13 | Thirteen

29 6 0
                                    

Sesampainya di rumah, terlebih dahulu Younha membenahi sepatunya, lalu mengunci pintunya rapat-rapat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sesampainya di rumah, terlebih dahulu Younha membenahi sepatunya, lalu mengunci pintunya rapat-rapat.

Trang-

Tiba-tiba saja terdengar suara ketukan cangkir dan piring pisin yang kecil. Younha mengetahui suara itu dari arah dapur. Ia segera mengecek dapurnya. Dan benar saja, ia langsung mendapati perempuan setengah paruh baya yang sedang berduduki santai memegangi cangkir kecil yang berisikan air putih biasa.

Dengan terkejut, Younha bertanya sambil bergetar hati. "Tante siapa? darimana tante bisa masuk rumah ini" di kala ini Younha belum melihat jelas wajah perempuan itu, wajahnya seperti terpalingkan agar Younha bisa melihat jelas saat nanti.

"Tante di sini dari dulu. Kamu juga kan ketemu sama tante di mimpi" ucap perempuan itu yang memanggil dirinya dengan sebutan tante.

Sontak setelah perempuan itu berujar, Younha langsung teringat kembali mimpinya beberapa hari lalu. Ia langsung merasakan adanya daya energi tarikan yang sangat-sangat kuat dari arah perempuan itu. Detik ini juga Younha sangat ketakutan, ia hendak ingin keluar dari rumahnya ini. Ia ingin meminta pertolongan kepada siapapun itu.

Tapi,

"Ga usah takut, tante kan bisa jelasin lagi. Lagian tante juga bukan hantu ko." Selesai perempuan itu berucap, perempuan itu berdiri dan melangkahkan kakinya kearah Younha.

Younha yang setengah panik dan ketakutan reflek menjatuhkan dirinya. Ia takut, benar-benar takut. Kalau saja ini hanyalah mimpi, ia ingin memaksakan diri untuk segara bangun.

Namun, rasa sakit yang ia rasakan saat menjatuhkan dirinya barusan adalah sebuah tanda kalau ini semua bukan mimpi, melainkan kenyataan.

Kenyataan yang pait bagi dirinya.

"Kalo emang tante mamah aku, kenapa mamah tega ninggalin aku!? kenapa yang hadir sekarang cuma mamah sendiri?! bukannya aku punya ayah? kenapa ayah ga ada di sini?" mendengar ucapan Younha yang sangat tiba-tiba, perempuan itu berhenti tepat dihapan Younha.

Delik matanya memperlihatkan bahwa dirinya juga tidak kuasa menahan linangan air mata. Tapi itu semua ia tepis, agar air mata itu tidak jatuh menggenangi permukaan wajahnya. Yang amat indah.

"Maafin mamah sayang, mamah harus nunggu kamu sampe umur kamu sudah pas untuk kita bertemu. Mamah ga kuat lihat kamu selama ini tumbuh sendiri. Tapi kutukan inilah yang membuat mamah ga bisa nemenin kamu selama ini." Ucapnya, sambil mengusap wajah Younha dengan lembut, dan membenahi surai hitam Younha ke belakang telingannya.

"Terus, kalo emang mamah nyata, kenapa mamah ga bawa ayah!? kenapa ayah ga ada sama mamah sekarang!?" memang pertanyaan inilah yang Younha simpan di lubuk hatinya yang paling dalam,

"Ayah kamu sudah meninggal, ayah kamu orang yang baik. Dia meninggalkan karna menyelamatkan kamu dan mamah. Waktu itu mamah sedang mengandung kamu, ayah kamu mengorbankan dirinya demi menyelamatkan mamah dan kamu." begitu ucap mamahnya Younha. Kini dirinya sudah terisak tak kuasa lagi membendung air matanya.

Suara segukkan Younha pun mulai terdengar, memang seperti mustahil dan aneh, tapi perasaan dia sangat yakin bahwa apa yang diucapkan perempuan di hadapannya ini adalah sebuah kebenaran. "Dimana makam ayah?" terakhir, ini adalah pertanyaan terakhir yang Younha ingin tanyakan karena penasarannya amat menumpuk.

"Belvardast, di sana ayah kamu dimakam kan. Di rumah ini ada portal menuju dunia Belvardast, portal itu sudah terbuka saat kamu menginjak usia tujuh belas tahun. Portal itu dengan otomatis terbuka saat kamu berulang tahun kemarin," ungkap mamahnya Younha. "Kalo kamu penasaran, kamu bisa ke sana kapan aja. Tapi mamah harap kamu bisa beradaptasi di sana juga. Dan jangan terlalu terpikirkan dengan masalah yang sedang ada. Karena hal itu bisa memicu timbulnya malapetaka. Ada satu hutan yang bisa saja kamu akan tiba di sana setelah melalui portal itu. Di hutan itu, kamu harus berhati-hati, pesan mamah cuma satu. Jangan melihat ke belakang, kamu harus terus yakin dan berjalan lurus. Ingat itu ya" lanjutnya dengan sangat detail.

"Kalau sekarang aku kesana boleh?" ternyata masih ada pertanyaan yang Younha lontarkan. "Jangan langsung hari ini juga, karena kamu masih asing, jadi mereka akan lebih mudah mengikuti jejak kamu. Younha, mamah sarankan kalau kamu kesana tunggu hari esok, hari esok saat ada matahari terbenam. Semoga kamu sampai di sana saat matahari terbit." Selesai mengatakan itu, mamah Younha langsung menghilang. Bak cerita dongeng, dengan keajaiban entah dari mana. Perempuan itu menghilangkan begitu saja.

Namun masih ada jejaknya yang tersisa,

Yaitu, sebuah cangkir dan piring kecil di atas meja makan. Itu, menandakan kalau kejadian yang baru saja Younha alami adalah sebuah kenyataan yang tidak bisa ia tepis.

Begiru perempuan itu menghilang, Younha langsung berlari ke arah kamarnya, dan dengan cepat ia mengunci kamarnya. Dan membiarkan jejak bekas mamahnya itu tergeletak bebas di atas meja dapur.

Entah lah, mungkin hari esok akan sangat terasa cepat. Ia benar-benar ingin cepat-cepat menyelesaikan hari yang panjang ini.

"Huuuh" Younha menghela nafasnya, terasa berat. Yap! berat sekali menerima takdir seperti ini.

Terdengar mustahil, terdengar seperti tidak sebuah khayalan, tapi itu semua adalah kenyataan yang harus Younha terima pada akhirnya.

Pokoknya, Younha ingin segera hari esok.

Setelah menyelesaikan pikirannya yang seperti itu, dengan segera Younha memejamkan matanya.

Dan beberapa menit kemudian ia terlelap dengan aliran air mata yang berjatuhan dari matanya yang terpejam sangat indah.

Di saat ini juga, perempuan yang mengklaim dirinya sendiri adalah ibu dari Younha itu kembali muncul. Memang patut dipertanyakan, sebenarnya beliau ini manusia ajaib atau hantu?

"Saya manusia, saya lahir di Belvardast, sebuah dunia selain dunia ini. Di sana, yang tidak mungkin terjadi di dunia ini, akan terjadi. Dan itu semua adalah sebuah kenyataan yang amat nyata." Ucapnya, sambil mengusap lembut kening Younha.

°°°
to be continued~

Haii guys! Selamat! udah pada masuk lagi kan? udah belajar belum nih? kalo sekolah aku belum belajar, malah hari ini hari selasa tanggal 10 Januari 2023, di liburin sampe hari rabu, enak banget dikasih bonus ><

Buat kalian yang udah efektif belajar, jangan lupa buat semangat terus ya menimba ilmunya!

Seo Ye ji as Younha's Mother

– Potret beliau saat berada di dapur bersama Younha

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

– Potret beliau saat berada di dapur bersama Younha.

•••

Sekian dulu deh guys, btw sepertinya aku bakal update triple chapter sekaligus, hehehe itung-itung kemarin-kemarin waktu liburan aku jarang update, so sekarang aku bakal update biar kalian ga nungguin terus, tapi cuma berlaku hari ini aja ya triple update-nya. wkwk bye~

𖥻 See u on the next chapter!

Isanghae • ni-ki enhypenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang