dua

11.8K 851 13
                                    

Sesuai rencana doyoung, hari ini haechan kenaikan kelas di temenin sama dia dan mereka di anter ke sekolah sama ayah

Sebelum haechan sama doyoung masuk ke gerbang sekolah, Taeil turun dari mobil dan ngasih support haechan yang terlihat sangat gugup

"Jangan tegang dek, ayah yakin ranking pertama itu pasti jadi milik kamu lagi" 

Haechan mengangguk, papa doyoung mengusap kuncup kepala haechan. "Ayo masuk dek"

Setelah haechan dan doyoung pamitan sama Taeil mereka langsung melangkah masuk ke dalam sekolah

Disana banyak anak-anak yang di dampingi orang tuanya, kalau saja kemarin haechan menolak doyoung untuk di temani mungkin dia akan menjadi anak satu-satunya yang tidak di dampingi orang tua

Doyoung dan haechan berjalan Beriringan di lorong sekolah, banyak pasang mata yang menatap mereka

Doyoung merasa heran, karna dia liat-liat penampilan dia tidak ada yang aneh tapi kenapa hampir semua orang yang dia temui pasti menatap dengan tatapan yang sulit di artikan

"Itu papa nya haechan? Manis banget ya pantesan haechan nya juga manis" bisik siswi 1

"Bukan nya dia tinggal di panti, pasti itu bukan papa kandung dia"  sahut yang satunya

"Tapi kalau bukan kandung kok bisa semirip itu" timpal yang lain

Haechan berhenti melangkah, dia berbalik menatap siswi-siswi yang tadi bisik-bisik membicarakan nya

Hanya dengan tatapan dingin nya saja membuat semua siswi itu diam, sebenarnya haechan itu salah satu cowo famous di sekolah

Selain dia pinter akademik dia juga pinter di non-akademik, contohnya basket sama futsal Dia juga pinter main alat musik seperti gitar dan piano

Haechan ga pernah sadar kalo banyak orang yang kagum sama dia, apalagi dengan wajah manis nya tapi sayang dia jarang senyum kalo aja senyum pasti tambah manis

Siswi-siswi itu berlalu dari sana, haechan berbalik lagi dan mulai melangkah kan kakinya menuju ruang kelas di ikuti doyoung yang mengusap punggung nya

Yang tadinya haechan gugup sekarang sudah hilang rasa gugup itu entah kemana, dia malah kurang excited denger pengumuman ranking yang bentar lagi bakalan di sebutin satu-satu nama anak yang berprestasi di kelas itu

Huaa.. Haechan menguap yang langsung di tepok sama doyoung, bukan apa-apa tapi itu wali kelas lagi pidato di depan takut nya malah tersinggung

"Kamu ngantuk?"

Haechan mengangguk, "boleh keluar duluan ga pah?"

"Diem dulu sebentar, kamu emang ga penasaran sama ranking pertama nya?" haechan menggeleng, keliatan sangat lucu pengen gigit rasanya doyoung

"Udah diem dulu bentar ya, nanti kalo udah di umumin ranking nya baru deh kamu boleh keluar" haechan menurut, dia diam dan fokus  kembali ke wali kelas yang masih pidato

Setelah beberapa menit guru itu pidato, akhirnya dia mulai nyebutin nama murid yang mendapat ranking 5,4,3,2,1

Semua sudah di sebut, sekarang giliran ranking pertama. Semua nya penasaran, mereka pasang telinga sebaik mungkin unyi mendengar nama yang akan di sebut sebagai juara 1 di kelas itu 

"Moon Haechan! Selamat, kamu masih mempertahankan posisi kamu"

Haechan berdiri dan memberikan bow  beberapa kali sebelum duduk kembali

Sekarang giliran doyoung yang menunggu, nama haechan cukup jauh di daftar absen jadi dia harus menunggu giliran nama anak nya uty di sebut

Sementara haechan dia sudah lari keluar kelas setelah ranking itu di sebutin satu-satu, dia kurang suka keramaian

Tanpa ijin kepada doyoung, haechan yang gabut malah pergi ninggalin sekolah. Pikirnya itu bukan bolos karna ini hari kenaikan bukan hari-hari sekolah biasa

Dia berjalan di trotoar yang ada di sepanjang jalan, matahari sudah tepat berada di atas namun sedikit tertutup awan yang membuat cuaca hari ini terasa sangat sejuk

Langkah haechan berhenti saat melihat cafe yang selalu di datangi setiap hari, ya itu cafe tempat dia bekerja

Dia sedikit tidak percaya bisa-bisanya dia berjalan dari sekolah sampai cafe, bahkan kalo berjalan beberapa meter lagi dia akan sampai di panti

Haechan menyebrang lalu masuk ke dalam kafe, jam masih menunjukan pukul 10.34 itu belum masuk jam kerja nya haechan jadi dia hanya duduk di salah satu kursi dan memesan satu minuman

"Tumben  jam segini udah disini chan" tanya pak kun si pemilik cafe yang dengan keluasan hatinya menerima haechan untuk bekerja di cafe nya

"Hari kenaikan kelas jadi jam segini udah bisa pulang"

"Pantesan masih pake seragam, gimana hasilnya?"

"Seperti semester kemaren" jawabnya tersenyum manis

Tangan kun terulur mengusap lembut kepala haechan, "kamu emang anak yang berprestasi, lanjutin bakat kamu sampai bisa ngangkat derajat kamu sama orang yang sayang sama kamu"

Kata-kata itu membuat haechan sedikit bersemangat, kun pergi ninggalin haechan dngan satu gelas kopi susu coklat pesanan nya

Haechan duduk sendiri senantiasa bersama buku nya, dia fokus membaca sesekali menyeruput es kopi nya

"Hahahaha... Udah gw bilang karina itu suka sama lo!"

Pekikan itu di iringi tawa dari dua orang semantara yang satunya lagi cemberut karna di cengcengin sama kedua teman

"Pantesan tiap hari dia selalu bawain lo makanan jadi itu alasan nya" masih berlanjut, kini orang di sebelahnya yang bicara dengan tawa

Atensi haechan terganggu, dia menatap ketiga pemuda itu dengan kesal. "Berisik banget, ga tau malu... Masa di tempat umum kayak gitu sih! Dasar ga tau etika!"

Haechan bangkit dengan sedikit kuat, kursi yang dia duduki mundur ke belakang dengan suara yang keras

Hampir semua orang yang berada disana termasuk tiga pemuda itu menoleh ke arah sumber suara, haechan dengan santai nya berjalan keluar dari cafe itu

"Kenapa dia?"

"Gatau, bodo amat ahh... Bukan urusan gw"

Mereka bertiga langsung lanjut mengobrol dan tertawa, sementara haechan berjalan dengan kesal menuju panti asuhan

"Ini sebabnya aku tidak terlalu suka bersosialisasi, aku benci ketika mereka berisik" gumam nya sembari melangkah dengan kekesalan

Milik Bersama Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang