PROLOG

70 4 0
                                    

-
-

"Sara?" Tanya Eunha memastikan apa yang baru saja ia dengar dari ruangan ujung sana.
Ia sedikit terkekeh mendengarnya,

Bukankah nama Sara terdengar aneh? Pikirnya.

Ia tak begitu peduli dengan celotehan aneh Min Yoongi yang menjelaskan arti nama itu. Suara samar yang ia dengar dari dapurnya itu terdengar seperti gemericik air yang berisik, yang ia pedulikan sekarang hanyalah telur dadarnya yang hampir matang. Haaah pekerjaan di dapur jauh lebih penting sekarang.

"Eum, bukankah itu bagus untuk nama panggung mu nanti?"
Kata bocah lelaki yang sedari tadi sibuk mencoret hampir 10 kertas itu.
Ia masih terpaku di ruangannya, entah sudah berapa lama ia duduk di kursi keramat itu.

"Em. Tapi akan lebih bagus jika kau segera makan telur ini"
Eunha menyuguhkan telur dadarnya dan semangkuk nasi itu ke hadapan sahabatnya yang berambisi untuk jadi produser ini.

"Kau benar. Otak ku tak akan bekerja jika perutku kosong. Gomawo"
Yoongi langsung melahap nasi dan telur dihadapannya itu.
Apa memang biasanya telur dadar bisa seenak ini? Batinnya.

Tak sampai 5 menit, semangkuk nasi itu sudah kosong tak bersisa.

"Sial, aku melupakan kecap" ucap Yoongi sambil mengunyah nasi terakhirnya.

Eunha hanya terkekeh, bisa-bisanya dia baru teringat setelah ia menghabiskannya tak bersisa.

"Yaaa... jika kau makan dengan cara seperti ini, ketika dewasa nanti kau benar-benar harus menjadi orang kaya yoongi ssi"

Eunha segera membersihkan mangkuk dan piring yoongi, dan meninggalkan nasinya yang masih menggunung.

"Tentu saja, kita berdua akan sukses dimasa depan. Kita akan jadi partner musisi yang hebat nantinya. Aku akan menjadi produser, dan kau akan menjadi idol. Aku akan membuatkan kau lagu yang bagus nanti" ucap seorang pelajar SMA itu.

"Apa itu akan bergenre Hip Hop? Kau pikir aku bisa melakukan rap seperti mu?"

"Tentu saja tidak... apa kau pikir aku hanya bisa membuat musik Hip Hop? Yaaa Eunha ya, sudah berapa lama kau mengenal ku? Aku ini Min genius PD Nim, aku bisa membuat semua genre musik. Aigoo apa kau meragukan kemampuan ku?"

Eunha tersenyum meledek "Baiklaah Min genius PD nim.
Tapi.. bukankah aku jauh lebih hebat darimu dalam memproduksi lagu? Bahkan kau banyak belajar dariku" ucapnya sambil terkekeh.

Yoongi hanya terdiam, karna memang itulah faktanya. Ia pun mengakui kehebatan Eunha dalam memproduksi musik.

Eunha menarik kursinya, ia duduk di dekat Yoongi yang sedang menghadap ke piano nya itu.

"Jadi, lagu seperti apa yang akan kau buat untuk ku?" Tanyanya antusias.

"Tergantung seperti apa grup mu nanti"
Yoongi memutar kursinya, ia sedikit menjauhkan tubuhnya dari Eunha. Bahkan setelah 3 tahun kenal pun, ia masih tak bisa berdekatan dengannya.

Untuk menghilangkan kecanggungannya, ia memainkan blok piano itu secara acak, namun tetap indah didengar.

"Tapi aku tak ingin jadi idol, aku ingin jadi penyanyi"

Yoongi menghentikan jarinya
"Penyanyi? Solo?" Tanyanya ragu

"Eum..."

Melihat senyum optimis Eunha yang secerah pelangi itu membuat Yoongi bungkam. Ia tak ingin mengatakan hal yang terkesan meragukannya. Meskipun ia tau, akan lebih sulit untuk menjadi penyanyi solo daripada grup idol.

"Baiklaah.. apa aku harus memulai membuatkan mu lagu dari sekarang?"

"Wae?? Kenapa tiba-tiba?"

SARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang