dua puluh enam

3.1K 259 18
                                    

"Merengut aja, jelek tau" Cibir haechan yang sedari tadi duduk di sebelah renjun tapi di abaikan begitu saja

Sementara jaemin sama Jeno ada di kursi belakang haechan sama renjun, mereka mau ngintai keduanya tapi kata gw mah kedekatan itu

Renjun melirik sekilas ke belakang, disana ada dua sahabat nya yang kayak nya pengen tau banget haechan mau ngomong apa ke renjun

Renjun menghela nafas berat, haechan melirik kebelakang dengan tatapan sinis  matanya juga kedip kedip kode nyuruh mereka berdua pergi

"Emang kalo badan nya kecil ga bisa ya jadi dominan?"

"Hah?" Pertanyaan dari renjun itu tiba-tiba, haechan kaget dan bingung juga jawab nya

Haechan akui walaupun badan renjun kecil, cowo itu punya mata tegas dan sifat dominan nya sering kali haechan rasakan

Bahkan tenaga mereka juga haechan pikir sama saja cuma beda di ukuran.

Haechan malah bengong, ingatan nya berputar ke hari dimana dia ada di gendongan renjun saat itu

Bahkan itu menambah kesan dominan renjun di mata haechan. "Chan, jawab" Gesak renjun

Pipi haechan memerah, dia mau jujur tapi malu banget, Jeno sama jaemin yang liat pipi haechan merona ya pasti cemburu

Haechan bisa merona gitu cuma karna pertanyaan dari renjun? Wah tidak bisa di biarkan

"Udah lah ga penting, emang lo juga anggap gw remeh kan"

Baru renjun mau bangkit tapi tangan nya di tahan sama haechan, Jeno jaemin ikut bangkit

haechan maju selangkah lalu mengecup bibir renjun tiba tiba. "Jangan marah" Ucap haechan saat ciuman itu dia lepas

yang kaget bukan cuma renjun tapi Jeno sama jaemin juga kaget sampai lompat terus dorong renjun buat ngejauh dari haechan

Renjun jatuh ke lantai, sementara haechan dipeluk sama duo j itu.

"Kok lo cium dia sih Chan!?" _jn merengek

"Harusnya gw duluan chan, kok malah si pendek sih" _jm tantrum, kaki nya di hentak hentak ga jelas ke lantai

Sementara haechan malah makin merona karna dia juga kaget ngapain ngelakuin hal kayak tadi coba

Beda sama duo j yang lagi ketar-ketir dan haechan yang salting, renjun malah tersenyum kegirangan

Renjun ngira dia itu first kiss nya haechan.

Ngak kuat nahan salting sama malu haechan lari ninggalin mereka yang lagi pada ngereog

"Ga adil! Ini ga adil! Lo pasti pake pelet kan jun" _jn

"Dukun mana yang lo datengin, sini adu ilmu sama dukun kepercayaan keluarga gw! "  _jm

Yang di teriaki masih diam aja sambil tangan nya terus ngusap bibir yang tadi di cium sama sang pujaan hati

                            xxxxxx

"Haechan gilak ya ih, ngapain pake cium segala coba ><" Monolog haechan sepanjang koridor

Dia hendak masuk lagi ke dalam kelas, dia mah pindah bangku bahkan kalo bisa pindah kelas karna malu

Bruk..

"Aduh maaf ya" Gaduh haechan, dia yang nabrak dia juga yang jatoh

Orang yang tadi di tabrak haechan cuma diem aja, haechan juga sibuk elusin lutut dia yang sakit pas jatoh barusan

"Lo haechan?"

Haechan segera mendonggakan kepala nya saat mendengar suara yang sangat familiar masuk ke telinga nya

Dia menatap kaget orang yang tersenyum sambil melambaikan tangannya

"Ngak nyangka bisa ketemu lo disini, apa kabar?"

Suara yang terkesan ramah dengan pertanyaan sopan itu, haechan sangat takut

Mata dia mulai memanas, terlihat mata anak itu juga berkaca-kaca siap melelehkan air mata nya

Haechan melangkah mundur saat orang itu maju sambil ngulurin tangan nya, "lo masih inget gw?"

Haechan menutup telinga nya dengan kedua tangan nya, dia ga mau denger suara itu dia ngak mau

Dia buru-buru berbalik hendak pergi dan berlari menjauh dari orang itu tapi lagi lagi dia malah menabrak seseorang

Tubuh haechan yang oleng langsung di tangkap dan di tahan sama mark, "lo gapapa, kenapa buru-buru?" Tanya mrk khawatir

Mark semakin khawatir lagi saat melihat air mata turun dari pelupuk matanya

Haechan langsung melepaskan tangan mark yang masih menahan nya, dia berlari tanpa sepatah kata apa pun

Mark menatap kepergian haechan, "kenapa dia?" Tanya nya pada diri sendiri

"Gila kali" Ucap seseorang yang berjalan melewati mark sambil tertawa

Tempramen mark itu sangat buruk, dia menarik kerah baju orang itu lalu mendorong nya sampai tersungkur

"Siapa lo anjing berani ngatain adek gw!" Ucap mark penuh penegasan

Orang itu kaget, tapi dia malah tertawa. "Si yatim piatu!? Punya abang!? Hahaha! Lo dari panti juga toh?" Setiap kata yang keluar dari mulut orang itu terasa sangat menyebalkan untuk mark

Apalagi kata yatim piatu, mark benar-benar tidak Terima dengan sebutan itu.

Mark naik ke tubuh orang yang masih terduduk di lantai itu,  pukulan demi pukulan tidak bisa di tahan oleh orang itu

Bukan lemah, dia hanya ga siap dengan serangan mark

Seorang pria tua lari menghampiri mereka saat melihat perkelahian itu, mark di tarik dan di dorong ke pojok

Mark enggan diam dia terus berontak ingin menerjang seseorang itu yang kini sudah mulai berdiri

Tiga pilar datang dan melihat kejadian itu langsung lari mencoba membatu dengan menahan tubuh mark yang masih berontak

Pria tua itu melepas kan tangan nya dari mark, dia sedikit membenarkan jas nya

"Lo apa apa an sih mark!?" _jn

"Gila lo mukulin anak orang" _jm

"Gw tau lo kuat tapi jangan pamer kekuatan juga kali" _rj

Mark menghempaskan tangan mereka yang menahan nya, "lepasin"

"Ga" Jawab ketiga nya serentak

"Gw ga akan mukul orang bego itu lagi, jad plis lepasin"

"Ada masalah apa sih? Kenapa kamu mukulin anak saya?" Tanya pria tua itu

Mark sudah lepas dari tangan tiga pilar, sekarang mereka berdiri berhadapan

"Tolong ajari anak anda sopan santun, agar bisa menjaga mulut sampah nya" Tegas mark lalu melangkah hendak pergi dari sana

Orang yang tadi di pukulin mark berlari dari tempat nya dan langsung menendang mark sampai mark tersungkur

Kini gantian, mark yang di pukulin habis-habisan sama orang itu

Tiga pilar menahan tubuh orang itu dan menarik nya untuk menjauh dari mark,

"Lo yang ga tau sopan santun! So so an ngajarin gw sopan santun! Bukan gw yang sampah lo sama si jalang itu yang sama sama sampah!"

Mark ga bisa berdiri lagi, tenaga dia terkuras saat dia tanding basket tadi dan saat memukuli orang itu tadi

Dan saat di terjang tiba-tiba seperti itu, dia ga bisa gerak dia capek

Darah dari sudut bibir nya menetes menyatu dengan keringat

Orang itu melepaskan paksa dirinya dari tiga pilar, langsung terlepas karna tiga pilar juga ga ada niat buat nahan dia

Ucapan orang itu tadi cukup menusuk,



xxxxxxxx
Maaf baru lanjut, soalnya HP aku kemaren ga ada dan baru beli lagi sekarang maaf banget ya

Makasih udah setia sama book ini, di tunggu chap berikut nya ya

Milik Bersama Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang