"Udah di umumin di grup, Bang?" tanya Tara ke Naendra yang lagi neguk es timun.
"Udah. Respon mereka juga cepet, kayanya besok banyak yang datang ke nikahan abang lo," ujar Naendra seraya senyum tipis.
"Bagus, deh, kalau gitu. Biar Bang Bagas seneng acaranya rame,"
"He'em. Katanya Bu Thea bakalan dateng juga,"
"Serius? Wah, kalau begini gue harus dandan yang cakep besok,"
"Gausah berlebihan banget dandannya. Lo udah cakep juga tanpa dandan, kok," ujar Naendra santai sambil buang gelas plastiknya ke tong sampah.
Tara megangin kedua pipinya sendiri pakai tangan. Malu dia tuh habis di puji sama Naendra.
Bagas yang baru aja selesai sama dekorasi pelaminannya menghampiri dua bujang yang lagi ngobrol santai di depan dispenser yang isinya air timun. Dia nepuk bahu adeknya pelan, Tara yang ngerasa di panggil akhirnya noleh.
"Temen-temen lo yang lain mana, dek?" tanya Bagas, abangnya Tara.
"Eh, iya, ya? Ga keliatan batang idungnya," ujar Tara baru sadar pas ngeliatin sekitar.
"Bentar. Gua telpon dulu," ucap Naendra. Dia ngambil hapenya dan nyari kontak Husein, soalnya kalau nelpon yang lain, hapenya suka dalam mode senyap, jadi ga bakal kedengeran. Karena Husein ini anaknya sosialita banget, dia selalu hidupin nada dering.
"Halo, Na'en?"
"Halo, Sein. Lo pada kemana?"
"Di kedai kopi samping sekolah. Uang kas hilang seratus ribu, cuy. Jadi Bang Yoga di suruh temui Bu Thea di kedai Pak Rozak,"
"Loh, kok bisa ilang, sih?"
"Kalau alasannya di ketahui, ga ilang namanya, Na'en,"
"Hehe, maap maap. Terus sekarang gimana? Apa kata Bu Thea?"
"Kaga tau. Ga kedengeran, cuy. Gue sama yang lain ngintai dari jauh,"
"Kebiasaan. Perlu gua sama Tara susul ga?"
"Gausah. Gue cuma bawa penyamaran buat empat orang. Ga cukup buat lo sama Tara,"
"Penyamaran ap-"
"EH! Udah dulu, ya! Bu Thea mulai keluarin laptop nya. Udah mulai puncak pembahasan ini, sambung nanti ya, Na'en!"
Pip!
Naendra berkedip beberapa kali sambil ngeliatin hapenya yang udah mati. Tara dan Bagas yang daritadi meper-meper buat nguping ikutan bengong sebentar. Naendra natap Tara, sedangkan yang di tatap mukanya cengo.
"Kenapa, Naen?" tanya Bagas.
"Anu, uang kas kelas hilang seratus ribu," jawabnya.
Tara nutup mulutnya ala ibu-ibu yang lagi shock pas denger ada diskonan 99%, "HAH?! KOK BISA? BANG YOGA TILAP TUH DUIT?"
Plak!
"Congor lo. Bang Yoga ga mungkin gitu,"
Tara meringis setelah kepalanya di geplak sama Naendra, "Terus gimana, dong?"
"Husein bilang Bang Yoga nemuin Bu Thea di kedai Pak Rozak. Mereka ngintai dari jauh dan katanya Husein udah nyiapin penyamaran. Katanya kita ga perlu ikut, cukup tunggu kabar aja,"
"Yaudah kalau gitu. Mending kalian duduk dulu, capek, kan? Makan gih sana, gulai yang di masak Jevan sama James udah selesai. Mau gue ambilin?" ucap Bagas nawarin. Dia tau mereka berdua lagi panik karena khawatir Yoga di tuduh yang engga-engga.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓]〝BEST CLASS〞
Fanfiction❝ 𝘛𝘦𝘢𝘮 𝘸𝘰𝘳𝘬 𝘮𝘢𝘬𝘦 𝘢 𝘥𝘳𝘦𝘢𝘮 𝘸𝘰𝘳𝘬 ❞ Ada yang percaya kata-kata itu? Ada, tujuh bujang ini percaya. Udah bestian sejak SMP dan sekarang mereka masuk di SMA yang sama, dan bangsatnya lagi di kelas yang sama. Gatau harus bersyukur at...