diaries [ nine ]

90 12 0
                                    

.

.

.

.

"Hey haechan"

Yang di tepuk bahunya itu pun menoleh ke arah sumber suara. Haechan mengangkat alis.

"Oh soobin, duduk bin" katanya, menyuruh soobin duduk di kursi depannya.

Soobin mendudukan dirinya di kursi itu.

"Kok lo bisa nyasar sampe sini?" Tanya soobin yang heran, kenapa bisa haechan nyasar sampai ke perumahanya.

Haechan yang di tanya itupun menaruh handphonenya yang sedari tadi ia mainkan
"Ouh, tadi gue ke rumah bang mark, terus laper, jadi mampir sini dulu" Kata haechan sambil menyeruput es teh nya.
"Kalo lo sendiri, kok bisa di sini bin?"

"Rumah gue deket sini, deket sama kost-an sunwoo juga"

Haechan mengangguk paham mendengar penjelasan soobin.

Soobin terdiam, tadi haechan bilang dia pergi ke rumah mark, berarti rumah mark dekat dengan rumahnya juga.

"Rumah mark di mana chan?" tanya soobin pemasaran.

"Ada deket sini"

"Anterin gua dong!"

"Kagak bisa gue bin, mau ada urusan abis ini"

"Ya udah besok"

Haechan berfikir sejenak, lalu mengangguk.
"Oke, gue tunggu di warung ini jam 9 ya" Seru haechan.

Setelah mengucapkan itu, dia berpamitan dengan Soobin, karena ia sudah di telefon orang tuanya, untuk segera pulang.

Soobin menatap haechan yang kian menjauh.

Besok dia akan mengajak ke tiga temanya juga, semoga mark mau membantu mereka, mengembalikan jeno ke waktu sekarang.

"Bang soobin, ini baksonya" Jisung berseru sambil menunjukan plastik berisi bakso, seruan itu mampu membuyarkan lamunan soobin.

Ia segera beranjak dari duduknya dan menghampiri jisung, berniat untuk membayar.

Setelah melakukan transaksi, ia segera berjalan lagi. Menuju rumahnya.

•••

Pagi-pagi sekali, pukul 8 pagi tiga remaja pengangguran itu sudah sampai di warung jisung.

Setelah soobin memberitahu mereka melalui grub chat, Jaemin dan Renjun langsung menyetujui dan pukul 7 pagi sudah sampai di rumah soobin. Sedangkan sunwoo, dia belum bangun karena rumah dia dekat dengan soobin, dia bisa mengulur waktu pergi ke warung itu

Soobin yang belum bangun itupun merasa terganggu karena suara ramai di rumahnya, sehingga ia pun bangun lalu beranjak mandi dan bersiap.

mereka sudah mendudukan diri di kursi pelanggan warung ibu jisung, mereka bertiga juga melihat jisung yang mengelap meja dan kursi. Jika pagi seperti ini Bu Raisa—Ibu Jisung, berjualan nasi uduk.

Kebetulan ketiga remaja itu belum sarapan, maka mereka memilih sarapan di warung Bu Raisa.

"Bu, nasi uduk tiga ya, gak usah pedes semua" Pesan Jaemin pada Bu Raisa yang ada di balik etalase makanan.

"Oh iya siap" Bu raisa menjawab sembari menyiapkan pesanan mereka bertiga.

Pagi-pagi seperti ini juga sudah banyak yang pergi ke warung bu Raisa untuk sarapan.

[1]Diaries ; Jeno Lee (✔️) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang