Terpaksa

107 19 0
                                    

Natasya terdiam di depan taman keluarga Rosier, menatap hamparan dandelion yang tersapu oleh desiran angin malam, tubuh kecilnya masih di balut dengan jas milik Regulus

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Natasya terdiam di depan taman keluarga Rosier, menatap hamparan dandelion yang tersapu oleh desiran angin malam, tubuh kecilnya masih di balut dengan jas milik Regulus. menutupi pakaiannya yang basah akibat ulah potter muda.

"nona Natasya.. jamuan yang anda minta sudah kami siapkan di ruang baca" elf bernama Dumbi berucap dengan suara pelan. matanya menatap lembut pada perempuan bersurai malam itu.

Natasya mengangguk, mengucapkan terimakasih dengan pelan "kau bisa kembali ketempat mu Dumbi" titahnya kemudian.

Regulus yang sedari tadi berada tepat di belakang perempuan itu menatap punggung yang membelakanginya dengan Lembut, tak memperdulikan kericuhan yang terjadi di lantai bawah.

"kau berhutang penjelasan padaku, reggie" Natasya mendekat, onyx coklatnya sesekali melirik pada Barty dan Evan yang beradu mulut dengan James dan Sirius-kakak kandung Regulus.

"aku akan menjelaskannya nanti" Balas Regulus

Natasya mengelus rambut pemuda itu "kenapa tidak sekarang?" balasnya lembut

Regulus menggeleng "akan sangat berbahaya jika aku membahasanya saat ini, maaf karna membuat mu kebingungan Asya" panggilan sayang itu kembali terdengar setelah sekian lama.

Natasya tau kalau ia tak boleh bertanya lebih lanjut, ia yakin bahwa semua yang direncanakan oleh Regulus harus di selesaikan dengan cara yang sudah di susun oleh pemuda itu.

termasuk dengan permintaan menyetujui pernikahan dari kementrian sihir.

"apa pun itu, kuharap semuanya berjalan dengan baik" dibawah sana iris kebiruan menatapnya dengan tajam, jelas di penuhi kebencian yang mendalam.

"hanya satu tahun" Jelas Regulus, balas menatap objek yang dilihat oleh Natasya "setelah itu aku akan membawa mu kembali"



Natasya membuka salah satu ruangan dengan pintu berwarna coklat yang di sekelilingnya di penuhi ukiran bahasa latin. ruangan yang dipenuhi berbagai macam buku sihir dengan dua sofa serta satu meja kecil yang memisahkan keduanya.

"masuklah potter.. kita bicarakan semuanya di dalam"

berbeda dari sebelumnya, James jauh lebih pendiam dan penurut. berterima kasihlah pada Regulus yang memerintahkan Sirius untuk memanggil Remus guna menenangkan teman mereka itu. kalau tidak entah apa yang akan terjadi pada James dan juga Evan.

setelah James duduk di kursi, Natasya dengan cekatan menuangkan teh yang masih panas pada cangkir cantik berwarna putih kepunyaan nyonya Rosier atau bisa di bilang bibinya.

"beruntung Mr.rosier dan Mrs.rosier sedang berlibur ke jerman, jika tidak entah apa yang akan terjadi pada kita semua karna hampir menghancurkan rumah mereka" Natasya mencoba membuka obrolan.

"ku rasa kau bukan tipe yang suka berbasa-basi Romanoff. kita jelas ingat siapa yang hampir memecahkan kepala Mckinnon dengan gelas kaca" sindir James, mengingatkan sang gadis pada kejadian dua tahun lalu.

Natasya tersenyum tipis "kau hanya perlu mengingat hal buruk tentang ku Potter, kalau begitu aku akan langsung ke intinya.." Natasya bersandar pada rak buku "biarkan aku yang menjadi pihak penerima dan pernikahan ini hanya akan berlangsung selama satu tahun

dan selama itu pula aku akan memberi mu kebebasan untuk berselingkuh dengan Evans, kita hanya perlu tinggal satu atap tanpa mencampuri urusan masing-masing bersikap masa bodoh tanpa harus saling mengkhawatirkan satu sama lain"

James yang sedari tadi mendengarkan akhirnya tertawa, tawa sinis yang diselingi tatapan hina "dan kau berpikir aku akan menuruti titah bodoh dari kementrian sihir? bahkan walau hanya satu tahun.. aku enggan membuang waktu ku hanya untuk gadis picik seperti mu Romanoff!"

Natasya membuang nafas kasar, beruntunglah James karna gadis itu tidak mewarisi sifat tempramental dari kedua orang tuannya "biar ku ingatkan satu hal James, kementrian akan melakukan apapun agar apa yang mereka mau dapat tercapai"

"termasuk dengan melakukan cara kotor seperti memastikan agar kau dan Evans tak dapat bersatu, satu yang harus kau ingat bahwa kekasih mu itu seorang muggel yang tak memiliki pengaruh besar pada dunia sihir se-berbakat apapun dirinya"

mau tau kenapa James menjuluki Natasya, ular derik? sebab perempuan itu selalu dapat menghasilkan kalimat yang membuatnya bungkam dengan rasa kesal yang membuncah.

persis seperti ular derik yang membuat musuh mereka bungkam hanya dengan suara mereka yang menandakan kalau mereka berbahaya dan beracun.

"anggap saja kau menolak dan kabur dari pernikahan ini, kemungkinan orang-orang kementrian tidak akan bisa menyentuh mu karna pengaruh kedua orang tua mu. lalu.. bagaimana dengan Evans? kau yakin bisa melindunginya dan keluarganya?"

Natasya balik menatap angkuh pada pria di hadapannya, menghapus tatapan hina yang sempat dilayangkan pemuda itu "kau cukup pintar untuk memilih Potter, lepas dari tanggung jawab tapi hidup mu dipenuhi dengan bayang-bayang kematian" Natasya berbisik tepat di samping James yang mengepalkan tangannya erat.

"atau hidup bersama ku selama satu tahun dengan jaminan kebebasan berselingkuh" terakhir, Natasya hanya merasakan basah di sekitar wajah dan tubuhnya, beruntung teh yang disiramkan padanya sudah tak sepanas sebelumnya. jika tidak ia akan memastikan jika silsilah keluarga Potter akan terhapus saat itu juga dari dunia sihir.

Dan seperti inilah ia berakhir dengan jas Regulus, setelah wajah James kembali mendapat hiasan penuh semangat dari Evan yang melihat Natasya dengan penampilan basah kuyup dengan bau teh yang kontras dengan wangi parfum yang digunakannya.

jangan tanya Barty sebab pria itu sibuk berdebat dengan Sirius, entah apa yang keduanya ributkan.

"kau akan mengatakannya pada paman dan bibi?" Natasya melirik samping kanannya, tepat dimana Evan duduk.

"mereka bahkan tak perduli dengan seperti apa hidup yang ku jalani, cukup mengatakan aku akan menikah saja sebagai formalitas" ungkap Natasya.

Evan mengangguk "Regulus terlihat tersiksa kau tau? aku bahkan hampir menghajarnya saat itu karna mendengar saran bodoh yang membuat mu terpaksa hidup selama satu tahun dengan potter" jelas Evan.

Natasya tertawa "dan kulihat wajahnya masih tetap tampan, berbeda dengan mu yang datang ke rumah ku dengan tampilan acak-acakan" sindir Natasya.

Evan mendecak "Si Black itu terlalu bernilai seratus untuk ku buat menjadi nol, dia bahkan hanya diam saat aku mengutuknya dengan beberapa mantra menyakitkan!" kesal Evan.

"kadang aku merasa heran dengan Regulus, apa dia menghindari kegilaan Walburga dengan wajah datar seperti itu?" cetusnya lagi.

keduanya lantas tertawa, membayangkan bagaimana wajah datar Regulus menghindari kutukan cruciatus dari Walburga yang katanya melakukan itu guna melatih ketahanan anak-anak













====================================

[disarankan agar pembaca memberikan feedback agar saya bisa jauh lebih baik dalam membawa anda sekalian ke dalam dunia fiksi yang saya buat]



The Stories of Natasya RomanoffTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang