Liberta| chapter 11

51 14 4
                                    

Setelah mengecek notifikasi di gawai, Adrian langsung kembali menemui Kayren yang masih menunggunya di tempat mereka berbincang tadi, tetapi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah mengecek notifikasi di gawai, Adrian langsung kembali menemui Kayren yang masih menunggunya di tempat mereka berbincang tadi, tetapi. Ada yang berbeda dengan raut wajah lelaki itu setelah keluar dari toilet. benar raut wajahnya terkesan lebih pahit.

Adrian menghampiri perempuan yang tengah berkutik dengan gawai yang tak terlalu besar. Kemudian dia mengajak perempuan itu untuk segera beranjak dari tempat ini, "Ayo kay."

"Oh ayo kak." Kayren mematikan gawainya, dan kemudian dia berdiri dari duduknya.

Adrian dan Kayren mereka berjalan berdampingan satu sama lain, hingga akhirnya mereka sampai di mana mobil Mercedes-benz CLS 63 terparkir, mereka pun segera masuk ke dalamnya.

Meskipun susana di jalanan cukup ramai. Namun, di sepanjang perjalanan tak ada suara manusia yang terdengar di dalam mobil Mercedes berwarna putih. Merasa berada di Atmosfer yang semakin sunyi membuat gadis yang duduk di sebelah Adrian berniat membawakan satu topik pembicaraan.

Sebenarnya dia melihat ada yang aneh semenjak laki-laki di sebelahnya keluar dari toilet di Mestro cafe, perempuan itu merasa bahwa Adrian terlihat berbeda dari sebelumnya, walupun Adrian tak menunjukkannya secara signifikan. Namun tetap saja itu bisa terlihat dari raut wajahnya yang terasa sedikit pahit.

"What's wrong, kak, ada masalah ‘kah dari tadi Kay, perhatiin ka Adrian seperti sedang memikirkan banyak hal di kepala?" tanya Kayren secara tiba-tiba.

"Tidak ada masalah apa pun Kay, saya hanya terlalu fokus sama jalanan," ujar Adrian bohong. "Sorry ya."

Kayren tersenyum sekilas mendengar pernyataan itu, tetapi ia tak percaya pada ucapan yang terlontar dari mulut lelaki itu, mana bisa dia mengatakan tak ada masalah. Tapi raut wajahnya terlihat berbeda dengan perkataan yang ia lontarkan.

Sedangkan Adrian tetap menatap lurus jalanan di depan, memang saat ini kepalanya dipenuhi oleh berbagai macam isi, perihal masalah dia dengan papahnya saja belum selesai, dan sekarang tiba-tiba wanita itu menghubunginya seolah akan mengejar hingga akhir episode.

"Aku denger ka Adrian mengambil jurusan IT di kampus ya," kata perempuan itu. "Aku denger dari Andira."

Lelaki yang sedang mengemudi itu menganggukkan kepalanya sekali, kemudian sekilas melirik ke arah perempuan di sebelahnya. "Iya kamu benar, kamu ada ketertarikan di bidang IT juga ‘kah?" tanya Adrian kepada perempuan yang duduk di sebelahnya.

"Sebenarnya aku punya rencana untuk ambil teknik informatika di seleksi SBMPTN nanti. Tapi, pas aku cek ternyata sainganku lumayan banyak untuk mengambil jurusan itu." Kayren mengerutkan bibirnya hingga menciptakan lengkungan kebawah.

"Kamu jangan insecure duluan, Kay, mungkin aja takdirmu emang ada di situ." ujar Adrian, bertujuan supaya perempuan di sebelahnya tidak mengalami insecure lagi, dan supaya perempuan itu menghilangkan pikiran negatif di dalam dirinya.

Liberta [ON GOING] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang