Drunk | Chapter 15

15 0 0
                                    

cafe yang sudah sedikit tertutup, tinggal hanya ada karyawan yang sedang merapihkan cafe dan menghitung uang hasil penjualan hari ini, dia pun bertanya pada salah satu karyawannya yang terlihat sedang santai.

"CCTV yang ada di luar rusak 'kah?" tanya Adrian.

"Nggak tahu bos," jawab salah satu karyawan. "Nanti coba saya cek."

"Biar saya aja yang cek, sekalian tutup cafe," ucap Adrian.

"Baik bos."

Adrian menilik satu persatu karyawannya. "Kalau pekerjaan kalian hari ini sudah selesai semua. langsung pulang."

"Siap," ucap mereka serentak.

Ada yang sedang membersihkan cafe, ada yang sedang menghitung laporan keuangan hari ini, dan ada pula yang sudah bersantai karena telah menyelesaikan bagiannya.

"Bang, kita pulang duluan" ucap seorang karyawan mewakili yang lain.

"Iya hati-hati semua." Adrian menyunggingkan senyum.

"Iya bos ganteng," ucap mereka dengan nada sedikit bergurau. Tapi memang wajah bos mereka itu tampan dan rupawan.

Adrian hanya terkekeh setelah mendengar itu. "Hahaha."

Satu persatu karyawan meninggalkan cafe, tinggal tersisa Adrian seorang diri di sini, Adrian menutup cafe dengan kunci ganda, setelahnya lelaki itu langsung berjalan ke tempat di mana CCTV terpasang di luar. Sial, ada sesuatu menutupi CCTV, pantas saja hasil rekamannya gelap.

"Shit." Adrian mengumpat ketika melihat CCTV-nya yang sudah tertutup isolasi hitam, lalu melepaskan benda lengket itu dengan satu kali tarikan, dan melemparkannya ke sembarang arah.

Tapi tunggu sebentar, jika orang itu menutup CCTV dengan isolasi, berarti ada kemungkinan dia terekam sesaat
sebelum CCTV berhasil di tutup olehnya. Adrian merogoh gawai berukuran 6inci di saku celananya, kemudian ia segera melihat rekaman cctv beberapa menit sebelum pelaku berhasil menjalankan aksinya.

Alisnya mengerut saat melihat. sesosok bayangan hitam sekilas
terlihat sedang mengitari, seperti
mencari situasi aman untuk dirinya
memulai aksi. Adrian menghentikan
rekaman itu matanya menilih,
memperhatikan sosok bayangan
hitam itu. Siapa dia ...?

Dari postur tubuhnya dia dapat
menyimpulkan kalau sesosok
bayangan hitam itu lelaki....
mungkinkah orang itu salah satu
musuh keluarga Martadinata? bisa
jadi iya memang musuh, tapi siapa?

Bukankah musuh keluarganya sudah lama tak terlihat, mengapa tiba-tiba kembali... apa yang sebenarnya sedang terjadi.

Adrian meremas pangkal hidungnya, lalu segera masuk kedalam mobil, gawainya ia lempar ke kursi penumpang di sebelah. la mengendarai mobil Mercedes Benz menuju salah satu bar di daerah Jakarta, kepalanya sangat pusing memikirkan tiap masalah yang menghampirinya tanpa henti. la butuh ketenangan.

Sesampainya ia di sebuah club
malam, lelaki itu melangkah pasti
masuk ke dalam. Gemerlap lampu
menyoroti iris matanya sebuah musik
DJ di putar di sana. Seorang kepala klub dengan ramah menyambutnya, dan menghantarkannya menuju ruang VVIP.

Seorang bartender menghampirinya. Adrian memesan satu botol minuman beralkohol dengan kadar sedang. Sedang untuk ukuran kadar alkohol yang biasa lelaki itu minum.

☘︎𓇢𓆸

Adrian tengah berada di ruangan VVIP sebuah klub malam ia duduk sendiri di sebuah sofa besar setengah botol wine telah ia minum. Namun, belum juga mampu membuat lelaki itu kehilangan kesadaran.

Liberta [ON GOING] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang