Bagian terbaik dari suatu perjuangan dan pengorbanan.
tentang Natasya romanoff dan James potter yang terjerat dalam rumitnya takdir
serta Regulus Black yang penuh misteri
:
:
:
[saya hanya meminjam karakter dari buku harry potter karya J.K Rowling]
...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Setelah kelelahan berteriak, James akhirnya menyerah dan memilih untuk duduk di sofa kecil yang berada di kamarnya, memandangi wajah Natasya yang tertidur pulas menghadap kearahnya.
Seorang slytherin yang tidak dapat minum lebih dari satu gelas? James sungguh tak dapat mempercayainya. bukankah para Slytherin sangat suka berpesta? mereka bahkan beberapa kali kedapatan mengadakan pesta diluar persetujuan profesor slughorn.
"Lily bahkan bisa minum lebih dari dua botol"
James merebut paksa bantal yang digunakan Natasya, membuat gadis itu hampir terjatuh dari ranjang jika saja ia kurang cepat menggapainya.
saking kagetnya ia sampai tak menyadari seberapa dekat jarak mereka, James bahkan dapat mencium wangi samar bunga Lavender yang menguar keluar dari tubuh Natasya.
segera ia memposisikan tubuh perempuan ltu dengan benar.
ia baru akan kembali ke kursinya jika saja Natasya yang masih tertidur tidak mulai mengoceh sembari menyebutkan nama pria yang menurut James memang sangat dekat dengannya.
entah apa yang merasuki James, ia lebih memilih untuk memastikan ucapan sang gadis ketimbang kembali ke tempatnya.
pun saat Natasya dengan jelas menyuarakan sebuah kalimat yang membuatnya tersenyum sinis.
"kau tau Reggie? mereka bilang aku jauh lebih cocok dengan mu, tapi. seandainya saja kita punya keluarga yang sedikit lebih layak mungkin aku dapat menerima mu" oceh Natasya diselingi tawa kecil
"Asya hanya takut Reggie malah semakin sedih karna punya mertua yang sama buruknya dengan yang Reggie punya"
setelah berkata begitu Natasya langsung membalikkan tubuhnya, membelakangi James yang memasang senyum sinis mendengar perkataan gadis itu.
secara tak langsung mengatakan bahwa kemungkinan ia bisa saja menyukai Regulus.
siswa paling berbakat di angkatannya.
Regulus Arcturus Black.
"kalian bahkan punya panggilan khusus?" James tertawa sinis, pria itu benar-benar kehilangan minatnya untuk berjalan kembali ke kursi yang tadinya akan ia jadikan tempat tidur. memilih untuk tidur disamping Natasya sembari membawa tubuh yang jauh lebih kecil dari kekasihnya itu kedalam dekapannya.
"jika selama setahun aku dan Lily tidak bisa bersama maka kau dan pangeran mu pun tidak boleh untuk bersatu" mengelus pipi sang gadis, James tertidur sembari memeluk tubuh Natasya dengan posesif.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Pagi harinya kepala Natasya serasa ingin pecah, ia bersumpah ini terakhir kalinya ia mencoba minuman itu.
memukul pelan kepalanya Natasya baru akan sepenuhnya bangkit meninggalkan ranjang yang kemungkinan disediakan oleh orang tua james, jika saja ia tidak merasakan berat di sekitar perutnya.
perasaan seperti dibelit oleh ular membuatnya kesulitan untuk bernapas.
kepalanya bergerak kebawah menampilkan rambut hitam berantakkan yang lebat dan terawat, sosok james potter yang memeluknya sembari bertelanjang dada hampir membuatnya menendang pria itu jika saja ia tak berusaha menahan aksinya.
ia harus memastikan sesuatu sebelum benar-benar membunuh pria cabul ini.
"Potter! potter! wake up potter!"
satu fakta menarik tentang James Fleamont Potter, si anak tunggal kaya raya pria itu sangat sulit untuk dibangunkan!
"bangun James!" Natasya hampir berada di ujung kesabarannya jika saja James telat sedetik membuka matanya, menyapanya dengan iris indah yang dimiliki pria itu.
"Pagi Natasya"
"pagi juga james-.. tunggu apa? kau memanggil ku apa?" Natasya memangku wajah James memaksanya untuk saling bertatap, pikirannya mendadak kacau saat James menyebut nama depannya tanpa hambatan sama sekali.
sebenarnya apa yang sudah mereka lakukan?
"katakan padaku apa yang terjadi saat aku kehilangan kesadaran?"
James tersenyum kecil ia sudah sepenuhnya bangun saat gadis itu bergerak-gerak tak jelas
"heum? menurut Asya apa yang kita lakukan?" James menyebut Asya dengan panggilan kecilnya.
"berhenti menggodaku potter! katakan apa yang sudah kau lakukan pada ku?"
Ini masih sangat pagi tapi kamar keduanya sudah sangat berisik sampai-sampai membangunkan Sirius di kamar sebelah.
James berniat untuk melanjutkan aksi jahilnya dengan mendekatkan wajah mereka.
sayang, tangan pria itu malah tergelincir hingga membuatnya kehilangan keseimbangan berujung dengan bibir James yang secara tak sengaja mengecup bibir ranum Natasya.
keduanya sama-sama terdiam, pun saat sepasang iris berbeda warna itu saling berpapasan.
Hingga akhirnya Natasya tersadar dan mendorong James hingga terjatuh dari ranjang, dia sungguh tak habis pikir kenapa bisa kejadian sial seperti ini menimpanya di pagi hari.
"diam di sana James Potter!" tunjuknya pada james yang ingin bangkit "aku bersumpah bahwa kau pria terburuk diantara pria lainnya!"
Natasya bergegas pergi, meninggalkan James yang masih termenung sembari memegangi bibirnya. menatap ke arah pintu kamarnya yang dibuka Natasya dengan mantra pembuka.
"rasanya seperti coklat"
****
"Pernikahan kalian akan dilaksanakan lusa, semua surat undangan juga sudah disebarkan, kalian yakin hanya mengundang orang-orang terdekat saja?"
Euphemia memandang kedua penyihir muda di hadapannya, memastikan kembali tentang persoalan tamu undangan. sedari awal ia berbicara tentang segala persiapan pernikahan yang sudah rampung, baik James ataupun Natasya hanya menjawab alakadarnya.
"apa sesuatu terjadi pada kalian semalam, dear?" Euphemia digerogoti rasa bersalah, bagaimanapun juga ia yang menyarankan James untuk satu ruangan dengan Natasya.
ia hanya tidak mau ada hal buruk yang menimpa menantunya karna sedang dikuasai oleh alkohol.
Natasya menggeleng, menepis fakta bahwa memang terjadi sesuatu pada mereka tadi pagi.
"aku hanya masih sedikit pening, Mrs. Potter" bohong. ia bahkan sudah sepenuhnya sadar terlebih saat melihat pria yang merebut ciuman pertamanya malah sibuk dengan dunianya.
rasanya ia ingin mengutuk James saat ini juga.
"baguslah kalau begitu" senyumnya " Oh! dan mulai sekarang, belajarlah untuk memanggilku dengan sebutan ibu bagaimanapun juga kau akan menjadi anak ku, mengerti?" ucap Euphemia sedikit menuntut.
Natasya mengangguk, setidaknya untuk satu tahun ia akan melakukannya.
kedua perempuan itu pun mulai membahas hal lainnya, mengabaikan seseorang yang menahan amarah dengan tangan terkepal erat.
jujur ia masih tak habis pikir, sebenarnya apa yang telah dilakukan Natasya hingga mampu menjerat ibunya kedalam pesona gadis itu.
melupakan Lily yang lebih lama dekat dan sudah dikenalkan oleh James kepada kedua orang tuanya sebagai kekasihnya.
Benci
mungkin satu kata itu dapat menafsirkan perasaan James pada Natasya.
ia bersumpah akan membuat kehidupan gadis itu selama satu tahun ke depan menjadi neraka.
[disarankan agar pembaca memberikan feedback agar saya bisa jauh lebih baik dalam membawa anda sekalian ke dalam dunia fiksi yang saya buat]