"Unda capek?"

2.1K 250 14
                                    

"Jeno tadi habis kasih makan monyet ya?"

"Hu'um! Selu yah! Noie belani~" Mata Jeno menyipit dan bibirnya mengembang. Ia sangat bangga dengan keberaniannya tadi.

Tak mau kalah keren dengan putranya, Jaehyun menceritakan kisahnya saat kecil m "Dulu ayah juga ngasih makan monyet pas di kebun binatang."

"Iya ayah?! Munyet besal?!"

"Iyaaaa~ Badannya gede kayak gajah~"

"Uwaaaa~ Ayah hibat!"

Mendengar cerita yang sangat berlebihan dan juga mustahil itu Doyoung menggelengkan kepalanya pelan. Mana ada monyet sebesar gajah dan Jeno kenapa sangat percaya dengan suaminya.

"Jeno juga hebat! Nggak takut."

"Noie belani unda~" Jeno sandarkan kepalanya di dada sang bunda.

"Iya~ Anak bunda berani. Keren~"

"Xixixi~"

Kamar mendadak hening, si kecil Jung tampak tengah menikmati pijatan sang bunda di punggungnya. Jaehyun pun memilih diam menatap putranya yang terlihat nyaman.

"Unda, Noie mau munyet~"

Ucapan random dari Jeno mengundang tawa sang ayah.

"Heyy~ Nggak bisa, monyet nggak hewan peliharaan." Doyoung sendiri tak bisa menahan tawanya mendengar apa yang Jeno katakan.

"Humm Noie mau unda~"

"Monyet kan tinggalnya di hutan, nanti kalo monyetnya dipaksa tinggal di rumah nangis dong. Kasian~ Terus kalo monyetnya dicari bundanya gimana?" Ujar Jaehyun dengan kalimat yang tidak begitu Jeno mengerti.

"Munyet punya bunda?"

"Punya~ Makanya nggak boleh di ambil~"

"Pi ini unda Noie!" Jeno peluk perut bundanya erat-erat. Enak saja bunda yang cantik mau di ambil monyet.

"Loh bukan bunda ini ya Tuhan~ Ahahaha~ Nanti Jeno sodaranya monyet dong!"

"JAEHYUN!" Tentu saja Doyoung tak terima. Bisa-bisanya sang suami mengejeknya sebagai ibu monyet.

"Jeno tau? Dulu itu ayah pernah nangis gara-gara monyet." Doyoung lirik sinis suaminya, "ayah ngasih makan monyet terus monyetnya nggak bilang terimakasih, ayah nangis, padahal kan monyet nggak bisa bicara ya Jen?"

"Xixi~ Ayah nanis?" Dari rentetan kalimat yang bundanya katakan hanya itu yang berhasil Jeno tangkap.

"Iya, sayang."

"Ayah mbeng xixixi~ Nanis telus! Ayah ndak kelen~"

"Tapi ayah kaya! Ayah punya banyak uang." Jaehyun membusungkan dadanya.

"Noie punya uang banyak banyak!"

"Berapa emangnya?"

"Dua libu!/Dua ribu!" Jeno dan Jaehyun menjawab secara bersamaan hingga keduanya tertawa terbahak-bahak.

"AHAHAHAHHA~"

"Lucu banget anaknya siapa hmm?" Jaehyun ambil Jeno dari pangkuan istrinya untuk di peluknya.

"Unda!"

"Sama?"

"Ayah xixixi~"

"Dah sekarang tidur yuk, udah malem." Doyoung tarik selimut yang hangat, ia tata sedemikian rupa agar anak dan suaminya tetap hangat.

"Celita yah!"

"Mau cerita apa hm?"

"Celita~" Jeno menatap sang ayah sambil berfikir cerita apa yang seru untuk di dengarkan malam ini.

Tapi, tunggu,

"Ayah napa milah milah?" Jemari Jeno menunjuk leher ayahnya.

"Di gigit mpphhh-" Belum sempat Jaehyun menjawab Jeno mulutnya sudah dibekap istrinya.

"Ayah capek makanya gitu."

Jeno kemudian menatap sang bunda. Lebih tepatnya leher bundanya.

"Unda capek? Unda milah milah."

Ups!

Sepertinya ada yang perlu ditingkatkan untuk menyembunyikan sesuatu.

.
.
.
TBC~

Loka Loka NoieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang