duapuluh empat

2.8K 272 3
                                    

"Kalian kenapa jauhin gw?" Ucap haechan lesu sambil makan eskrim yang ada di tangan nya

"Lo ga mau jauhin mark, apa alasan nya?" Ucap renjun bertanya balik

"Gatau, gw rasanya nyaman aja sama dia"

Hening, haechan sadar dia barusan salah bicara bikin semua canggung lagi padahal tadi suasana nya udah cukup baik

"Tapi gw sadar, gw lebih nyaman dan lebih suka bareng sama kalian" Haechan bicara cepet banget

Terlihat senyuman terukir di wajah tiga pilar, "kita nikah yuk"

Haechan mengangguk, mereka semua tertawa

Sekarang haechan ga jaim lagi, dia juga sadar kalo dia emang suka dan nyaman sama tiga pilar itu

"Tapi gw kok ngerasa tatapan nya mark itu bukan tatapan suka sebagai pacar, malah gw liat nya kayak kakak ke adek nya" Ucap renjun beropini

"Gw juga nyaman nya bukan karna suka sebagai pacar, tapi gw nyaman kayak ke keluarga sendiri"

"Apa jangan jangan kalian saudaraan?" Ceplos Jeno

"Muka kalian juga agak mirip sih" Timpal jaemin

Haechan menunduk lemas, entah kenapa opini itu membuatnya sakit

Kalo bener mark saudara dia? Bearti sebentar lagi dia akan di pertemukan sama orang tua aslinya?

Apa siap haechan ketemu sama mereka? Gimana kalo mereka nolak haechan? Gimana kalo buna doyoung marah saat tau haechan menyelidiki keluarga kandung nya?

"Chan? Kok bengong sih?" _jn

"Kita beneran mau bolos?"

"Lo mau ikut kita?" _jm

"Kemana?"

"Ketempat yang sangat indah" _rj

Hah?? Haechan membuat ekspresi seperti itu

Renjun menunjuk bukit yang jauh dari mata itu, "kita kesana" _rj

xxxxxxxxxxxx

"Wahhhhh!!! Gw seneng banget di ajak kesini!! Aaaaaaa" Haechan terus berteriak dan menendang-nendang angin dengan kaki nya

Terlihat sangat riang dan bahagia, haechan naik bukit bersama tiga pilar

Tiga pilar secara bergantian menggendong haechan, ingat kam haechan punya penyakit apa

Bisa bahaya kalo haechan jalan menanjak menuju bukit itu, jadi tiga pilar secara adil bergantian menggendong bayi beruang itu

Dan sekarang giliran haechan berada di gendongan jaemin, haechan yang terus bergerak dan berteriak membuat jaemin mengerahkan semua tenaga nya untuk terus menopang dia dan haechan

Haechan minta turun saat pohon besar yang ada di puncak bukit itu mulai terlihat

"Kayak nya gw bisa jalan sendiri dari sini"

Jaemin menurunkan haechan lalu menatap pohon itu, sekitar 10 meter

Ya mungkin haechan bisa.

"Jangan lari chan!" Teriak renjun yang melihat bayi beruang itu berjalan setengah lari dengan tawa yang terus terukir di bibir nya

"Kejar atuh! Kalo ketangkep kita nikah!"

Tiga pilar yang mendengar itu langsung kembali semangat, mereka ikut lari mengejar haechan

Padahal tadi udah ada yang ngeluh capek.

Haechan berlari mengelilingi pohon besar itu, tiga pilar ikut dj belakang tanpa niat menangkap haechan

Melihat tawa manis itu membuat mereka ikut bahagia

Haechan berbalik dan berhenti, dia merentang kan tangan nya selebar mungkin

Sementara tiga pilar tidak punya waktu untuk berhenti karna haechan yang berhenti mendadak itu

Alhasil mereka bertiga menubruk tubuh haechan yang ada di depan, mereka jatuh berguling di tanah

Tubuh haechan aman, beruang manis itu di amankan di pelukan Jeno

Mereka tertawa bersama saat tubuh mereka berhenti berguling, seragam putih mereka habis kotor mwnyatu dengan tanah

Bukan nya bangun mereka malah melanjutkan tiduran di tanah kotor itu

Kepala haechan ada di simpan di tangan Jeno, sementara yang lain mengunakan tangan sendiri untuk bantalan

"Jangan tinggalin gw" Lirih haechan saat mereka mulai tenang dengan memejamkan mata mereka merasakan sejuk nya angin disana

"Gw udah terlalu banyak kehilangan, jadi tolong jangan pergi" Ucap haechan lagi, kali ini air mata tanpa di minta jatuh melewati pipi turun sampai ke telinga

Renjun sama jaemin bangkit mendengar anak itu mulai terisak, sementara Jeno dengan sigap memeluk haechan sebelum mereka bangun

Mereka semakin mengikis jarak, semuanya ingin memberikan pelukan untuk haechan

"Hei jangan nangis, kita janji kita ga akan pernah ninggalin lo" _jn

"Jangan khawatir, kita ga akan pergi dari lo" _jm

"Lo ga akan kehilangan kita chan" _rj

Tubuh haechan semakin bergetar, dia itu ga pernah rasain adanya rumah dari seorang teman

Dan sekarang? Tiga pilar itu terasa seperti rumah bagi haechan

Dan itu membuatnya takut, dia takut terlena dan kehilangan mereka di suatu saat nanti

Mereka bertiga memeluk tubuh haechan yang ada di tengah, mereka berbagi energi melalui pelukan itu

"Jangan sedih lagi, sekarang ada kita dan lo ga akan kehilangan kita" _jm

"Sekalipun dunia hancur, kita ga akan pernah ninggalin lo sendirian chan" _jn

"Kita bertiga akan lengkap kalo ada lo, jadi ga mungkin banget kita ninggalin lo" _rj

Kata kata mereka malah buat haechan semakin terisak, apa mereka tulus? Tapi haechan rasakan ketulusan disini

xxxxxxxxx

Setelah acara sedih bersama, sekarang mereka tiduran berjejer di bawah pohon menatap langit yang mulai mendung

"Kalian mau bantu gw ga?"

"Bantu apa?" _jn

"Cari orang tua kandung gw"

"Emang mereka masih hidup?" _rj

Haechan tertawa kecil, "seperti nya masih hidup, karna gw pernah nemu bukti nya di kamar bunaa"

"Bukti apa?" _jm

"Itu hanya surat, isi nya menyatakan kalo buna kandung gw nitipin gw di panti itu karna suatu alasan penting"

"Ada yang lain ga?" _jn

"Buna gw dulunya murid di SMA bakti nagara"

"SMA kita?" _rj

"Iya"

Tiga pilar mengambil duduk, sementara haechan masih terus rebahan

"Jadi? Lo masuk SMA kita dengan suatu tujuan?" _jn

"Ga, gw emang pengen banget masuk sekolah itu karna orang-orang pinter ada disana semua"

"Terus?" _jm

"Sekalian aja ngejar cita-cita sambil nyari tau orang tua asli gw"

"Terus apa yang bisa kita bantu?" _jn

Haechan menatap lama jaemin dengan senyuman yang membuat matanya hilang

"Apa?" Tanya jaemin bingung

Milik Bersama Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang