Jungkook yang berdiri kaku itu terdiam sejenak, habis sudah pikirnya. Kini petugas keamanan penjara itu memanggilnya entah akan melakukan apa.
"Hey kau tak dengar? Kemari!" Ucap pria itu lagi.
Jungkook yang mengangguk kecil beberapa kali berjalan mendekat. Dia berjalan menghampiri pria itu, seraya menunduk menyembunyikan raut wajahnya di balik masker juga topi yang dia pakai.
"Mau kemana?" Tanya pria itu, kini menatap Jungkook yang sejak tadi hanya berdiam diri.
"Hey, tolong antarkan kardus ini juga pada pembuangan sampah."
Pekik seorang pria yang membuat Jungkook melirik, memutar otak dan menjadikan itu kesempatan untuknya kembali melarikan diri.
Jungkook mendekat ke arah petugas kebersihan penjara yang tadi menitipkan sampah, berjalan dan membawa benda itu tanpa teguran dan di biarkan berlalu begitu saja.
Menarik nafas dalam, Jungkook menyeka keringat yang hampir menetes di pelipis matanya. Setelah jauh dari jangkauan keamanan, Jungkook meletakkan sampah itu di tempat pembuangan.
Melirik kesana kemari, Jungkook mendekat ke arah taxi yang terparkir tak jauh dari parkiran kantor polisi tersebut dan menaikinya.
Membuka topi juga maskernya, Jungkook hanya menunjukkan sebuah pesan singkat alamat yang akan dia tuju kepada supir tersebut.
Memahami apa yang penumpangnya mau, supir tadi berjalan mengikuti instruksi yang Jungkook beri. Selama perjalanan, Jungkook bahkan tak melontarkan sepatah katapun untuk memecah kesunyian di dalam mobil itu.
Di tempat lain, Taehyung mengeluarkan semua koper yang sudah dia kemas. Meminta pelayan rumah nya memasukan itu ke dalam mobil, pria yang dulu sempat menjadi kawan satu kamar Jungkook tampak melakukan tugasnya dengan baik.
"Tidak ada yang tertinggal?" Tanya Taehyung.
"Tidak ada tuan, semuanya sudah saya kemas."
Taehyung mengangguk, dia kembali memasuki rumah besar itu dan menuju ke arah kamarnya. Suasana rumah yang tenang membuat Taehyung mencoba mengontrol emosinya, dia berusaha terlihat baik-baik saja seraya membuka pintu kamar itu.
Sejenak tubuh nya mematung, diam menatap ke arah Yon Ji yang kini tergeletak tak sadarkan diri. Taehyung melangkah masuk, menutup rapat pintu itu dan mendekat ke arah sang istri.
Yon Ji yang tersungkur dengan tubuh terlungkup, membuat Taehyung sedikit mendorong tubuh mungil itu dengan ujung sepatunya. Melihat keadaan Yon Ji yang sudah memburu, Taehyung hanya tersenyum miring.
Dia meraih ponsel di saku celananya, menekan nomor Akihiro dan menghubungi pria itu melalui telfon genggamnya.
"Dia sudah mati?" Tanya pria di sebrang sana.
Taehyung melirik ke arah Yon Ji yang tergeletak tak berdaya, matanya tampak begitu kejam dengan senyuman kecil yang terukir.
"Ya, di tanganku." Ucap Taehyung.
"Tinggalkan rumah itu, aku akan mengurus sisanya."
Taehyung tak lagi menjawab, menutup telpon tadi dan kini meraih sebuah selimut tebal yang ada di ranjangnya. Menyelimuti tubuh kaku Yon Ji, sebelum akhirnya Taehyung melangkahi mayat itu dan melenggang pergi.
Tanpa hambatan, Taehyung memasuki mobil mewah berwarna hitam untuk meninggalkan rumah bangsawan yang kini dia warisi. Taehyung menekan nomor telpon yang lagi-lagi seorang pria, namun begitu Taehyung cinta.
"Tuan."
Suara seseorang menyapa di sebrang sana, Taehyung tersenyum bahagia dan hatinya merasa menghangat kala mendengar suara khas itu. Jungkooknya masih hidup, dia masih bertahan dan kini Taehyung bisa kembali mendengar suaranya.
KAMU SEDANG MEMBACA
冊丹己凵片凵
FanfictionPutra tunggal bangsawan Jepang, yang di haruskan memiliki keturunan kini berada dalam sebuah perjodohan sepihak.