Prolog

246 24 0
                                    

dua tahun setelah kelulusannya di Hogwarts dengan titel Black Horse of slytherin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


dua tahun setelah kelulusannya di Hogwarts dengan titel Black Horse of slytherin. si tunggal Romanoff dari keluarga Pure Blood jerman itu memutuskan untuk menyetujui Permintaan atau lebih jelasnya titah dari kementerian sihir.

Perkamen yang ditangguhkannya selama hampir delapan bulan itu akhirnya ia tanda tangani dengan sedikit paksaan dari ketiga bocah di depannya.

lebih tepatnya Evan Rosier sang sepupu.

Barty Crouch Junior si gila.

dan tentu saja, yang tak pernah terbayangkan ada si bungsu dari keluarga Black yang turut hadir dalam pemaksaan ini.

Regulus Arcturus Black The King Of Slytherin.

"kau harus melakukan ini sepupu, dan semuanya akan tetap hidup" Evan menyodorkan Perkamen dengan lambang kementrian sihir dengan tegas, terlihat memaksa.

sebenarnya Natasya berencana untuk membakar Perkamen itu seperti sebelum-sebelumnya toh ia pun tidak berminat untuk menikah setelah melihat bagaimana gilanya pernikahan John dan Paula- kedua orangtuanya.

sampai ketiga bocah di tahun ke-7 itu datang dan berbicara tentang Ramalan gila dari seseorang yang katanya tidak mau disebutkan namanya.

lalu mereka berharap Natasya akan mempercayainya?

jangan konyol

mengetahui dengan siapa ia akan menikah kalau menandatangani kertas itu saja sudah membuatnya hampir menjadi pasien tetap di St. Mungo's sekarang meraka malah mau membuatnya menjadi tahanan Azkaban. dengan cara menyatukannya dengan musuh bebuyutannya Potter bodoh.

yang benar saja.

yang ada tongkatnya tidak akan pernah absen untuk melafalkan tiga mantra terlarang pada pria itu jika sampai keduanya hidup secara sah dalam satu atap.

"ayolah Nat.. kau hanya perlu memastikan Potter dan Evans tidak bersatu" kali ini giliran Barty yang mencoba membujuknya.

"Don't be ridiculous.. permintaan kalian itu seperti menyuruhku untuk membunuh Dumbledore dengan mantra kelas satu yang tentu saja hasilnya adalah..

KAU GILA!! MANA BISA AKU MEMISAHKAN SEPASANG MERPATI ITU? EVANS DAN POTTER SUDAH SEPERTI SIREN DAN EKORNYA!! SULIT UNTUK DIPISAHKAN!"

habis sudah kesabaran Natasya, kenapa ketiga bocah ini sulit untuk di sadarkan dan kenapa pula Regulus mendadak jadi bodoh dengan ekspresinya yang seakan menyaksikan Walburga mati jatuh dari mansion keluarga black?

Natasya tau teriaknya tadi itu sudah persis seperti Mandrake tapi bisakah mereka ber ekspresi biasa saja? kemana perginya wajah angkuh dan dingin dari ketiga pria tampan ini?

"apa kau mau membunuh kami Romanoff?" Regulus akhirnya berbicara, setelah sekian lama bungkam dan memberikan kesempatan bagi kedua sahabatnya. si bungsu kebanggaan keluarga Black itu akhirnya menjadi yang pertama untuk terlihat serius.

"kau harus percaya pada kami Natasya, ini demi kita semua.. demi dirimu dan demi Slytherin" Natasya melemah. Regulus jelas tau, ia lebih paham dari siapa pun kalau kesetiaan dan loyalitas gadis itu pada rumah berlambang ular itu melebihi dirinya dan anak-anak Slytherin yang lain.

karna bagi Natasya sendiri, Slytherin adalah rumah dan kebanggaannya.

jauh lebih berharga ketimbang nyawanya.

"Kau jahat, Black" Natasya tersenyum kecil. menatap nanar mata Regulus.

Regulus mengangguk "Seperti itulah cara ku dibesarkan" tangannya menarik sang gadis kedalam pelukan. disusul dengan dua orang lainnya yang ikut tersiksa dengan permintaan yang bahkan sebenarnya tak mereka inginkan.

"aku berjanji akan menjelaskan semuanya pada mu, semuanya sebelum aku pergi" bisik Regulus samar.







The Stories of Natasya RomanoffTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang