Yunoh Safari

2.6K 239 37
                                        

86400 Detik

.
.
.

"Yunoh nggak ada di rumah om yuta nda." Ujar Jeno, si anak kedua dari Jung Doyoung sambil duduk di sofa.

Doyoung yang baru saja selesai menyiapkan makan siang menghela nafasnya, putra bungsunya itu sekali keluar dengan Yuta atau Johnny pasti tak ingat waktu. Jika tidak dicari makan siang tentu akan dilewati begitu saja oleh Yunoh.

"Bunda cari adek dulu." Doyoung pun beranjak dari duduknya, tak lupa ia berpesan pada Jeno untuk menjaga Mark yang tengah demam sebelum meninggal rumah.

.

Di lain tempat, terlihat Yunoh tengah naik boncengan sepeda dengan Yuta yang memegang sepeda wanita Ten agar si kecil itu tak jatuh. Saat dirasa Yunoh telah duduk dengan nyaman, Yuta mengambil tali dari keranjang sepeda.

Kaki gempal Yunoh lalu di tali kedepan agar tak terjepit ruji sepeda. Tentu saja hal itu mengundang protes Yunoh karena kakinya tak bisa bebas.

"Biar nggak kena ruji ini." Tak begitu memperdulikan protesan Yunoh, Yuta pun mulai mengendarai sepedanya menuju tempat pemancingan.

"Tak bilangin bunda Unoh loh!"

Yuta hanya tersenyum melihat protesan Yunoh sambil menambah kecepatan sepedanya.

"Unoh bilang bunda loh!"

"Bilangin sana bilangin hahahaha~"

Krauk

Yunoh gigit punggung Yuta saking kesalnya.

"AWHHHH!"

"Lasain!"

.

"Lihat Yunoh nggak?"

Ten, yang bertempat tinggal di samping rumah Yuta menggeleng cepat. Memang sejak ia pulang 15 menit yang lalu ia tak mendengar suara Yunoh dari rumah tetangganya. "Yunoh main kesini emang?"

"Iya tadi pas aku masak." Jawab Doyoung dengan matanya yang terus mengawasi ujung gang.

Ten terdiam saat menyadari sepedanya menghilang. Ia sontak melirik dinding rumah Yuta yang menghadap jendela rumahnya. "Sialan!" Pancingan yang biasanya Yuta taruh disana menghilang.

"Apa apa?"

"Anakmu pasti diajak Yuta ke pemancingan. Kebiasaan!" Amarah Ten meledak saat mengetahui Yuta lagi-lagi meminjam sepedanya tanpa ijin.

"Pemancingan yang mana Ten?"

"Koh Afuk. Cuman disana dia bisa ngutang."

Doyoung lantas menaiki motornya dan pergi menuju pemancingan.

.

"Cacingnya mana?"

"Nih." Yunoh menyodorkan semangkuk cacing pada Yuta.

Yuta dengan telaten mengaitkan cacing yang besar pada kail pancing. Berharap ia mendapatkan ikan besar untuk dimakan.

"Ntar kalo dapet suruh bunda masakin." Ujar Yuta setelah kailnya ia lempar ke kolam.

"Siap!"

Tak ada lagi percakapan antara mereka, Yuta sibuk mengamati pelampung pancingannya dan Yunoh yang hikmat mengamati cacing-cacing di mangkuk.

Si bungsu Jung yang masih penasaran mengulik cacing-cacing itu dengan jemari mungilnya.

"Cacing sama ulal panjang apa om?"

Loka Loka NoieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang