diaries [ seven ]

95 12 0
                                    

.

.

.

.

"Kenapa langit warna biru?" Tanya Sunwoo di tengah perjalanan menuju taman itu, setelah perbincangan tadi, mereka memutuskan untuk mempercepat langkah mereka. Karena langit semakin mendung, jika hujan mereka tidak membawa payung.

"Karena kalo merah, itu warna cinta ku padamu anjay" Sunwoo melanjutkan gombalan tidak bermutunya itu

Dan hanya mendapati tatapan geli dari soobin.

"Karena matahari itu punya beberapa warna dan biru sama ungu itu mendominasi jadi—"
sebelum Jaemin menyelesaikan kalimatnya. Ia melihat sunwoo sudah berlari terlebih dahulu.
Dan mampu membuatnya menghela nafas lelah.

Renjun yang melihat adegan tidak bermutu itu hanya menggeleng dan menepuk bahu jaemin "Udahlah jaem, biarin aja"

Sunwoo sudah berlari mendahului mereka dan sekarang dia sudah sampai di taman yang mereka tuju sedari tadi.

Ia menunggu teman-temanya yang tak kunjung sampai. Ketika melihat ke tiga temannya dia langsung melambaikan tangan ke arah mereka

"Hadeh gile, kok jadi jauh banget, dulu kayaknya gak sejauh ini" Keluh soobin, yang sekarang sudah mendudukan dirinya di kursi taman.

Dulu saat mereka berkumpul disini, sekitar 3 tahun yang lalu, saat mereka kelas 3 SMP, saat itu sehabis pulang sekolah mereka memiliki suasana hati yang sedang tidak baik. karena kursi kecil di taman itu ada 5 buah, ke lima remaja yang memang sedang sedih itu, mendudukan diri di sana untuk menenangkan pikiran, datang ke tempat itu dalam waktu yang berbeda-beda namun bersamaan. Mereka belum saling mengenal.

Saat itu nilai Jaemin jelek, dan dia sangat membenci jika nilainya jelek. Dia akan menghukum dirinya sendiri dengan tidak makan.

Soobin di tuduh temannya, bahwa dia mencuri uang milik temannya, karena saat itu memang kondisi ekonomi keluarga soobin sedang tidak baik-baik saja. Jadi wali kelasnya pun menganggap bahwa soobin yang mencuri uang itu.

Sunwoo di marahi kedua orang tuanya karena mereka mengira ia bolos sekolah, karena pergi ke warnet untuk bermain game, padahal sekolahnya di liburkan karena ada rapat dadakan, teman sunwoo yang mengadukan bahwa sunwoo bolos sekolah dan malah pergi ke warnet, maka sunwoo di marahi habis-habisan hingga ia tidak boleh keluar rumah, tetapi sunwoo yang memang nekad, melarikan diri keluar rumah, saat orang tuanya pergi kerja. ia melarikan diri ke taman ini.

Renjun tidak boleh melukis.
Renjun tidak di perbolehkan melukis oleh ibunya. Karena bagi ibu Renjun, melukis tidak menghasilkan apapun, apalagi saat itu nilai Renjun B semua, dan itu mengundang amarah ibu Renjun.

Tetapi saat mereka ber empat melamun di taman dengan masalahnya masing-masing, Jeno menghampiri mereka dan memberikan senyuman mengatakan bahwa semuanya akan baik-baik saja. Mereka ikut merasakan kebahagiaan saat melihat senyuman itu. Dan sore itu, mereka berbincang riang, lalu menjalin persahabatan.
hingga saat ini.

"Gue jadi sedih kalo inget dulu" Celetuk Jaemin mengamati keadaan taman sekitar. Taman itu sudah berubah menjadi lebih aestetic

"Tapi Jeno nyimpen apa di sini? Gak ada apa-apa?" Tanya sunwoo bingung

Renjun mengelilingi taman sembari melihat keadaan sekitarnya. Dia bahkan meraba kursi, layaknya seorang detektif, tungkah renjun itu hanya di amati oleh mereka bertiga, mereka tidak ada niat untuk membantu berkeliling.

sampai tiba-tiba Renjun menghentikan langkahnya. Dan menatap tanah yang ia pijak tadi.

"Ada apaan Ren?" Tanya Jaemin mendekat ke arah Renjun.

Renjun sekarang berjongkok, untuk meraba tanah itu.

"Tanah ini beda, gak datar kayak tanah yang lain"

Sunwoo dan soobin yang ikut penasaran itu pun menghampiri mereka berdua, menatap mereka dengan alis yang bertaut penasaran tentang apa yang akan mereka lakukan nanti.

"Gali tanah ini" Tunjuk renjun ke arah tanah yang akan mereka bongkar itu.

Tentu itu membuat mereka ber tiga keberatan akan perintah renjun, karna mereka ke taman pun tidak membawa alat apapun. Lalu mereka ingin menggali tanah dengan apa?. begitu pikir Sunwoo dan Soobin. Selain itu jika mereka menggali tanah ini takut nanti mereka terkena tuduhan, karna merusak fasilitas taman itu.

"Ini gak dalem, terus tuh ada sekop di deket ayunan" Tunjuk Renjun ke arah sekop yang menganggur disana, sepertinya itu di gunakan untuk membuat wahanan pasir.
Soobin segera mengambil sekop itu dan memberikannya ke Renjun. Renjun menggali tanah itu, baru sekali galian tanah itu langsung terbuka menunjukan ada kotak ukiran di dalam sana.

"What the hell, harta karun bro?" seru soobin senang sambil mengangkat kotak itu.

"Tapi di sandi anj"

"Lah iya, coba tanggal lahir Jeno" Sunwoo memberikan saran, dan jaemin mulai mengatur angka-angka itu.

Namun sayangnya tidak berhasil.

"Coba tanggal ulang tahun kita berlima" Saran Soobin, yang langsung di coba oleh Jaemin.

Namun tetap tidak berhasil.

"Kita ketemu pertama kali disini tanggal berapa?" Renjun bertanya, sedari tadi dia berfikir keras.

"Berapa ya, gue lupa?" Jaemin menggaruk rambutnya, karena dia sudah tidak ingat. Kejadiannya 3 tahun lalu.

"1 April 2019" Sunwoo berucap.

saat itu, sebelum dia pergi ke taman, dia sempat melihat kalender, yang ada di dapurnya. Setelah itu dia keluar lewat jendela belakang.

setelah mendengar ucapan Sunwoo barusan, Jaemin langsung mengatur angka-angka itu.

Dan kotak itu berhasil terbuka.

Keempat remaja itu langsung mengerumuni kotak itu dengan rasa penasaran yang tinggi.

Jaemin membuka kotak itu dengan perlahan, karna di kubur dengan tanah, saat di buka, kotak itu sedikit macet.

"Kunci?" Renjun mengrenyitkan dahinya, kala melihat isi kotak itu adalah kunci

"Gue kira surat anjay"

"Gue kira malah emas jaem"

"Otak lo mah duit mulu bin"

mereka menjauhi kotak dan duduk di kursi kecil itu. Sedangkan Renjun masih mengamati kunci itu.

"Paling kunci mainan"

"Tapi gue masih mau tetep nyimpen kunci ini" Renjun berucap sambil membawa kotak itu di tanganya.

Setelah merasa mereka sudah cukup lama berisitirahat, mereka akan pulang menuju rumah.

Karena besok mereka akan sekolah lagi, dan hari itu adalah hari Senin, yang artinya ada matematika.

.

.

.

.

.

.

.

.

[1]Diaries ; Jeno Lee (✔️) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang