"Surat buat aku?"

2.2K 263 14
                                        

Tak

Jeno menaruh kotak bekalnya di tempat cuci piring. Sudah menjadi kebiasaannya setelah pulang sekolah langsung menaruh kotak makannya setelah berganti baju. Anak yang kini berada di kelas 3 SD lantas pergi ke tempat sang bunda menonton film.

"Liat apa bunda?"

"Interstellar, mau liat?"

Jeno mengangguk sambil menyamankan posisinya di sofa.

Kemudian sang bunda memutar film dari awal.

.
.

Setelah menonton film, Jeno meminta sang bunda untuk membuatkan camilan. Doyoung yang memiliki stok kentang goreng memilih untuk menggoreng itu dan setelahnya ia membersihkan kotak bekal putranya.

Di depan wastafel Doyoung terdiam melihat bungkus snack di kotak makan sang putra. Seingatnya ia tak membawakan snack ini tadi pagi, atau mungkin Jeno membeli snack di kantin? Tapi putranya bercerita jika uangnya masuk tabungan semua untuk membeli sandal selop iron man.

"Jeno~ Tadi kamu beli jajan?"

Jeno yang tengah menikmati kentang goreng menggeleng cepat. "Nggak~"

"Terus ini snack dari siapa?" Doyoung angkat bungkus jajan itu.

"Oh, tadi Felicia kasih."

Sang bunda tak langsung menjawab. Felicia? Sebentar, bukankah itu gadis yang menyukai Jeno? Bahkan semua orang tua tau tentang kisah cinta anak-anak itu.

"Aku nggak mau tapi dia paksa aku~" Imbuh Jeno.

Putranya sudah 9 tahun dan Doyoung masih tak percaya ternyata si kecil sudah saling menyukai.

"Padahal aku suka Daisy nda~"

"Ya Tuhan~ Tapi bunda nggak mau ya Jeno pacar-pacaran kayak Haechan itu. Inget apa kata bunda kalo pacaran buat orang dewasa."

"Iya bundaaa~ Aku tauuu~" Ini yang Jeno malas dengan bundanya. Memberitahunya terus-terusan tentang ini itu, padahal Jeno sendiri sudah mengerti dan paham, tapi masih saja diberitahu.

.
.
.

Di sore hari Jeno yang telah mandi dan siap untuk bermain ke tempat Changbin dikejutkan dengan kedatangan tukang pos.

"Ini kasihkan ke ayah." Tukang pos yang sudah hafal dengan Jeno memberikan beberapa tumpuk surat pada Jung kecil.

"Okey, makasih pak."

Jeno lantas kembali masuk untuk memberikan surat-surat itu pada sang bunda.

.

"Loh ada surat buat Jeno." Ujar Doyoung setelah memilah-milah surat.

"Iya bunda?! Surat buat aku? Dari siapa?!"

"Dari Bandung." Sang bunda tersenyum hingga membuat Jeno penasaran.

Dahi Jeno berkerut, siapa orang yang ia kenal berada di sana? Maka untuk memuaskan rasa penasarannya Jeno mengambil map berwarna coklat itu.

Sedikit tergesa-gesa Jeno membuka map hingga terdapat sobekan di ujung suratnya.

"Dari Mark?" Mata Jeno berkedip beberapa kali untuk memastikan apa yang ia baca. "Mark siapa?" Jeno tatap sang bunda penuh tanya.

"Teman Jeno dulu, anaknya om Taeyong~"

Jeno tatap kembali sang surat dan membacanya

.

Hai Jeno...

Hehe... Sudah lama ya kita nggak ketemu...
Aku kangen... Kamu kangen aku nggak?
Hehehe...
Oh iya mami mau nikah... Sama om Kun

.

"TEN MAU NIKAH?!" Doyoung langsung berdiri setelah mendengar apa yang Jeno bacakan. Apa ia tak salah dengar? Menikah? Dan ia tak diberitahu? Justru Jeno yang tak mengerti apapun sudah mendapat informasi lebih dulu?!

"Mark nulisnya gitu." Jeno pun melanjutkan apa yang ia baca.

.

Dia baik kayak ayah mu... Tapi om Kun nggak suka melotot hehehe...
Aku udah tanya mami katanya kamu bakal kesini sama om Jaehyun sama tante Doyoung...
Datang ya Jeno...
Sudah aku nggak tau mau ngomong apa lagi hehehe...
Sampai jumpa lagi...

.

"Kita mau ke Bandung bunda?"

Doyoung yang masih berapi-api tak menjawab.

"Bandung jauh?"

"Mana hp bunda?!" Doyoung lirik sana sini untuk mencari hpnya.

"Nggak tau~ Bunda tadi nggak-"

"Ayah mesti denger ini Jen!"

Dan Jeno tak lagi melanjutkan bicaranya karena sang bunda telah pergi ke kamar.

"Hmm~" Jeno tatap tulisan Mark di surat. "Mark itu yang dulu bonceng aku nggak sih?"

Pipi gembil Jeno mendadak panas. Ia ingat potongan kisah saat ia mencium Mark di depan rumah dan hal itu berhasil membuat sang ayah marah. "Xixixi~" kalau tak salah ingat, Mark itu,

ganteng.

.
.
.
TBC~

Loka Loka NoieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang