PROLOG

61 6 2
                                    


CALL ME NANA!

___________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

___________________

Seorang bocah laki laki berusia sepuluh tahun duduk di bangku taman yang sepi. Panas nya matahari pada siang itu membuat wajah bocah laki-laki tersebut memerah.

Dia sedang menunggu ibunya yang membeli minuman di sebrang jalan.

"Revan" suara tersebut berhasil mengalihkan perhatian bocah itu pada ibunya yang sedang berjalan sambil membawa dua botol air mineral di tangannya

"Bunda"bocah laki-laki itu berlari menghampiri ibunya.

BRAKK

Tubuh bocah laki-laki itu mematung menatap lurus ke depan. Ia melihat tubuh ibunya yang sudah tergeletak di Tanah dan mobil yang tadi menabrak ibunya juga berhenti.

Ketika kembali menemukan kesadaran Dengan segera bocah laki-laki itu berlari ke Tengah jalan menghampiri ibunya "bunda hikss, bundaa."

"Tolongin bunda sayang"ujar Mayang dengan mata yang berkaca-kaca menatap wajah putranya yang kini sedang menangis.

Revan menatap satu persatu wajah laki laki berbadan besar itu dengan tatapan yang tajam.

"Tahan dia"tintah seseorang yang wajahnya tertutup oleh masker.

"Baik bos"jawab nya

"Akkhhh!"teriak nya sembari memberontak berusaha lepas dari dekapan laki laki berbadan besar itu.

"Bawa wanita itu"ujar nya lagi.

"Lepasin Evan! Arghh lepass!"

"Diam!"sentak laki laki itu. Namun tidak di indahkan oleh nya. Bocah itu semakin memberontak kala tubuh ibunya mulai di angkut ke dalam mobil.

"Lepaskan dia dan cepat masuk"

"Jangan bawa bunda Evan!"teraik Nya lalu berlari mengejar mobil yang membawa ibunya

Bocah itu berlari sekuat tenaga dengan air mata yang bercucuran membasahi pipinya. Sesekali ia sempat terjatuh dan berusaha bangkit lagi.

Brukk!

Tubuh bocah tersebut ambruk ke Tanah. Ia Sudah tak sanggup lagi berlari. Dan melihat mobil yang membawa ibunya mulai menghilang dari pandangannya

"Bunda hhaaa, bunda hikss"

Ia mengedarkan pandangannya menatap sekeliling dan mendapati orang orang sedang menatap dirinya. Namun tak ada satupun dari mereka yang berniat untuk menolongnya, padahal kejadian penculikan itu terjadi jelas di depan mata mereka.

Tapi mereka hanya diam sembari menatap iba ke arah Revan yang sedang menangis. Bahkan beberapa dari mereka ada yang berbisik-bisik dan menertawakan bocah itu. Bocah itu yakin orang orang pasti menertawakan nya karena penampilannya yang seperti gembel. Baju yang penuh dengan lubang, celana pendek yang sudah usang dan wajahnya penuh dengan debu.

REVAN [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang