11. ALONE

8 2 0
                                    

-
-

Yoongi merebahkan badannya di ranjang yang sempit itu.
Ranjang susun yang dipakai 4 anak itu agaknya terasa semakin keras kali ini.
Di ruangan yang sempit yang diisi 7 anak laki-laki itu terasa sesak seperti biasanya.
Tapi tak apa, Yoongi sudah terbiasa dengan ini. Bahkan ia sudah terbiasa tidur meringkuk seperti udang karna memang kamar aslinya pun tak lebih besar dari yang ada di dorm.

Yoongi menyalakan ponselnya.
Sudah tiga hari ponselnya mati karna ia berada di rumah sakit. Ia tak menghubungi keluarganya, bahkan juga Eunha.

Pikirannya kosong, seluruh badannya terasa sakit. Kenapa nyeri di badannya tak kunjung hilang? Padahal selama tiga hari di rumah sakit, ia hanya tidur dan tak melakukan apapun.

Sesaat setelah ponselnya itu menyala, puluhan notifikasi muncul dari sana.
Eunha menghubunginya puluhan kali, tentu saja ia khawatir karna tak mendapat kabar dari Yoongi.
Meski dalam kesibukannya sebagai trainee, Yoongi tak pernah sekalipun tak menghubungi Eunha seharian penuh. Ia biasanya menghubunginya di jam istirahatnya. Meski hanya sebentar, tapi kabarnya sangat ditunggu oleh Eunha.

From : SARA

"Kau baik-baik saja?"
"Apa yang terjadi?"
"Yoongi yaa?"
"Kenapa tak menjawabku?"
"Aku akan memukulmu saat kita bertemu!"
"Aku merindukanmu"
"Kau sibuk?"
"Tolong hubungi aku"

Yoongi membaca puluhan chat dari Eunha itu pelan-pelan.
Setiap kata yang ia baca, kenapa terasa pedih?
Ia seperti telah menyakiti Eunha berulang kali, padahal... ia sendiri belum bisa menyembuhkan diri sendiri. Bagaimana ia bisa menyembuhkan kekecewaan Eunha nantinya?

"Haaaaah"
Yoongi hanya membuang nafas kesalnya. Kesal dengan keadaannya saat ini. Bahkan disaat masa-masa sulit ini pun ia tak bisa menceritakannya ke siapapun. Meskipun setiap hari Eunha bertanya bagaimana kabarnya, apakah dia baik-baik saja. Ia selalu mengatakan "aku baik-baik saja"
Ia selalu menampilkan senyum terbaiknya saat video call.
Meskipun setelahnya, ia menangis sendirian di kamar mandi. Tapi, hal itu bisa ia lakukan hingga tanpa sadar sudah 8 bulan ia terkurung di neraka ini.

Meski demikian, ia juga tak mau keluar dari sini
Ia berjanji pada dirinya sendiri, ia harus mengubah nasibnya sendiri di tanah yang bagai gurun pasir ini.

"Aku baik-baik saja" - Yoongi

Yoongi hanya membalas dengan kalimat klise itu.
Eunha yang awalnya sangat bersemangat melihat notifikasi di ponselnya itu, tiba-tiba suasana hatinya berubah.
"Ada apa dengannya?" Gumam Eunha.

*SARA video calling*

Yoongi mengusap wajahnya.
Bahkan ia sedikit melakukan pemanasan di wajahnya agar ia bisa tetap tersenyum saat Eunha melihatnya.

"Wae?... kau merindukanku?" Tanya Yoongi sambil tersenyum

"Yaa.. ada apa dengan mu?? Kemana saja kau??"

"Maafkan aku.. manager mengambil ponsel kita agar kita fokus latihan. Latihan semakin intens karna trainee sudah semakin sedikit, semua yang tak lolos seleksi dipulangkan" jelasnya berbohong

"Dipulangkan? Lalu... kau juga bisa dipulangkan?"

"Jangan khawatir.. kau tau kan aku produser yang hebat? Itu kelebihan ku disini. Aku salah satu member yang masuk prioritas debut"

"Syukurlah... aku khawatir kau menghilang beberapa hari. Lain kali, kabari aku dulu"

"Eum.. mian. Karna semuanya mendadak, aku tak sempat menghubungi mu"

"Tch... Yoongi yaa... kapan kau akan pulang?"

Yoongi berfikir sejenak
"Hmm molla... tapi, sepertinya tidak dalam waktu dekat"

SARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang