Hari telah berganti malam, matahari yang tenggelam membawa Jungkook pertama kali bermalam di mansion ini. Tidak bersama sang ibu juga kedua adik tirinya, Jungkook tengah duduk di kamar pelayan yang sudah di siapkan.
"Hey, kau pelayan pribadi tuan muda yang baru?" Sapa pelayan lain, yang kini berada satu kamar dengan Jungkook.
Jungkook hanya mengangguk, kini dia melirik pada kawan sekamarnya yang lain tengah duduk dan menatap ke arahnya. Kamar itu berisi 3 orang pelayan, 3 ranjang, 3 buah lemari, masing-masing milik satu orang pekerja.
"Dengar, jangan berpikir pekerjaan mu akan mudah di sini. Apa kau merasa sombong? Karena melayani segala keperluan tuan muda?" Tanya pelayan tadi, yang kini mendekat dan meraih bahu Jungkook.
"Hey, hey jangan ribut. Kau tidak seharusnya mengganggu pekerja baru itu, ada apa dengan mu?" Lerai seorang pekerja lain, yang tampak tak tertarik dengan keributan yang pelayan tadi buat.
Pelayan itu menghempaskan bahu Jungkook, dia pergi memasuki toilet yang ada di kamar mereka. Jungkook melirik pada pekerja yang lain, kini pria itu meletakkan jam tangannya di meja kecil sisi ranjang yang dia punya.
"Hey, tidurlah. Jangan hiraukan dia, dia memang menyebalkan." Ucap pekerja itu, pada Jungkook yang kini tengah terdiam.
"Kenapa kau membela ku?" Tanya Jungkook, pada pelayan yang satu ini.
"Karena aku juga sama seorang pekerja, tidak ada yang harus kita ributkan selain bekerja dengan tanggung jawab yang sudah ada." Jelas pekerja itu, dan kini membaringkan dirinya sendiri di atas ranjang.
Jungkook tak lagi menghiraukan ejekan satu kawannya itu, tetap merebahkan tubuhnya di atas ranjang seraya menutup rapat-rapat telinganya.
Di tempat lain, Taehyung tengah terbaring memegang sebuah buku cerita. Terbiasa mendengar dongeng sebelum tidur, pria itu kini membaca seorang diri setelah kepergian sang ibu.
Matanya memejam, Taehyung meletakkan buku cerita itu di atas dadanya seraya menarik nafas panjang. jari jemari lentiknya saling berketuk, membuat bunyi di dalam ruangan yang sunyi.
"Jadi cinderella adalah seorang rakyat jelata?" Gumam Taehyung, mencerna cerita yang baru saja dia baca.
Larut dalam pikirannya, Taehyung terpejam melewati malam itu dengan tenang. Di tempat lain, seorang wanita tengah membawa tas berwarna hitam hendak menyebrangi pulau. Yon Ji, gadis itu seorang diri menaiki kapal yang entah akan pergi kemana.
"Aku butuh ruangan yang lebih privasi." Ucap Yon Ji, kini memberi beberapa lembar uang pada awak kapal yang bertugas.
Yon Ji di bawa ke ruangan yang lebih privasi, tidak ada penumpang kapal di ruangan tersebut. Yon Ji bisa beristirahat sebelum dia sampai di pulau tujuan.
Membuka isi tasnya, Yon Ji menatap sebuah kalung mutiara dengan liontin berlian. Gadis itu meletakkan benda tadi tidak di sembarang tempat, melipat di sebuah sapu tangan yang dia miliki sebelum meletakkan kalung tersebut di dalam tas.
Saat tengah asik berbaring, seseorang mengetuk pintu ruangan kapal yang telah Yon Ji sewa. Mengerti siapa yang bertamu, Yon Ji mempersilahkan orang tersebut untuk membuka pintu dan masuk ke dalam ruangan tempatnya berada.
Pria berkumis hitam, pakaian rapih juga sebuah rolex melingkar indah di pergelangan tangannya. Laki-laki berkulit hitam gelap itu mendekat, warga asing dari Afrika kiju berada tepat di hadapan gadis tersebut.
"Uang mu." Ucap pria berkulit hitam tadi, dengan menyerahkan satu tas besar ke arah Yon Ji.
"Masuklah." Ucap Yon Ji, kini mempersilahkan pria asing itu masuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
冊丹己凵片凵
FanficPutra tunggal bangsawan Jepang, yang di haruskan memiliki keturunan kini berada dalam sebuah perjodohan sepihak.