"Noie kecewa."

3.9K 491 27
                                        

Di sore hari Jeno yang telah mandi sore bermain dengan bundanya di halaman depan rumahnya. Bukan bermain sebenarnya. Doyoung mengajak Jeno untuk mengamati ulat yang sedang memakan daun bunga Kamboja.

"Ulat makan banyak banyak unda~"

"Iya~ Ulat harus makan banyak biar nanti pas jadi kepompong nggak usah makan soalnya masih kenyang~"

"Pompong?" Jeno menatap bundanya penuh tanya.

"Ke~ Pompong~ Dia ulat tapi ada rumahnya~ Nanti deh bunda kasih tau~"

Si kecil yang masih tak paham kembali mengamati helai daun Kamboja yang kini tinggal sedikit.

5 menit setelahnya Jeno yang bosan beranjak dari duduknya. Ia berjalan menuju gerbang untuk mencari hal menarik.

"Unda Noie main sana ya~" Ujar Jeno begitu melihat segerombolan anak di ujung jalan.

Sang bunda pun tanpa berfikir dua kali langsung membuka gerbangnya. Mempersilahkan Jeno untuk bermain dengan anak gang sebelah.

"Mainnya di deket rumah aja ya~"

"Siap bunda!" Teriak Jeno sambil berlari menuju teman-temannya.

Doyoung kemudian duduk di bangku dekat gerbang. Ia pantau putranya dari rumah, takut jika sesuatu hal tak diinginkan terjadi pada si kecil. Terlebih ini adalah kali pertama Jeno bermain keluar sendirian.

.

"Kakak napain kakak?" Jeno berjongkok seperti yang lain.

Woojin, anak yang tepat di samping Jeno sontak berdiri. Raut mukanya yang semula senang mendadak kesal. "Jangan ajak main Jeno." Bisik Woojin pada yang lain.

Hal itu tentu membuat 3 orang yang lain ikut berdiri dan menjauhi Jeno.

Jung Jeno yang tak mengerti apapun berdiri, mata sipit itu melihat temannya kebingungan. Apa yang salah dengannya?

"Sana kamu nggak usah ikut kita main." Soyeon mendorong Jeno agar mundur beberapa langkah.

"Noie ikut!"

"Kamu itu masih bayi! Nanti nangis ngadu ke ayahnya. Udah udah ayo kita pindah!" Woojin lalu menaiki sepedanya dan pergi.

Sementara itu Changbin yang melihat teman-temannya pun ikut menaiki sepeda. "Kapan-kapan kita main ya Jen." Ujarnya sebelum menyusul temannya.

"Hiks!"

Hati Jeno sakit mendapat penolakan seperti itu. Tubuh bergetarnya berbalik, dengan matanya yang buram Jeno melihat seseorang tengah berjalan kearahnya.

"UNDAAA HUWAAAAAAAA~!"

"Jeno~" Doyoung, si orang tadi membawa Jeno ke gendongannya.

"NAKAL UNDA NAKAL! HUHUUU~" Tubuh gempal itu meronta-ronta di gendongan bundanya.

"Sayang~ Pulang yuk pulang."

Kaki jenjang Doyoung pun melangkah menuju rumah mereka. Cukup cepat Doyoung berjalan untuk mengindari pertanyaan dari para tetangga.

"NAKAL! Ndak sayang semua unda~~"

Begitu mereka sampai di rumah Doyoung pun mendudukkan Jeno di sofa depan tv. Ia lalu mengambil air sambil menunggu Jeno puas menangis.

"Hiks!"

"Sudah nangisnya?" Tanya Doyoung sambil membawa segelas air.

"I-iya hiks!"

"Ini minum dulu."

Jeno pun meminum air hingga tandas. Sambil sesenggukan ia menatap bundanya sedih.

"Hiks!"

Loka Loka NoieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang