9. Rumah sakit

312 27 0
                                    

"Apakah jeno mengkhawatirkanku?" Jaemin bertanya sembari menatap jeno tulus, meskipun ia harus menahan sakit.

"Diamlab kamu sedang sakit" ketus jeno tanpa melihat jaemin yang tersenyum kearahnya.

Setelah menunggu beberapa menit akhirnya polisi datang berserta ambulance sekaligus, jeno langsung polisi menangkap para pencuri itu.

Di dalam mobil ambulance jeno terus saja mengusap lengan jaemin yang terkena tembakan, sedangkan jaemin memegang erat tangannya sembari tersenyum.

"Bisa-bisanya kau tersenyum saat situasi genting seperti ini?!" Kesal jeno sembari memukul paha jaemin hingga membuat sang empu meringis kesakitan.

"Jeno khawatir ya?"

"Diamlah, kau berisik!" Ketus jeno dengan segera ia menarik tangannya dari pundak jaemin yang terkena tembakan tadi.

Tangan jaemin semakin dingin,wajahnya juga semakin memucat. Jeno sangat panik, setelah sampai di rumah sakit dengan segera ia di larikan ke ruang operasi.

Bahkan saat sampai di depan ruang operasi tangan jaemin masih menggenggam tangannya, dokter dan suster bingung melihat kejadian itu. Terpaksa jeno harus melepas genggaman tangan jaemin dari tangannya.

Jeno khawatir dengan keadaan jaemin yang menurutnya parah, jaemin tertembak, wajahnya juga babak belur karena sempat melawan mereka. Untungnya jeno belajar bela diri meskipun sedikit, oh ya pasti kalian bingung kenapa ia bisa bela diri.

Dulu saat masih SMP- SMA jeno sempat mengikuti kegiatan taekwondo di sekolah, saat masih smp kelas 7 sampai dengan SMA kelas 11. Jeno berhenti mengikuti ekstrakulikuler taekwondo saat kelas 12 karena ia akan fokus belajar untuk masuk universitas impiannya.

"Aku harus memberitahu berita ini kepada orang tuaku dan juga orang tua jaemin"lirih jeno mengambil ponsek disaku celananya.

****
Jeno menunggu di depan ruang operasi, jeno sangat khawatir dengan keadaan suaminya ia sangat merasa bersalah jika terjadi sesuatu kepada suaminya.

Berselang lama akhirnya orang tua jeno datang, ayahnya sangat khawatir dengan keadaan jaemin menantunya daripada kondisi putranya, ibu jaemin yang melihat itu hanya bisa menggelengkan kepala tak habis pikir.

"Bagaimana ini bisa terjadi?!" Tanya ayah jeno khawatir tanpa sadar menaikkan suaranya.

Jeno yang mendengar itu semakin merasa bersalah, jeno sedikit sakit hati karena ayahnya lebih mengkhawatirkan keadaan jaemin daripada kondisi jeno yang masih kaget dengan kejadian tersebut.

"Maaf ayah"lirih jeno menunduk kepalanya tak berani menatap wajah ayahnya.

Ayah jeno menghela nafasnya
"Bisa gak sih jangan bikin onar sekali saja, ayah muak tau gak!!" Bentak ayah jeno tanpa memikirkan perasaan putranya yang sakit hati dengan perkataan yang ia lontarkan, ibu jeno yang mendengar perkataan suaminya menegurnya.

Mata jeno berkaca-kaca mendengar bentakkan itu, menudukkan kepalanya tanda ia sangat merasa bersalah.

"Coba ceritakan kejadian itu bisa terjadi" ujar ibu jeno lembut sembari tersenyum lalu mengelus kepala Jeno lembut.

"Maaf ibu, ini salah jeno" ujar jeno mendongakkan kepalanya menatap wajah ibunya yang menatap wajah dengan tulus.
"Sebentar tunggu ayah mertua
datang" lanjut jeno 

2 jam jeno berserta orang tuanya menunggu operasi jaemin selesai, semua sangat khawatir dengan keadaan jaemin.

Tak berselang lama akhirnya orang tua jaemin datang  dengan tergesa-gesa kemudian bunda jaemin langsung menghampirinya, jeno yang melihat itu berdiri dari kursinya.

Silent Love| Jaemjen [ On Going ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang