Adrian |chapter 03

150 39 11
                                    

Setiap proses harus dilalui meski pun itu melelahkan, entah itu dalam perihal karir atau pun prihal yang lain

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setiap proses harus dilalui meski pun itu melelahkan, entah itu dalam perihal karir atau pun prihal yang lain.

☘︎𓇢𓆸


 

   Seorang mahasiswi dari Departemen Komunikasi dan Informasi sedang menyantap nikmat cilok dengan bumbu kacang yang baru saja dibeli. Ketika dia baru saja memasukan cilok itu kedalam mulut, di kejauhan dirinya melihat presma ‘presiden mahasiswa’ atau sebutan untuk ketua BEM universitas.

     Dia pun berlari menghampiri presma tersebut-Adrian, sambil memanggil nama lelaki itu. “Ka Adrian.”

     Adrian yang mendengar itu pun langsung menolehkan pandangannya ke arah sumber suara, dan di sana terlihat seseorang berlari ke arahnya. Setelah jaraknya semakin dekat dengan orang yang dituju Mahasiswi itu mengecilkan langkah kakinya. Dia pun berdiri di hadapan lelaki berkemeja biru itu.

     “Ka Adrian, proposal pengajuan event akhir tahun dibawa sama kamukan?” tanya Mahasiswi tersebut saat dirinya sudah berada di hadapan Adrian.

     “Iya, proposalnya ada di mobil saya, kenapa emangnya?” jawab lelaki itu.

     “Nanti kalau mau ngasih ke Pak Rektor besok aja, beliau hari ini lagi Family events” ujar mahasiswi berambut pendek itu.

     Mengerti atas apa yang dijelaskan oleh perwakilan dari Departemen komunikasi dan informasi. Adrian pun mengucapkan terimakasih ke padanya.

    “Baiklah, terima kasih, Lin.”

    “Sama sama ka, owh iya hari ini jadi rapatkan ka?” tanya mahasiswi itu lagi.

     “Jadi, nanti jam 1 siang, di ruang sekretariat BEM.” Jawab Adrian.

     “Oke ka Dri, kalau gitu gue mau ke kelas,” ucap Mahasiswi berambut sebahu itu.

    Adrian membalas itu dengan senyuman khas miliknya. “Iya hati-hati pulangnya Lin,” ujar Adrian.

    ‘Please Lina lo ga boleh baper ingat ini organisasi, dan hal kaya gitu tuh Reasonable di sini’ gerutu Lina dalam hatinya. Karena merasa pipinya semakin memanas Lina pun mulai menjauhi Adrian dan beranjak meninggalkan tempat ini sesegera.

     Setelah itu Adrian melanjutkan berjalan. Namun, baru saja beberapa langkah Adrian berjalan untuk menuju kelasnya, ia sudah terlebih dahulu dihadang oleh ketiga sahabatnya siapa lagi kalau bukan, Haikal, Defrian, dan juga Aldo.

Liberta [ON GOING] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang