Bab 4

24 13 1
                                    

Setelah menunggu hampir 2 Minggu Kasih mendapatkan email dari sekolah yang dia inginkan.
Tertulis di situ bahwa Kasih diterima di 'SMA BAKTI SENTOSA'.
"aaaaaah!" teriak Kasih dalam kamar sampai terdengar keluar.

Bima dan Roy yang sedang bersantai di ruang tengah pun kaget seketika.
Mereka berlari menuju kamar Kasih.

Tok tok tok...

"Kasih ada apa nak?"

"Kamu tidak apa-apa kan, kasih?" Tanya Bima dengan panik.

"HeH! Cebol keluar!" Teriak Roy sambil menggedor-gedor pintu kamar adiknya itu.

"Jangan begitu dengan adikmu." Ucap Bima.

Roy hanya memanyunkan bibirnya.
Saat Bima ingin mengetuk pintu lagi Kasih keluar dengan menunduk. Kasih mendongakkan kepalanya lalu menari dan meloncat-loncat seperti anak TK saja.

"Dih anak ini kenapa yah?"

"Nggak tau" bingung Bima.

"Kesambet kali ya" celetuk Roy.
Kasih memukul lengan kakaknya itu lalu dia memberikan ponselnya kepada Roy.

Roy yang bingung lalu membaca email dan Roy juga ikut bahagia namun dia mampu menutupi ekspresinya dengan wajah yang biasa saja.
Kasih bingung dengan ekspresi kakaknya yang terlihat biasa saja.

"Kok kakak nggak ada respon sih?" Tanya Kasih.

Lalu Bima mengambil ponsel dari tangan Roy dan membaca.
Bima yang mengetahui anaknya ini di terima sangat bahagia.

"Benarkah ini nak?" Tanya Bima dengan gembira.

"Iya ayah" menatap Ayahnya dengan tangis harunya.

"Syukurlah, ayo kita rayakan ini dengan makan di restoran kesukaan kamu" ucap Bima.
Spontan saja Kasih tersenyum bahagia.

"Iya, ayok!" Semangat Kasih.

Mereka semua bersiap. Tidak lupa kasih meloncat-loncat kecil membuat Roy menjadi gemas.
Tanpa Kasih sadari Roy tersenyum.

"Gadis pintar " ucap Roy sendiri.
.
.
.
.
.
.
Restoran seafood

"Kamu senang nak, sudah berhasil masuk SMA favorit mu?"

"Iya dong ayah, aku giat belajar untuk ini, dan makasih ya kak?"

"HaH? Untuk apa?" Bingung Roy.

"Iya kan selama ini kakak yang selalu ngasih aku rumus yang sulit di selipan buku aku kan?"

"Kakak selalu mengajariku walau tidak dengan tatap muka, tapi aku mampu memahami rumus yang kakak ajarkan padaku"

Roy salah tingkah lalu dia minum dengan cepat.

"cih, apaan sih cebol" mengalihkan pembicaraan.

"Iiiihhh kakak!!!"

"Hey, sudah-sudah jangan bertengkar"

"Kakaknya tu yah,"

"Tukang ngadu "

Mereka terus berdebat di saat makan, membuat Bima sedikit frustasi.

Setelah makan mereka berniat jalan-jalan dulu namun Bima ada meeting mendadak jadi terpaksa dia meninggalkan anak-anaknya untuk Jalan-jalan bersama.

"Ayah tinggal ya, Kasih"

"Roy!" Saat Bima ingin berbicara namun Roy mencegah dengan kata katanya.

"Iya iya. Jaga Kasih jangan jahil jangan membuatnya menangis" Roy menirukan ucapan yang biasa Ayahnya sampaikan.

"Dasar anak ini" Bima menggelengkan kepalanya.

"Bye bye ayah" ucap Kasih.

Seketika keheningan menyelimuti mereka.
Sampai akhirnya Roy membuka suara.
"Masih jam 8 mau beli alat tulis dulu gak buat persiapan sekolah?"

"Tapi kak aku gak bawa uang ,"

"Kau meremehkan ku!" Ucap dingin Roy.

"Eng..nggak kok"

"Ya udah ayok."

"Em iya"

Mereka pun pergi menaiki taksi karena mobilnya di bawa ayahnya pergi meeting.

_Mall plaza_
Mereka menuju toko alat tulis.

"Kamu lihat-lihat aja dulu ya, aku mau beli buku di sana" ucap Roy sambil menunjuk toko sebelah.

"Em" Kasih mengangguk.

Saat sedang asik memilih buku pensil dan lainnya, ada seseorang pemuda dengan sengaja menyenggol tubuh Kasih.
"Aaaww,, sak...it, hah?" Kasih langsung menganga dan reflek menutup mulutnya.

"Rangga? Ngapain dia disini aduh" Ucap Kasih dalam hati.

"Oh, wow si cupu disini juga? Ngapain?" Ledek Rangga.

Kasih yang malas meladeni Rangga pun pergi begitu saja dari hadapannya.

"Hey mau kemana?" Sambil memegang tangan Kasih.

"Lepas atau aku teriak!" Ancam Kasih membuat Rangga melihat kanan dan kiri banyak orang yang lalu lalang, akhirnya dia melepaskan tangannya.

Setelah itu Kasih buru-buru pergi tapi karena dia terus menengok ke arah belakang karena takut Rangga mengejarnya akhirnya tidak sengaja Kasih menyenggol pemuda yang tengah berjalan.

Bruk...
Kasih yang akan terjatuh tapi pemuda itu sigap menangkap Kasih.

"Ah maafkan aku" ucap Kasih.

"Tidak apa-apa " pemuda itu
tersenyum manis pada kasih.

"Aarrggh tampan sekali " ucap Kasih dalam hatinya.

Lalu pemuda itu pergi dari hadapan Kasih. Karena asik melamun Kasih tidak tau kalau pemuda itu sudah pergi.












Continued.....

Wah bagaimana ceritanya 😉
Masih ada banyak kejutan jadi dukun aku ya dengan cara vote dan komen ya😘See you next time

Hidden Love (FF)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang