Happy Reading
****
"Terserah lo Jen,tapi sedikit demi sedikit lo pasti bisa Nerima jaemin jadi suami lo " ujar haechan sambil meminum Vanilla latte yang dari tadi dianggurkan pemuda tan itu."Jaemin dia itu keliatan banget kalau dia itu anak baik Jen,Jangan sia-siakan dia Jen"nasehat haechan dengan lembut pada sahabatnya dari tadi masih memalingkan wajahnya kejendela enggan menatap kepadanya. Agar Jeno mengerti bahwa jaemin baik untuknya.
" Iya tapi gimana,gue baru beberapa minggu mengenalnya wajar saja kalau gue belum sempurna beradaptasi dengannya"jawab Jeno dengan ketus.
"Tapi kalau lo kabur-kaburan seperti ini bagaimana mau berapdatasi dengannya?" Tanya haechan ikut terbawa emosi melihat sifat sahabatnya yang sangat keras kepala.
"Jen di bumi ini gak ada satupun yang sempurna, mereka pasti mempunyai kekurangan masing-masing" nasehat haechan sekali lagi jujur saja pemuda tan itu sudah muak menasehati Jeno yang sangat keras kepala itu.
"Sudahlah chan kenapa memaksa gue untuk menyukai jaemin? Aku tidak menyukainya dia itu bisu,kalau lo di posisi gue pasti tidak mau kan mempunyai suami bisu? Jujur saja Chan!" Jeno meninggikan suaranya sedikit.
"Jujur saja gue gak suka sama orang yang seperti itu" ujar haechan jujur dia tidak suka orang yang seperti ya kalian tahu.
"Tapi apa kau pernah berfikir? Jaemin juga tidak mau dilahirkan seperti itu Jen" sambung haechan.
Jeno terdiam mendengar perkataan haechan.
"Apakah ia harus menerima jaemin sebagai suaminya?"pikir Jeno dalam benaknya Jeno akui jaemin tampan tapi sayangnya ya kalian tahulah."Sudahlah chan,mari kita bersenang-senang hari ini!" seru Jeno melupakan yang baru saja mereka berdua bicarakan
****
Setelah asik mengobrol dengan sahabatnya, berinisiatif untuk pulang ke rumah.
Sebenarnya sedari tadi haechan sudah menyuruh jeno untuk pulang,namun jeno yang keras kepala memilih untuk mengobrol lebih lama di cafe.Padahal di rumah jaemin sedang menunggu jeno untuk pulang.
Saat jeno membuka pintu dikagetkan dengan kedatangan kedua orang tua jaemin,Jeno malu, sangat malu!.
Bukan apa-apa jaemin dan jeno baru saja menikah,dia sudah keluyuran seperti ini.
Bagaimana tanggapan orang tuanya jaemin meninggalkan putra sendiri di rumah sebesar ini."Jeno tadi mark mengatakan kau pergi keluar untuk pergi berbelanja,lalu dimana belanjaanmu?" Tanya bunda jaemin yang melihat jeno tercengang di depan pintu.
"Aku taruh dibagasi mobil bunda"gugup Jeno
" Oh ya sudah kalau begitu kemari nak duduk disebelah jaemin dan mengobrol bersama" ajak bunda jaemin kepada Jeno
"Iya bunda" ujar Jeno berjalan menuju tempat suaminya berada,lalu duduk disamping jaemin. Jeno terpaksa duduk disebelah jaemin karena disitu ada orang tuanya jaemin,gak enak kalau menolak.
Jeno teringat sesuatu bagaiman kalau mertuanya melihat kamar mereka?? Kan kamar jaemin dan jeno terpisah.. bagaimana tanggapan mereka???.
"Tenang saja bunda gak akan pergi ke kamar kita,mereka tahu privasi" jaemin seolah tahu kekhawatiran yang dirasakan Jeno.
"Ternyata kalian bisa romantis kalau tidak ada kami"tegur bunda jaemin yang melihat jaemin dan jeno membicarakan sesuatu.
Jeno yang mendapat teguran dari mertuanya tersenyum kikuk,sedangkan jaemin membenarkan posisinya.
"Oh ya bun,yah sebenarnya jeno sangat ingin kuliah,karena ini adalah cita-cita Jeno sejak dulu"jelas Jeno. "Tapi ayah tenang saja aku tidak akan meminta uang pada kalian,Jeno akan mencari uangnya sendiri"lanjut Jeno.
"Daddy mengizinkanmu untuk kuliah"ujar ayah mertuanya yang mana membuat senyum Jeno mengembang.
"Tapi ada satu syarat"lanjut ayah mertuanya membuat Jeno melunturkan senyumnya."Syarat apa dad?" Tanya Jeno penasaran dengan jawaban ayah mertuanya.
"Kau harus masuk ke jurusan perkantoran,apakah kau setuju?"ujar ayah mertua sembari melihat kearah Jeno. Yang mana membuat Jeno tercengang.
"Apakah kau setuju,jika kau tidak setuju tidak apa-apa" lanjut ayah mertuanya
Jeno terdiam membisu mendengar ucapan ayah mertuanya, sebenarnya jeno ingin kuliah jurusan olahraga karena dia pandai olahraga.
"Bagaimana ini,apakah aku harus menerima tawaran Daddy. Tak apalah masuk jurusan perkantoran not bad lah"batin Jeno berperang dengan pikirannya.Setelah cukup lama Jeno terdiam, akhirnya ia membuka suara. "Aku setuju ayah aku akan masuk ke jurusan perkantoran." Ujar Jeno sembari tersenyum paksa.
"Kenapa Daddy memilih jurusan perkantoran untukku"Jeno bertanya mengapa ayah mertuanya memilih dia untuk masuk jurusan perkantoran.
"Karena dengan kondisi jaemin yang seperti ini membuatku khawatir, untungnya ada kau yang mau masuk jurusan perkantoran jadi Daddy bisa menjadikan kau penerus perusahaan Daddy" ujar ayah mertua menjelaskan alasannya kenapa Jeno harus masuk ke jurusan perkantoran.
"Iya ayah" ujar Jeno sambil menganggukkan kepalanya.
To be continued
Jangan lupa vote dan komen ya
Jangan lupa follow akun author
KAMU SEDANG MEMBACA
Silent Love| Jaemjen [ On Going ]
Ficção AdolescenteLee jeno harus menerima perjodohan yang orang tuanya tentukan. Orang dinikahinya merupakan orang yang memiliki kekurangan yakni bisu. Mampukah Jeno Bertahan dengan jaemin yang merupakan orang yang bisu.