3 𝓜𝓾𝓼𝓴𝓮𝓽𝓮𝓮𝓻𝓼

3 3 0
                                    

Setelah menelusuri hutan yang cukup jauh, akhirnya kami bisa keluar meskipun harus dengan luka yang menganggu di kaki ini. Aku melambaikan tangan pada Mont yang terlihat duduk dengan wajah gelisah menungguku. Aku terlalu lama mencari kayu bakar.

"Nadeleine, kenapa kamu lama sekali?"

"Maaf Mont, tadi aku sedikit kesulitan mencari kayu bakar." Perhatiannya teralihkan pada kakiku yang dibalut karena luka.

"Aku kan sudah bilang padamu, jangan pergi ke hutan terlalu dalam. Berbahaya, dan lihatlah sekarang kaki mu terluka."

Aku meringis sambil menggaruk tengkuk ku yang tak gatal. Siapa juga yang mau terluka seperti ini? Tapi tak apa, setidaknya aku mendapat bantuan. Aku meletakkan kayu bakar diikuti Saga. Mont terlihat kebingungan menatap orang asing disampingku.

"Oh Mont, perkenalkan ini Saga. Dia yang menolongku tadi di hutan." Saga hanya tersenyum membungkuk diikuti Mont.

"Terimakasih sudah menyelamatkan temanku." Ujar Mont.

"Dengan senang hati dapat membantu."

Aku menyuruh mereka untuk duduk di batang pohon tumbang. Lalu, aku akan menyiapkan makan malam.

Aku meraih karung goniku, mengambil sebuah panci dengan beberapa bahan makanan. Namun, ada yang aneh makanan ku yang nampak berkurang. Aku merasa kakek menaruh banyak makanan untuk persediaan kita. Dan karung goni ini lebih ringan dari sebelumnya.

Jangan terlalu dipikirkan Nadeleine. Yang penting menyiapkan makan malam.

Aku mencuci bahan - bahan makanan tersebut. Aku mengiris wortel, bawang, jamur, dan sayuran lainnya. Ku letakkan kedalam panci yang berisi air bersih, tak lupa untuk menabur bumbu lain sebagai penyedap rasa.

Saat api unggun sudah siap, aku menggantung panci tepat di atas api unggun tersebut. Aku mengaduk sup di panci itu hingga mendidih, sesekali aku mencicip rasanya, jika ada yang kurang akan kutambahkan penyedap.

Entah kenapa secara tiba - tiba aku lihai dalam memasak. Padahal belum pernah sebelumnya mencoba memasak di tempat seperti ini. Setelah sup sudah matang, aku mengambilkan mereka mangkuk yang terbuat dari batok kelapa.

Hidangan sudah selesai, langsung ku berikan pada mereka. Dengan wajah antusias nya mereka menyantap sup buatanku. Aku tidak tahu apa nama sup itu karena semua bahan kumasukkan ke dalamnya.

Mont dan Saga menyeruput sup itu dengan pelan. Aku sempat khawatir rasanya akan berbeda dari yang kubayangkan. Namun, setelah melihat raut wajah mereka yang bersemi rasanya lega. Sup buatanku enak.

Aku pun ikut menyantap makan malam bersama mereka disertai roti gandum sebagai pelengkap untuk sup nya.

"Aku sangat menyukai sup ini Nadeleine!" Seru Mont yang tak berhenti melahap sup itu.

"Aku juga. Kau pandai memasak." Sahut Saga. Dia hanya tersenyum simpul.

Makan malam sudah habis. Kami merasa sangat kenyang bahkan Mont, mengeluarkan bunyi dari kerongkongannya yang begitu besar. Membuatku dan Saga terperanjat mendengarnya.

"Astaga naga! Suara apa itu barusan yang kudengar?" Ujar Saga dengan raut terkejutnya.

Mont mengelus perutnya yang membesar karena makan malam tadi. "Ini pertanda bahwa perutmu sudah terisi penuh. Huaaaa ini adalah makan malam yang paling nikmat."

Aku terkekeh geli. Melihat mereka berdua ini sangat lucu.

"Oh ya, mengapa kalian pergi ke desa ini? Ada perlu apa memangnya?" Saga memulai. Awalnya aku dan Mont hanya menatap satu sama lain. Kupikir ini adalah misi rahasia tapi sepertinya Saga harus mengetahui ini.

The lost princeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang