10. 1998

63 16 0
                                    

Bel istirahat kedua berbunyi, Sunoo mengemasi alat tulisnya dan berjalan keluar tak menghiraukan seruan dari teman sekelasnya yang mengajaknya ke kantin bersama.

Hal itu disaksikan oleh Junkyu dan Jihoon. Mereka saling bertatapan, menatap penuh tanya atas kepergian Sunoo secara tiba-tiba.

Junkyu sedikit mencondongkan badannya ke arah bangku depan milik Jihoon, "Lo ngerasa ada yang aneh gak Ji sama dia?" bisiknya.

Jihoon mengangguk mengiyakan.

Kembali mereka menatap Sunoo yang kini telah keluar dari dalam kelas, sedari tadi Sunoo mengecek ponselnya, entah apa yang ia lihat sampai membuatnya tak fokus.

Fokusnya kini teralihkan pada bangku Jungwon yang kosong, anak itu sedari pagi tak menampakkan batang hidungnya sama sekali. Bahkan tak ada surat izin yang membuat Jungwon di anggap bolos pelajaran. Tidak biasanya pemuda bermata kucing itu bolos pelajaran seperti ini, biasanya jika sibuk dengan ekskul ia akan mengirimkan e-mail surat izin kepada guru yang bersangkutan, tapi ini tidak. Apa ada yang terjadi dengan pemuda itu?

"Dia aneh banget deh. Jungwon juga, kemana tuh bocah?" Jihoon menggaruk belakang kepalanya yang tak gatal.

"Gue laper, ke kantin aja yuk! Entar kita bahas ini lagi" ajak Jeongwoo pada keduanya.

Junkyu berdiri dan mengambil ponselnya yang tergeletak di atas meja, "gue mau nanyain masalah tadi ke Yedam" Junkyu bertos ria bersama kedua temannya "kalian duluan aja, nanti gue nyusul".

Junkyu berjalan cepat ke arah perpustakaan sekolah, Junkyu sangat yakin Bang Yedam akan berada di perpustakaan pada istirahat kedua, hal yang wajar bagi seorang kutu buku.

Saat di perjalanan ia tak sengaja berpapasan dengan Lee Heeseung yang tengah mengecek beberapa berkas dengan tatapan heran. Junkyu awalnya tak menghiraukan hal itu, ia jelas masih marah akan kejadian waktu itu meski belum tentu kejadian itu terjadi? Ah maksudnya Junkyu percaya tak percaya dengan apa yang ia lihat, ia jadi ragu dengan tuduhannya terhadap pemuda yang ia lihat itu. Junkyu berspekulasi mungkin saja itu hanya ilusi semata, hmm jelas semuanya janggal karena nyatanya semua terlihat baik-baik saja sekarang.

Heeseung terlalu fokus dengan berkas-berkas yang ia pegang sampai tak menyadari bahwa ada pilar di depannya, pada akhirnya Heeseung terjatuh dengan kertas-kertas yang berterbangan terbawa angin.

"Woy tiang! Ngapain disini sih!" gerutunya pada pilar lorong yang tak bersalah itu.

Sebuah kertas terbang kearah Junkyu yang kini berjarak 3 meter di depan Heeseung. Junkyu mengambil kertas itu, menelisik kata perkata dari kertas itu. Hanya daftar data diri siswa saja rupanya—

—tunggu?  Mengapa disini dituliskan Kanemoto Yoshinori berumur lebih tua 4 tahun darinya? Padahal ia satu angkatan dengannya dan teman-temannya.

"Kamenoto Yoshinori, 25-06-1998" Junkyu membelalakkan matanya, menatap horor kertas yang ia pegang "Yoshi tinggal kelas selama 4 tahun? Woy yang bener aja?!—"

"—eh tapi kan dia pinter, gak mungkin dia pernah tinggal kelas" Junkyu menatap Heeseung yang saat ini telah membereskan semua kertasnya yang berjatuhan.

"Balikin kertasnya" pinta Heeseung pada Junkyu.

"Jelasin sama gue, ini maksudnya apa? Kenapa disini tertulis kalo Yoshi lebih tua 4 tahun dari kita?"

Heeseung menghela nafas pelan, "Mungkin ada yang keliru di penulisan tahunnya, soalnya di raport dia sama kayak kita, 2002" jawab Heeseung lagi.

Junkyu merampas semua kertas itu dan memperhatikan data diri Yoshi yang ternyata memang berbeda, kertas yang ada di genggaman Heeseung menunjukkan bahwa Yoshi terlahir tahun 2002, namun di kertas yang ia pegang di tahun 1998.

the MOUSETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang