24 | Twenty four

20 5 0
                                    

Younha terpejam ke dalam mimpi, ia sudah tiba di depan gerbang istana, istana itu nampak sangat megah dan indah, pilar-pilar yang menjulang tinggi nan besar itu terlihat gagah menompang beratnya bangunan istana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Younha terpejam ke dalam mimpi, ia sudah tiba di depan gerbang istana, istana itu nampak sangat megah dan indah, pilar-pilar yang menjulang tinggi nan besar itu terlihat gagah menompang beratnya bangunan istana.

Istana itu berwarna putih kepudaran. Warna dindingnya yang nampak sudah lama dan terasa usam, seperti bangunan yang sudah didirikan sejak ratusan tahun silam. Namun, bangunan istana ini sangatlah indah di mata Younha, karna ini kali pertama nya ia melihat bangunan istana yang megahnya melebihi gedung-gedung tinggi yang terdapat di ibu kota.

Younha berjalan masuk ke dalam istana, ia tidak menjumpai satu orang pun yang ada di istana itu, istana itu terasa seperti tak dihuni oleh siapapun. Bahkan para prajurit atau pelayan istana pun tak kunjung terlihat oleh pandangan Younha.

Suasana bangunan istana itu pun mulai mencekam, sugesti yang ada dalam benaknya Younha pun mulai membuat dirinya sedikit goyah dan paranoid.

Younha terus menerus memasuki bangunan istana itu, ia menyusuri tiap sudut bangunan, dan kini ia sedang menyusuri lorong istana yang cahaya penerangannya redup. Namun, langkah kakinya seketika terhenti, karna di ujung lorong terlihat seperti muncul sebuah gumpalan asap yang hitam pekat, dan tiba-tiba saja gumpalan asap itu ber-ejawantah*. Dan terlihat mendekat ke arah Younha,

*ejawantah: menjelma atau menjadi berwujud.

Ia hanya bisa mematung dan berdiam diri, tanpa bisa menggerakkan dirinya sedikit pun. Seketika akal sehat Younha mengajak untuk berlari dan menjauh dari tempat ini, namun badannya sama sekali kaku tidak bisa digerakkan. Badannya dan fikirannya seperti tidak mau bekerja sama, Younha hanya menatap takut pada gumpalan itu yang kini sudah berubah wujud menjadi seorang wanita.

Tapi ada yang Younha sadari, bahwa wanita yang kini berada di hadapannya itu sebelumnya pernah ia temui juga di alam mimpinya.

Namun, kali ini ada yang berbeda dari dirinya, suasana yang mengguar dari arahnya terasa begitu kuat, dan sangat menyesakkan dada. Energi dari dalam tubuh Younha seakan-akan terserap oleh kehadiran sosok wanita itu, bagi siapa saja yang melihat wujud wanita itu sekarang juga mereka pasti akan lari terbirit-birit.

Younha berusaha menutup kedua matanya, dan dia harap ini adalah mimpinya, ia ingin segera kembali ke dunia nyatanya. Secepatnya.

Wanita itu benar-benar sudah tepat di hadapan wajahnya Younha, auranya terasa ingin menerkam seluruh tubuh Younha, tiba-tiba tangannya menempel ke permukaan wajah Younha, dan membuka paksa mulut Younha dengan sangat kuat, "AAARRGGHHH"

Triiingg~

Bersamaan dengan bunyi pertanda adanya telfon masuk, Younha pun tersadar dan akhirnya berusaha menetralkan degup jantungnya yang kini berdetak sangat cepat.

Younha meraih ponselnya yang berada di atas nakas samping tempat tidurnya.

Bora Calling

Isanghae • ni-ki enhypenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang