1. PIANO

24 3 0
                                    

-
-

*Ting tong*
Bel sekolah berbunyi, semua siswa yang tadinya tak bersemangat itu kini menjadi sumringah kembali setelah mendengar bel yang menandakan saatnya pulang.

Setelah hampir semua siswa meninggalkan kelas, Yoongi dipanggil oleh gurunya untuk membantunya membawa buku PR para murid itu ke ruang guru.
Ia hanya mengangguk tanpa keberatan.

Di lorong yang sudah mulai terlihat sepi itu, Yoongi berusaha membawa buku-buku itu dengan hati-hati. Selain berat, tubuhnya yang mungil itu sedikit kesulitan membawanya.

Ditengah perjalanan, ia mendengar suara piano di ruang musik, ia tak bisa melihatnya dengan jelas siapa yang memainkan musik indah ini karna ia buru-buru untuk segera ke ruang guru.

Setelah menyelesaikan tugasnya, Yoongi kembali ke ruang musik itu. Ia hanya ingin mendengarkan musik itu lagi lebih lama.

"Itu indah" batinnya.

Karna keingintahuannya yang tinggi, Yoongi yang masih SMP itu hanya berani mengintip dari balik pintu. Ia tak berani masuk karna takut mengganggu, dan ia juga tak ada keberanian untuk memasuki ruangan yang tak layak ia jamah itu.

Sampai akhirnya, si pianis itu menghentikan permainannya.

"Apa yang sedang kau lakukan?" Tanya gadis yang memainkan piano itu.

Sial, ternyata keberadaan Yoongi diketahui olehnya.

Yoongi pun menunjukkan diri dari balik pintu itu, sambil menggaruk-garuk kepalanya, ia tersenyum kikuk.

"Masuklah, jangan seperti penguntit" ucapnya ketus

Yoongi melangkah memasuki ruangan itu, meskipun itu sekolahnya tapi tak semua murid bisa memasuki ruangan itu. Selain karna kelas musik hanyalah untuk anak kalangan menengah keatas, untuk bisa lolos kelas tambahan musik juga sangat ketat. Hanya anak-anak pilihan saja yang diperbolehkan masuk dan memainkan alat musik mahal itu.

Yoongi hanya diam sambil melihat sekeliling ruangan itu dengan seksama. Mungkin ini kesempatan pertama dan terakhir baginya bisa berada diruangan itu.

"Tampak hebat bukan?"
Ucap gadis itu lagi, ia tau Yoongi sangat takjub dengan ruangan itu.

"Em. Semua terlihat mahal" jawabnya polos

Gadis itu tertawa

"Yaa... kau sadar diri juga rupanya" ejeknya.

"Mwo?" Yoongi tak paham dengan maksud hinaan itu

Gadis itu berdiri dari kursinya, ia menyambut Yoongi dengan tangan nya "Kim Eunha"

Yoongi hanya terdiam, baru kali ini ada anak perempuan yang mengajaknya berkenalan dengan jabat tangan.

"Apa kau akan membiarkan tanganku seperti ini terus? Tch"

Yoongi menerima sindiran itu, ia pun menjabat tangan gadis itu setelahnya.

"Min Yoongi"

Sesimpel itulah mereka berkenalan.

"Aku dari kelas 2-1. Sepertinya aku baru melihatmu, apa kau adik kelas ku?" Tanya Eunha

"Aniya... aku kelas sebelah, 2-2"

"Mwo yaa?? Kenapa aku tak pernah melihatmu sekalipun"

Yoongi memang anak yang pendiam, dia juga tak terlalu menonjol di sekolah. Ia termasuk golongan anak yang biasa saja.

Tak seperti Eunha, selain sikapnya yang ramah, Eunha juga termasuk anak yang cukup menonjol karna ia berada di circle anak kalangan menengah keatas.

Dilihat dari pakaian mereka saja sudah sangat berbeda.
Meskipun keduanya sama-sama menggunakan seragam, tapi seragam Yoongi yang sudah lusuh itu terlihat mencolok jika disandingkan dengan Eunha. Apalagi sepatu yang solnya hampir lepas itu, sangat jelas terlihat perbedaan kasta keduanya.

SARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang