Happy reading
✧
✧✧
✧✧✧
✧✧✧
✧"Zea?"
Zea yang sedang berjalan dari tempat papan informasi menuju kelasnya itu tanpa sengaja berpapasan dengan Lauren yang ternyata memang mencarinya.
Tentu saja, setelah Zea mengambil kembali alat perekamnya yang dia tempelkan di papan informasi sebelumnya.
"Hm?"
Mendengar respon Zea yang terdengar biasa saja membuat Lauren melengkungkan bibirnya ke bawah.
"Dasar tidak peka." Gumam Lauren yang ternyata terdengar oleh Zea.
"Sahabatmu ini memang tidak peka."
Mendengar balasan Zea membuat Lauren berhenti berjalan. Lengannya yang berpegangan dengan lengan Zeapun membuat Zea ikut berhenti dan menatapnya.
"Apa?"
Lauren membuka mulutnya dengan linglung, "Kau panggil dirimu apa tadi?" tanyanya ragu-ragu.
Zea menaikkan salah satu alisnya, "Sahabat?"
"Sahabat.." kata Lauren mengulang perkataan Zea.
"Wow! Akhirnya Lauren menjadi sahabat Zea! Aah senangnya!" Girang Lauren sembari memeluk salah satu lengan Zea dengan kedua tangannya.
Zea meliriknya sebentar lalu menggelengkan kepalanya.
Tanpa membalas apapun, Zea kembali berjalan dengan Lauren yang mengikuti langkahnya dengan riang.
"Akhirnya jadi sahabat!"
Teriakan Lauren masih terdengar sebelum keduanya memasuki kelas mereka.
Di kelas, mereka sempat bertemu dengan Fania dan Riana yang sibuk curhat karena ditinggalkan berdua.
Sampai akhirnya guru masuk ke kelas, ketiga sahabat baru Zea itupun menyingkir dari tempat duduk Zea dan kembali ke tempat duduk masing-masing.
Di tengah pembelajaran, Zea yang telah selesai mengerjakan ulangan fisikanya itu diberi izin keluar kelas. Mungkin guru fisika di kelas Zea mendengar bahwa guru matematika memberikan Zea izin untuk keluar kelas dan membantu guru-guru lain. Tidak mau kalah, guru fisika juga memberikan Zea izin keluar kelas setelah sempat berdiskusi mengenai materi fisika sebentar.
Setelah diberi izin untuk keluar kelas-yang lebih terlihat seperti dipaksa, bagaimana Zea tetap ingin berada di dalam kelas yang sejujurnya agak membosankan?
Jadi, Zea keluar dari kelas dan berjalan menuju ruangan kepala sekolah.
Nah, bagaimana jika Zea bermain-main sebentar?
• • •
"Permisi."
Pintu kelas dibuka dari luar, memerlihatkan salah satu murid yang langsung dikenal baik oleh para murid di dalam kelas maupun guru yang sedang mengajar.
"Zea? Ada apa nak?" Tanya sang guru ketika Zea melihat kearahnya.
Zea menunduk dengan sopan dan berbicara, "Kanaya dipanggil ke ruang BK."
Sontak perhatian semua murid mengarah ke Kanaya yang langsung berdiri setelah mendengar namanya dipanggil. Reaksinya seolah dia sadar bahwa dia akan dipanggil membuat Zea memerhatikan raut wajahnya dengan seksama.
Sang guru mengangguk, "Silahkan.." mendengar perkataan sang guru, Kanaya berjalan mendekati Zea yang menunggunya di dekat pintu.
"Maaf mengganggu pelajaran ibu sebelumnya. Kami permisi dulu, terimakasih."
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐀𝐋𝐄𝐗𝐈𝐎𝐑𝐄: 𝐓𝐡𝐞 𝐌𝐲𝐬𝐭𝐞𝐫𝐲 𝐎𝐟 𝐍𝐨𝐯𝐞𝐥𝐬
Misterio / Suspenso【 END 】 ALEXIORE Series #1 - - - Blurb: Dia Alexiore, seorang gadis dengan kedinginan melebihi rata-rata tiba-tiba menghembuskan nafas terakhirnya tanpa kejelasan. Dia memasuki dunia novel untuk menjalankan misinya. Pertama, dia diberi misi untuk me...