Satu: Ngelamar

578 27 1
                                    

⚠️lapak segala macam harshword, baik kebun binatang, umpatan, dan sebagainya. harap bijak dalam membaca.
⚠️age switch.

.

.

.

°°°

"Oke anak-anak, satu persatu maju ke depan buat perkenalan diri. Ngomong-ngomong kalian yang bertumpuk macem ikan bandeng di belakang itu udah selesai arisannya?" Bu Thea berkacak pinggang garang, kacamata bulat yang senantiasa bertengger di hidung mancungnya bersinar, tanda dia marah.

Yoga mukul mejanya pelan, mereka yang denger gebrakan meja itu langsung berpencar buat duduk ke meja masing-masing. Kecuali Yoga dan Januar yang sejak tadi emang udah duduk, cuma temen-temen rempong mereka ini ngumpul di meja kedua nya buat diskusi tentang mereka yang mau ngelamar jadi perangkat kelas, sampai ga sadar kalau Bu Thea udah berdiri di depan papan tulis.

"Karena di belakang udah terjadi keributan, Ibu mau perkenalan dari yang duduk paling pojok bagian belakang. Di mulai dari kamu yang tadi ngegebrak meja," ucap Bu Thea, Yoga mendengus dalam hati.

Dengan malas ia langkahkan kakinya dan berdiri di samping Bu Thea dengan jarak 50cm, "Yoga Madhava,"

Krik! Krik! Krik!

"Udah gitu doang?" tanya Bu Thea bingung, Yoga manggut-manggut.

"Yaudah, silahkan duduk. Lanjut sama kamu yang duduk di sebelahnya Yoga,"

Januar berdiri dan jalan ke depan, bahunya sempat nabrak bahu kecil Yoga sedikit pas anak itu mau balik ke tempat duduknya. Tangan yang setia berada di dalam saku celana itu perlahan keluar, berdiri agak jauh dari Bu Thea yang selalu megang rotan di tangannya. Januar berdehem gugup, dia agak canggung kalau berada di dekat cewe.

"Perkenalkan, Januar Rajendra. Paling singkat di panggil Janu, tapi cuma Bang Tara yang manggil gue Rajen. Salam kenal,"

Tepuk tangan canggung yang bersahut-sahutan terdengar setelahnya, apa itu barusan? Informasinya ga penting banget. Yang tadi namanya di sebut dadah-dadah bangga, emang cuma dia doang yang manggil Januar itu pakai nama belakangnya.

Husein yang sadar giliran langsung berdiri, dengan langkah lebarnya dia jalan di antara bangku-bangku murid lainnya. Kedua tangannya di lambai-lambaikan bak artis papan atas yang lagi jalan di atas karpet merah. Naendra geleng-geleng kepala, gini amat punya temen, pedenya ga ketulungan.

"Halaw guys! Gue Husein Danapati. Bisa di panggil Husein, atau biar kerenan dikit panggil Sein aja, ea. Tempat tinggal gue deket dari sini, cuma beda beberapa blok aja. Rumah gua yang warna merah jambu di paduin sama hijau tosca. Pokoknya rumah gue yang paling jreng dari yang laen, kalian ga bakal susah nyarinya. Kalau mau mampir, silahkan! Kolor gue hari ini warna biru tua,"

O-oke, yang satu ini mungkin too much information.

"Jevan Pradipta, asal sekolah SMP Mawar Antariksa. Orang paling ganteng seantero sekolah, cewe maupun cowo terpikat pesona gua,"

Another orang kepedean.

"Saya Naendra Kaivan, asal sekolah sama kaya Jevan. Mapel kesukaan fisika dan kimia. Sering ikut olimpiade Bahasa Inggris dan Jepang. Medali saya udah kebanyakan di kamar, ga sanggup lagi kalau harus nambah satu,"

Yang ini pamernya ga bisa di lawan, soalnya bakal kalah telak.

"James Haidar, panggil James aja. Jeims, bukan Ja-mes. Makan tiga kali sehari, setiap malam pergi ke gym. Mapel kesukaan gaada sih, tapi kalau disini ada ekskul dance gue gas,"

[✓]〝BEST CLASS〞 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang