𝓟𝓪𝓹𝓲𝓵𝓲𝓸𝓷𝓪'𝓼 𝓿𝓲𝓵𝓵𝓪𝓰𝓮

3 2 0
                                    

Sepertinya sudah hampir diujung hutan. Tak ada kendala selama perjalanan, pemandangan hutan sebelum petang sangatlah indah. Tak ada percakapan diantara kami bertiga, Saga hanya sibuk sebagai penunjuk arah, Mont yang sibuk dengan barang - barangnya, dan aku yang sibuk melihat pemandangan sekitar.

Beberapa binatang yang kulihat tempo hari, benar - benar berbeda seratus persen. Mereka terlihat lebih jinak bahkan ketika menatapku seperti tersenyum. Mereka sedang bermain dengan binatang lain yang jumlahnya banyak. Sepertinya tempat itu menjadi titik kumpul bagi mereka. Jika aku memegang ponsel, aku sangat ingin memotret suasana ini.

Aku berjalan di samping Mont, dia terus menaikkan tas di pundaknya. Karena tasnya yang berat seperti ingin jatuh.

"Apa kau butuh bantuan? Tas mu terlihat berat sekali."

"Tidak usah Nad, aku bisa membawanya sendiri."

Saga yang berjalan di depan menoleh ke arah Mont dan menyeringai menatapnya. "Kuingatkan kembali, lelaki sejati tak pernah mengeluh."

Tentu saja Mont kembali kesal dengan kata - kata itu. "Cobalah kau bawa tas ini! Maka kau akan merasakan apa yang kurasakan." Geramnya. Saga berjalan mundur seraya menatap kami.

"Itu milikmu, mengapa aku harus membawanya?"

"Lalu mengapa kau membawakan barang milik Nadeleine?!"

"Karena dia perempuan, perempuan harus diprioritaskan."

Mont meremas tangannya kuat - kuat. Memperlihatkan emosi nya yang mulai naik. Tetapi ia lucu, ketika sedang marah seluruh wajahnya memerah dan mengeluarkan uap di kepalanya seperti awan panas ketika gunung meletus.

"Tapi tetap saja!!–"

"Eh sudah - sudah, kenapa kalian jadi berdebat seperti ini?" Aku berusaha melerai mereka berdua. Tapi sepertinya tidak membantu, Mont terus menggerutu dan Saga tak merasa bosan untuk menjahili Mont dengan kata - katanya.

"Dia duluan yang memulai Nadeleine!"

"Sudahlah, tak peduli siapapun yang memulai." Aku menepuk punggung Mont berusaha menenangkannya. Ia pun berhenti tak mau melanjutkan omong kosong Saga lagi.

"Hrrrrrgr Nadeleine, kenapa kau harus menyuruhnya untuk tetap ikut dengan kitaa?"

Aku tersenyum. Padahal awalnya dia yang paling bersemangat kedatangan anggota baru. Toh, juga niat Saga baik untuk menolong kita.

"Sudahlah, kita sepatutnya bersyukur karena ada yang membantu. Lagipula Saga tak seburuk yang kau bayangkan, dia hanya jahil lewat ucapannya."

'*'

Akhirnya kami sudah sampai di desa yang ramai sekali penduduknya. Ternyata ini di pasar. Pasar - pasar di setiap kerajaan memiliki keunikannya masing - masing. Di desa Astera, kebanyakan orang - orang menjual jenis gandum , dan mereka semua membawa barang mereka sendiri di pundak. Di desa Acantha, lebih identik menjual pakaian dengan jenis warna yang berbeda. Sedangkan di desa Papiliona, kebanyakan masyarakat menjual aneka makanan tradisional khas mereka. Aku melihat bangunan lain seperti penginapan, hotel, bar, toko baju, dan lain sebagainya. Disini lengkap, semuanya tersedia.

Sesuai perjanjian kita di awal, sayangnya Saga cukup sampai disini mengantarkan kami. Sungguh disayangkan, padahal jika kami tetap bersamanya mungkin akan mendapat lebih banyak petunjuk.

Ini akan menjadi desa terakhir yang kami kunjungi, jadi aku menggunakan beberapa koin emas pemberian kakek untuk menyewa penginapan sementara. Aku melihat beberapa poster ditempel di beberapa dinding bangunan milik masyarakat sekitar. Poster pencarian sang pangeran. Bukan hanya di beberapa dinding toko, tapi sampai di dalam ruangannya pun ribuan poster sudah terpampang jelas. Sebegitu berharganya sosok pangeran ini.

 Sebegitu berharganya sosok pangeran ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku tercengang membacanya. Astaga! Kupikir hadiah tersebut hanya berlaku bagi yang mengikuti sayembara, namun tidak. Siapapun yang menemukan secepatnya juga pasti akan dapat.


Aku mendapat informasi tentangnya, nama si pangeran. Aku harus mencari tahu lebih lanjut hal tentang pangeran. Sepertinya masyarakat sini juga mengetahuinya.

Kami bergegas menuju kamar penginapan. Aku mendapat kamar 305 dan Mont tepat di sebelahnya. Kamarnya tak begitu luas, asalkan nyaman untuk kita tinggal. Aku mulai menata barang - barang. Lalu, membersihkan diri dan berganti pakaian. Aku menggantung jubah milik Saga di belakang pintu.

'*'

hellooo how was the chapter?? Thought that this chapter will be the shortest, thank you so much to all of you who have given me a feedback.

promise to you every chapter will be updated everyday!!! >•<

n: buat poster di atas aku super duper ngasal, I'm so sorry if there any mistake dari kata-kata nya, will be revised soon guys thankss

The lost princeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang