the last diaries

120 14 0
                                    

.

.

.

.

"GUE PENGEN MUNTAH" Sunwoo yang mendarat paling tidak elit itu pun berteriak dengan kesal.

Jaemin terduduk, kepalanya sangat pusing, sedangkan Renjun pingsan, soobin memejamkan mata sambil memegangi kepalanya yang sakit.

Soobin merasakan seperti ada penggalan peristiwa masa lampau yang masuk ke ingatanya, ketika ia menatap tempat ini, kepalanya semakin pusing.

"Bin, lo gak papa bin" Jaemin mendekat ke arah soobin, yang di tanggapi oleh anggukan.

setelah di rasa kepalanya sudah berhenti menampilkan kejadian abstrak, dia pun mulai membuka matanya. Lalu menatap sekeliling.

Mereka sedang berada di wilayah masyarakat yang sedang bekerja, banyak dari mereka yang berpenampilan mengenaskan, bahkan ada beberapa laki-laki paruh baya yang tergeletak di tengah kegiatan mencakul ladang itu, ketika para pekerja wajah asia berhenti, maka akan muncul pria dengan wajah khas belanda itu memukul para pekerja. Sungguh sangat kejam!

Mereka bertiga—Renjun masih pingsan. menarik kesimpulan bahwa mereka sedang berada di deket wilayah kerja rodi—Kerja paksa zaman kolonel belanda.

Iya. Mereka sudah sampai di tahun 1817.

Tetapi masyarakat peribumi itu tidak menghiraukan empat remaja yang seperti orang linglung masih terduduk di tanah yang kotor itu. Mereka terlalu sibuk bekerja, karena takut akan di siksa oleh tentara belanda.

"Gue pengen muntah cok" Sunwoo berbisik di telinga Jaemin.

Jaemin yang masih mengamati keadaan sekitarnya pun menatap ke arah sunwoo. "Jangan muntah disini, kita bisa di penggal sama petinggi belanda" Ucap Jaemin.

Ia sudah mulai berdiri dan membangunkan Renjun. Renjun yang mulai sadar itu masih di buat linglung, apalagi menyadari bahwa ia melihat pemandangan yang sangat mengenaskan.

jaemin yang sudah berdiri itupun jatuh kembali, kala punggung nya dari belakang di hadang oleh tembakan panjang.

"Mati kita ren" Gumamnya cemas.

Tentara belanda itu mengepung mereka ber empat, sambil terus menodongkan pistolnya ke arah remaja itu.

"Kalian siapa?" Tanya salah satu tentara belanda dengan mata biru dan rambut pirang, menatap jaemin dengan tajam.

Jaemin sudah di buat ketar ketir, apalagi mereka sudah di kepung seperti ini, sudah jelas mereka bisa mati!.

"Kami dari masa depan" Renjun berucap jujur.

Sedangkan ke lima tentara belanda yang mengepungnya malah tertawa sangat keras.

"Kalian adalah remaja bodoh, yang selalu mengarang cerita" Ucap salah satu pria belanda dengan surai warna cokelat, dan tubuhnya yang sangat putih.

"Tetapi di lihat dari pakainya, mereka memang terlihat lebih modern" Salah satu pria yang terlihat paling muda di sana mengutarakan pendapatnya.

Tentara Belanda yang sepertinya terlihat paling tua itupun menoleh ke arah Sunwoo yang sekarang sudah mulai berdiri.

"Mereka hanya sekumpulan remaja tidak jelas, sebelumnya juga ada remaja ber-rambut biru yang mengaku hal seperti itu, bawa mereka ke gudang,  di  tempat remaja rambut biru itu di kurung!" Perintah pria belanda bersurai putih itu.

ke empat remaja yang sebentar lagi akan menjemput ajal itu, di dorong dengan kasar menuju gudang yang penuh dengan jerami.

"Tinggalah di sana, kalian lumayan untuk di jadikan budak! Kami akan memberikan kalian makan satu hari sekali, semoga kalian tidak cepat mati, seperti laki-laki itu" Tunjuk tentara belanda yang paling muda ke arah laki-laki dengan rambut biru, yang sekarang sedang tertidur di jerami.

[1]Diaries ; Jeno Lee (✔️) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang