Liberta |Chapter 05

105 37 10
                                    

Sekeras apapun papa mendidik kami, papa tetep menjadi sosok hebat untuk anak anaknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sekeras apapun papa mendidik kami, papa tetep menjadi sosok hebat untuk anak anaknya.

-Adrian Martadinata

☘︎𓇢𓆸

     Adrian terpaksa harus kembali menemui papanya-Caserdo Wiliam Martadinata, dan sekarang lelaki itu sudah berada tepat di depan rumah orang tuanya yang didominasi dengan cat tembok berwarna putih tulang, dan juga beberapa tanaman hias yang menjadikan rumah itu terlihat sejuk untuk dipandang.

    Matanya menjelajah ke seluruh penjuru rumah berlantai dua di hadapannya. Perasaan ragu membuat langkahnya kian terasa berat untuk memasuki rumah berlantai dua tersebut. Namun, lelaki itu harus tetap masuk dan bertemu dengan papanya.

    Belum sempat Adrian untuk membunyikan bel rumahnya, pembantu rumah mereka sudah terlebih dahulu membukakan pintu untuk dirinya.

    “Silahkan masuk mas, bapak sudah menunggu di ruang kerjanya,” ujar asisten rumah tangga. Adrian membalasnya dengan anggukan singkat.

     Adrian melangkah masuk ke dalam rumahnya sendiri, dengan perasaan gundah. Saat lelaki itu sudah sampai di depan ruangan papanya bekerja ia menghentikan langkahnya. Lelaki itu pun mengetuk pintu yang terbuat dari marmer itu.

    “Masuk,” perintah lelaki paruh baya yang berada di dalam sana.

    Setelah dipersilakan untuk masuk Adrian segera masuk ke dalam ruangan yang dipenuhi oleh berkas berkas pekerjaan yang tersusun rapih. Lelaki itu menatap nanar ke arah pria paruh baya yang sedarah dengannya, kemudian ia duduk di sopa yang terletak di situ.

     Keheningan terjadi untuk beberapa saat, hingga akhirnya Adrian mulai membuka percakapan di antara mereka. “Ada apa, Papa minta saya datang ke sini?”

     “Papa minta kamu untuk tetap tinggal di sini, dan meneruskan bisinis papa, jika bukan kamu siapa lagi,” mohon Caserdo, “yang akan meneruskan bisnis ini.”

     “Bukankah Papa yang sudah membuat Adrian meninggalkan rumah, lalu kenapa setelah Adrian menuruti permintaan Papa... justru Papa menginginkan Adrian untuk kembali?”

     Mendengar penuturan Anaknya membuat Caserdo tidak bisa berkutik, yang dikatakan oleh Adrian memang benar bahwa dialah yang telah mengusir anaknya sendiri.

     “Apa hanya, karena papa takut kehilangan penerus tahta!” cibirnya.

     Damn lelaki paruh baya itu hampir saja melayangkan tamparan untuk anaknya. Namun, ia memilih untuk tetap menahan diri, dan memuat kembali kepercayaan Adrian.

Liberta [ON GOING] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang