CHAPTER 9 | SEBUAH SAPUTANGAN

136 20 2
                                    

Di perjalanan afan mengantarkan cantika tidak ada pembicaraan sama sekali hanya terdiam bersama di atas motor, afan fokus berkendara sedangkan cantika hanya menatap angin yang tak terlihat, sampai akhirnya afan yang memulai pembicaraan, "Can, bisa tunjukin arah ke rumah lu ga?, Soalnya gua ga tau" tanya afan yang sedikit berteriak di atas motor, "Oh iya fan nanti di depan ada pertigaan lu belok kanan aja, ga jauh dari situ ada komplek rumah gua, masuk aja ke situ" perjelas cantika, "Oke, can boleh pegangan ga? Gua mau ngebut" perintah afan, "Kenapa harus ngebut?" Tanya cantika yang masih enggan berpegangan kepada afan, afan tidak banyak omong, afan mengerem mendadak motornya hingga cantika reflek memeluk afan, atau berpegangan erat kepada afan, satu tangan afan pun menggenggam tangan cantika yang melingkar di perutnya, "Udh gausah di lepas, gua ga modus ko, gua pengen ngebut aja biar cepet sampe" perjelas afan, "i-iya fan" ucap cantika sedikit gugup,  sepanjang jalan Cantika memeluk afan, hingga terdengar suara detak jantung Cantika yang lumayan kencang, "Ko gua deg degan ya, aduh cantika lu jangan sampe baper, afan nyuruh lu peluk dia biar lu ga jatuh can, jangan mikir aneh aneh deh" kata hati cantika.

Tak selang lama akhirnya sampai di rumah cantika, cantika turun dari motor afan, dan melepas helmnya, "Makasih ya fan, mau mampir dulu ga?" Tawar cantika, "Emang di dalem ada siapa?" Ucap afan yang bertanya balik kepada cantika, "Gaada siapa siapa sih, nyokap masih di butik jam segini" kata cantika, "ga usah deh gua langsung pulang aja, kalo cuma berduaan takut menimbulkan fitnah" kata afan yang menolak secara halus, "Oh yaudah" jawab cantika secara singkat, "Oh ya btw gua mau nanya, ternyata nyokap lu punya butik ya?, Jdi lu kalo pulang sekolah sama abang lu berdua dong, terus sekarang abang lu kerja kelompok, lu sendiri dong" tanya afan yang penasaran dengan kehidupan cantika, "Ya gtu lah, waktu gua di belanda abang gua juga sama sendiri kalo pulang sekolah, kalo malem cuma berdua sama nyokap" perjelas cantika, "Sorry, bokap?" Tanya afan yang terus penasaran, "Udah pisah, nyokap sama bokap udah hidup masing-masing" ucap cantika dan seketika raut wajahnya berubah, seperti terlihat sedih tapi ingin terlihat baik baik saja, ya benar, orang tua cantika dan nathan, sudah berpisah sejak cantika dan nathan duduk di bangku SD, cantika dan nathan memilih tinggal bersama mamanya, karena keinginan mereka berdua, papa cantika tidak memaksakan anak-anaknya untuk tinggal bersamanya, karena mau bagaimanapun mama Cantika wajib dalam hak asuh mereka, tetapi ayah cantika tidak pernah melepaskan tanggung jawabnya sebagai ayah, ayah cantika tetap memberikan perhatian dan biaya kepada nathan dan cantika, walaupun nathan terlihat sudah tidak peduli kepada ayahnya, "Sorry can gua malah nanya kaya gini" ucap afan yang seketika merasa bersalah, "Gpp fan santai ajaa" Kata cantika yang menganggap pertanyaan afan tidak ada salahnya dan menanggapi pertanyaan afan dengan senyuman, "Yaudah can gua pulang dulu ya" kata afan yang hendak berpamitan kepada cantika, namun seketika di tahan oleh cantika, "Eh tunggu fan" Ucap Cantika yang meminta untuk afan menunggu dirinya, dan cantika berlari kedalam rumah seperti ingin mengambil sesuatu, dan benar saja cantika mengambil sesuatu di rumahnya, dan kembali ke arah afan sambil membawa saputangan, dan makanan, "Ini sapu tangan lu yang kemarin lu pinjemin ke gua, udah gua cuci ko udah wangi juga, dan ini ada donat buat lu, semalem beli kebanyakan jadi ada 1 porsi ga kemakan, buat lu aja, ini aman ko gua simpen kulkas soalnya" perjelas cantika, Cantika menjelaskan dengan sangat imut hingga afan hanya tersenyum melihat celotehan cantika, "Simpen aja saputangannya buat lu, anggap aja saputangan special dari gua, buat tanda pertemanan kita, saputangan itu lu simpen siapa tau lu butuh siapa tau lu nangis jadi lu bisa hapus air mata lu pake saputangan itu, buat ngehapus keringet juga, simpen ya, oh iya soal hukuman yang gua kasih ke lu gua batalin ya, soalnya gua gamau ngerepotin lu, permintaan maaf lu gua terima ko can, gua tau lu ga sengaja" perjelas afan sambil memberikan kembali saputangan itu, "Yaudh fan, gua terima ya saputangan dari lu, bakalan gua pake ko, bakalan gua jaga biar ga rusak juga, and makasi ya udh mau maafin gua, makasi juga udah mau nganter gua, tapii lu juga harus terima donat ini jangan ada penolakan" ucap cantika dengan nada menggemaskan, dan membuat afan tersenyum kecil melihatnya, afan menerima donat yang di berikan oleh cantika kepadanya, "Kalo soal makanan pasti gua terima, makasi ya can" ucap afan sambil tersenyum manis, dan mulai menyalakan motor nya, "Gua pulang ya can sekalilagi makasih loh buat donatnya" ucap afan sambil mengenakan helmnya, "Iya sama sama hati hati di jalan ya fan" ucap cantika, "Pasti, assalamualaikum" pamit afan, "Waalaikumsalam" ucap cantika, afan pun melajukan motornya, dan cantika berdiri melihat afan pergi, saat afan sudah tak terlihat dengan pandangannya cantika pun masuk ke dalam rumah.

~~~
Di sisi lain, (rumah alvaro)
Bulan, nathan, dan chelsa sedang mengerjakan tugas kelompoknya di rumah alvaro, tidak hanya mereka berempat tapi ada juga rakha dan mala, "bang, abang ikut bukan karna nungguin kakak kan?, Tapi mau ngapel kan ke mala" celetuk bulan, "Engga ko abang beneran nungguin kakak, nanti kalo kakak ga pulang sama abang, waduh pasti om ahmad ngomel nih, jangan sampe terjadi, abang nungguin kakak ko, bonusnya ngapel" perjelas rakhaa, "udah lah lan, namanya juga anak muda kita yang jomblo jomblo diem aja" kata nathan sambil fokuss menulis di atas polio, "Kita? Lu pada aja kali, gua kagak makasih" ucap chelsa sambil bergaya centil, "Idihh ngape lu? Sehat?" Ucap nathan dengan tatapann yang anehh, alvaro dan bulan hanya tertawa kecil melihat tingkah mereka berdua, saat mereka sedang sibuk dengan tugasnya masing-masing, tiba tiba, galang, riko, dan bianca datang kerumah alvaro, "Assalamualaikum" kata galang, riko, dan bianca secara bersamaan, dan langsung masuk karena keadaan pintu yang terbuka, "Waalaikumsalam" jawab alvaro dan yang lainnya secara serentak, "Lah kok pada kesini bukannya kalian juga kerkom?" Tanya alvaro yang bingung melihat teman-temannya datang ke rumahnya, "Ga jadi, males gua udh nunggu lama, eh si fany malah kagak jadi katanya sibuk" celoteh galang yang sangat terlihat kesal, "iya nih, males gua sekelompok sama geng permen itu,udah mah semena mena, so soan banyak acara, bete dah gua" gerutu bianca dan juga terlihat kesal, "Bener banget, Mantan lu tuh nat" celetuk riko yang seketika membuat bulan kaget mendengarnya, "What?, Tiffany mantan lu nat?" Tanya bulan yang seketika bola matanya membulat, "Dulu, dah lah jangan di bahas nambah beban aja" protes Nathan dengan ekspresi wajah yang ketuss, "Sorry" ucap bulan, yang terlihat merasa bersalah, "Udh lah nat, waktunya lu bangkit jangan gini trs mau sampe kapan lu jomblo trs udh waktunya buka hati, kalah sama adek lu lagi pdkt sama afan" kata alvaro, sambil mengusap pundaknya nathan, "Saran gua ya al, lu gausah nyeramahin gua deh, lu aja jomblo, lu juga kalah sama adek lu, ngaca itu penting al" Celetuk nathan dengan nada mengejek nya, "Bener banget bang al, harunya dia juga cari pacar ya" celetuk mala yang merasa senang abangnya di ejek, tangan Alvaro seketika merangkul leher Nathan seolah olah ingin mencekiknya, "Berani lu ngomong gtu sama gua hah?" Kata Alvaro dengan nada geramnya, "Becanda al bercanda ampun ampun" kata nathan, dengan tawa kecilnya sambil mengangkat kedua tangannya, semuanya hanya bisa tertawa melihat tingkah mereka berdua, galang lah yang tertawa paling kencang "Ketawa lu?, Lu juga sama jomblo" ucap riko sambil mendorong bahu galang, "Dih jomblo jomblo begini, ada ko cewe yang gua suka" ucap galang sambil tersenyum manis, "Wih siapa? Akhirnya lu suka juga sama cewe dari smp lu jomblo mulu, sampe sekarang gua kira udah kagak normal, siapa cewenya?" Tanya bulan dengan wajah penasaran, galang menatap sangat dalam kepada bulan, "Lu lan! Lu cewe yang gua suka dari saat pertama kita ketemu, lu first love gua lan" Kata hati galang, sambil menatap bulan, bulan melambaikan tangannya tepat di depan mata galang, "Lang malah ngelamun siapa?, Inisiall deh" Tanya bulan masih dengan rasa hati yang penasaran, "Inisial nya B" ucap galang dan seketika membuat isi rumah alvaro terkejut, "B?, Biancaa" Celetuk nathan sambil menepuk nepuk tangannya, "Apa sih lu, bawa bawa nama gua" Protes Bianca sambil menahan salting, "Tanggung jawab lu lang, bianca baperr" Ejek alvaro sambil tertawa kecil, "Tunggu dulu, Kak bulan? Kan dia B" celetuk mala dan membuat seisi rumah menjadi terdiam, "No! Inisial aku V mala nama aku vabella, bulan itu nama panggilan, toh kita cuma temen kan lang?" Kata bulan yang meyakinkan hal itu kepada galang, terlihat raut wajah galang seketika terlihat kecewa, namun di tutupi dengan senyuman terpaksa "I-iya bener lan, kita kan cuma temen, lagian inisial B banyak tau bukan bianca sama bulan doang" kata Alvaro, dan kini bergantian menjadi bianca yang terlihat kecewa, dan sepertinya bianca mengagumi Galang, chelsa yang melihat raut wajah bianca pun langsung peka akan hal "Gua tau apa yang lu pikirin sekarang bi" kata hati chelsa, yang terus memperhatikan bianca, "Udah yo lanjut kerjain tugas nya, biar cepet selesai" perintah nathan, dan bulan, galang dan chelsa pun melanjutkan tugasnya.

BERSAMBUNG
***

ETERNAL ENGRAVEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang