❄️"MOMENTUM"❄️
BY: InsideTNL
Author: TNL
Description: Disalin dari jurnal harian
Genre: Daily Journal
"Tidak ada momentum yang tidak berakhir.
Semua memiliki masanya.
Sedih, senang, diatas langit, atau terpuruk di tanah berlumpur.
Semua ada masanya.
Semua ada waktunya.
Datang silih berganti, sampai akhirnya semuanya pun menghilang...""MOMENTUM" by: TNL
Part: 01
___________
September-18-2020
Ohayo Gozaimasu....!
Ini adalah kebahagiaan kecil yang ku nikmati seorang diri.
Sekaranh aku mulai menulis lagi di buku yang baru.
Aku sangat senang.
Sekarang aku menulis di kertas putih lagi setelah sebelumnya selama 3 bulan terus menulis di kertas binder yang penuh warna dan gambar.
Menulis memang menjadi passion untukku.
Sejak masih sangat muda aku memang sudah suka menulis.
Aku suka menulis cerpen dan puisi.
Aku masih menyimpan ratusan puisi yang ku tulis sejak dari sekitar 2005 hingga awal 2016.
Tapi sekarang aku sangat jarang menulis puisi.
Selama lebih dari 3 tahun ini aku hanya fokus menulis diary.
Dulu aku selalu takut dan malu untuk menuliskan perasaanku kedalam buku diary.
Jadi aku mengubahnya dalam bentuk puisi.
Tapi sekarang aku sudah lebih percaya diri.
Walaupun aku sangat menjaga buku-buku diaryku agar jangan sampai di lihat orang lain.
Karna diaryku bersifat sangat rahasia.
Didalam bukuku, tersimpan siapa aku yang sebenarnya."Untuk hidup, aku telah menjadi petualang yang luar biasa"
Itu adalah kalimat yang diucapkan oleh peterpan saat ia akan berpisah dari wendy darling dalam movie "PETERPAN"
sejujurnya dari hatiku yang terdalam (terlepas dari sakitku) aku juga mengharapkan adanya petualangan dalam hidupku bersama dengan sahabat terdekatku.
Namun ini hanya ada dalam fikiranku.
Karna, memangnya berapa usiaku sekarang?
Hanya tinggal beberapa hari lagi sebelum usiaku genap 28 tahun.
Sudah terlambat 20 tahun bagiku untuk memikirkan kebahagiaan dan petualangan di usia yang belia.
Tapi entah mengapa aku tetap mengharapkannya.
Karna itulah kukatakan aku seorang yang aneh.
Jiwa anak-anak masih melekat kuat didalam diriku.
Dibalik wajah antagonisku, aku masih sangat senang bermain.
Tapi sekarang aku sudah tidak punya teman.
Aku kesepian dalam duniaku.
Aku hanya sendirian di kamarku.
Kadang aku bermain dengan boneka-boneka ku.
Namun kesepian tetap bersamaku karna boneka-boneka itu tidaklah bisa bicara.
Kadang bermain HP pun percuma.
Aku bukan seorang maniak game, jadi aku hanya menggunakan HPku untuk browsing, download, ataupun memeriksa akun media sosialku.Aku ingat salah satu scene dalam movie "DANUR: i can see ghost"
Di sana, risa kecil memohon adanya teman saat merayakan ulang tahunnya yang ke 8 seorang diri di rumahnya.
Kufikir, apa yang dirasakan oleh risa sama seperti yang kurasakan sekarang.
Aku ingin punya teman.
Jika aku memintanya pada tuhan, apakah tuhan akan memberiku teman baru?Aku ingin tetap kuat dalam menjalani hidupku.
Aku tidak ingin menyerah meski aku kesepian dan lelah.
Aku yakin suatu saat kebahagiaan ataupun teman yang telah hilang itu akan digantikan dengan sesuatu yang lebih baik._________
September-19-2020
Aku tidak bisa memungkiri, badanku memang lemah.
Aku sudah tidak lagi bisa dibandingkan dengan diriku 5 tahun yang lalu.
Tanpa kusadari, aku telah menjadi seorang introvert.
Tapi aku sangat bersyukur aku masih bisa mengekspresikan diriku melalui tulisan.
Dulu aku berfikir, mungkin aku memang terlahir untuk menjadi "Peterpan" (tokoh dalam novel karya J.M.Berrie ) di dunia nyata.
Namu. Sekarang, aku justru seperti seorang emil sinclair yang menemui persimpangan besar dalam hidup.
Aku selalu ingin menjalani hidup sebagai anak-anak yang bebas dan penuh semangat.
Namun aku tak bisa menyangkal, ada banyak ketakutan dan kekhawatiran yang kurasakan.
Lalu kemudian itu membuatku dihadapkan pada sebuah pertanyaan.
"Untuk apa aku hidup?"
Hingga kini aku masih mencari jawabannya.
Dan fakta tentang momentum dalam hidup juga sering membuatku merasa kehilangan.
Aku tidak bisa mempertahankan suatu masa dengan egois.
Jika memang sudah waktunya ia pergi, maka ia akan pergi.
Jika memang sudah waktunya ia menghilang, maka ia akan tetap hilang.
Bukankah memang sudah seharusnya aku hidup dengan mengikuti arus?
Namun aku tak bisa melakukannya dan justru seperti berusaha menentangnya.
Apakah aku salah?
Apakah aku kembali menjadi seorang pemikir yang keras?
Seo jin pasti semakin ilfeel padaku jika ia mengetahui perasaanku saat ini.
Dan aku menjadi semakin kehilangan respect padanya.
Seo jin mungkin bertanya-tanya, mengapa harus ada manusia manusia dengan pemikiran yang sungguh berat sepertiku?
Aku juga mempertanyakannya. Sungguh...
Akan tetapi, beberapa keputusan tuhan yang maha agung adalah sebuah kerahasiaan yang memang sebaiknya tidak usah diragukan.
Karna itu aku hanya menjalani hidup dengan apa adanya dan mencoba untuk ikhlas menerima keadaan.
Maklumilah aku jika kau memang tak bisa mendukungku.
Hanya itu yang kuharapkan dari seorang cheon seo jin.
Namun seperti yang dikatakan oleh kevin bzezovski dalam salah satu scene sinetron:
"Jangan berharap kepada manusia, karna kau pasti akan kecewa."
Itu benar.
Karna nyatanya aku memang diserang oleh rasa kecewa yang teramat dalam kepada seo jin.
Seo jin tidak punya bakat untuk menjadi teman yang tetap ada diwaktu susah.
Ia hanya cocok menjadi teman untuk bersenang-senang.
Jika kau mulai jatuh dan terpuruk, maka secara perlahan-lahan ia akan meninggalkanmu.
Seperti yang ia lakukan padaku...
Hidup ini tidak akan selamanya senang.
Suatu ketika, akan ada masa-masa sulit yang membuat seseorang paling kuat sekalipun, akan menangis.
Adalah hal yang penting untuk menghadapi setiap perasaan.
Terutama kesedihan dan luka batin.
Kufikir, bukanlah hal yang baik jika terus-terusan menenggelamkan perasaan sedih dan luka batin ke alam bawah sadar meskipun dengan dalih tak ingin berlarut-larut dalam kesedihan.
Move on dan menenggelamkan perasaan adalah dua hal yang berbeda.
Aku tahu di dunia ini ada orang-orang yang tidak akan pernah mau membicarakan perasaan sedih dan lebih memilih untuk tersenyum dan berpura-pura tidak terluka.
Namun setidaknya, kesedihan itu bisa di bicarakan dengan diri sendiri jika memang tak bisa bicara dengan orang lain.
Akan tetapi, karakter manusia itu memang berbeda-beda.
Karna itu mereka akan menghadapi masalah dengan cara yang berbeda pula.
Seperti aku dan seo jin.
Aku telah mengetahui caraku dalam menghadapi masalah.
Tapi aku tidak tahu seperti apa cara seo jin dalam menghadapi masalahnya jika suatu ketika ia akan jatuh pada posisi yang sama denganku saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
"MOMENTUM"
Non-Fictionternyata, teman yang setia padaku hanyalah buku harianku...