia terkesan dingin, Taehyung tetap manusia yang perlahan beranjak kembali pada jari dirinya.

Dia merasa malu, sungkan, juga sedikit berlebihan kala ibu Jungkook terus berterimakasih padanya. Itu hal yang biasa bukan? Terlebih lagi Jungkook kini bagian dari hidupnya.

"Bu, sampai kapan kau akan terus berterimakasih padaku." Ucap Taehyung malu.

"Sampai kau juga berhenti sungkan padaku."

Melihat percakapan ibu, juga sang kekasih Jungkook kini datang mendekat. Dia meletakkan sebuah surat kabar yang dia terima hari ini.

"Pertanian juga peternakan kita sepertinya semakin ada peluang." Ucap Jungkook yang tersenyum lebar.

Taehyung melirik surat kabar itu, dia juga turut tersenyum senang kala mendengar kabar baik yang Jungkook katakan.

Teringat dengan pemikirannya beberapa hari kebelakang, Taehyung kini berusaha mengutarakan hal apa yang ini dia lakukan saat ini.

"Karena itu kabar baik, aku juga berpikir untuk mengatakan pemikiran baik ku beberapa hari yang lalu." Ucap Taehyung.

"Tentu, kau butuh sesuatu tuan?" Tanya Jungkook.

"Tidak, bukan aku. Ibu, aku rasa ibu perlu membuka sebuah butik di sini kan? Aku masih banyak memiliki modal untuk terus membuka peluang bisnis keluarga kita." Ucap Taehyung.

Mendengar itu ibu Jungkook sedikit terkejut, dia menggelengkan kepala juga menggerakkan tangannya seolah menolak.

"Ah tidak perlu, apa yang aku terima saat ini saja sudah jauh lebih dari cukup." Ucapnya.

冊丹己凵片凵Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang