part:06

0 0 0
                                    

❄️"MOMENTUM"❄️

BY: InsideTNL

Author: TNL

Description: Disalin dari jurnal harian

Genre: Daily Journal

    "Tidak ada momentum yang tidak berakhir.
        Semua memiliki masanya.
Sedih, senang, diatas langit, atau terpuruk di tanah berlumpur.
        Semua ada masanya.
Semua ada waktunya.
       Datang silih berganti, sampai akhirnya semuanya pun menghilang..."

        "MOMENTUM" by: TNL

Part: 06

__________

Oktober-25-2020

     Sekitar jam 10 pagi, aku dan nella akan pergi ke resepsi pernikahan anak seorang kerabatku.
Karna mereka adalah kalangan kaya raya, jadi acara pernikahan dan dekorasi pestanya sangat mewah.
Itu tak ubahnya seperti resepsi pernikahan anak konglomerat.
Aku bertemu seo jin disana.
Ia nampak lebih kurus dari yang terakhir kulihat.
Ia mengenakan kebaya kurung modern dengan warna pastel jingga.
Seo jin bersikap biasa.
Teramat biasa malah.
Benar-benar mirip cha do hwi yang bertemu lagi dengan Dok mi setelah bertahun-tahun.
Terlalu biasa seakan tak terjadi apa-apa.
Seo jin kembali berbasa-basi dengan menanyakan nomer whatsappku.
Karna tak lagi bisa mengelak, aku terpaksa memberikan nomer baruku.
Sekali lagi seo jin hanya ingin aku berada ditempat yang bisa ia lihat.
Sebenarnya ini juga mengecewakan.
Namun aku sudah cukup puas saat beberapa  waktu lalu ia nampak gelisah saat aku memutus semua kontas dengannya di media sosial.

_________

Oktober-26-2020

      Tetanggaku menggelar resepsi pernikahan hari ini.
Biar bagaimanapun juga aku harus kesana karna rumahnya tepat berada disamping rumah nenek.
Hanya sekitar 25 meter dari rumahku.
Tapi apakah ini memang gejala awal fobia sosial?
Aku takut dan gugup saat berada dikeramaian.
Aku merasa terlalu buruk dan tak pantas untuk bergabung dengan komunitas masyarakat.
Semenjal il sung dan aster membuat rumor buruk tentang psikologisku tersebar di masyarakat, sejak saat itu pula aku merasa tak percaya diri berada dilingkungan keramaian.
Karna kim il sung, kehidupan sosialku menjadi berantakan.
Aku seringkali merasa bingung dan canggung saat berada di antara keramaian.
Aku merasa gugup dan cenderung melakukan hal yang tidak ingin kulakukan.
Aku menjadi tegang dan wajahku akan terlihat kaku.
Itu membuatku menjadi semakin jelek.
Aku tahu ini bukanlah hal yang baik, namun aku tak bisa menghindarinya.
Sebisa mungkin mencoba berbaur dengan orang-orang.
Bercanda, bercengkerama, dan makan bersama.
Aku juga berfoto bersama gadis-gadis remaja di acara resepsi itu.
Aku senang bisa menjadi tukang foto untuk mereka.
Melihat gadis-gadis itu sungguh mengingatkanku pada masa remajaku bersama teman-temanku dulu.
Mereka menerimaku dan menghormatiku sebagai seorang yang lebih tua dari mereka.
Terima kasih banyak kepada tuhanku yang maha agung atas anugerah kebahagiaan hari ini, esok, dan seterusnya.
Semakin usiaku bertambah, rasanya kebahagiaan-kebahagiaan kecil terasa lebih berharga.
Semoga dimasa depan, akan ada lebih banyak kebahagiaan dan keberkahan dalam hidup.
Dan tentu saja juga kesehatan.
Karna setelah aku jatuh sakit, aku sadar betapa kebahagiaan adalah sesuatu yang sangat berharga.

_________

Oktober-27-2020

     Di resepsi pernikahan anak kerabatku waktu itu aku juga bertemu dengan ibunya seo jin.
Eun byeol nampak biasa saja bahkan cenderung acuh kepadaku.
Beda sekali saat ia bertemu dan bicara dengan kaum elit bangsawan.
Terutama The White Rose.
Wajahnya akan menatap the white rose dengan berseri-seri.
Sarat akan pemujaan yang besar.
Luar biasa!
Sifat pansos dan penjil*tnya sungguh memuakkan.
Kalau seandainya the white rose dan keluarganya jatuh miskin, apakah Ha eun byeol akan segera melompat kepada keluarga kaya yang lain?
Oh tuhan, kenapa aku menjadi begitu...*****
Memang benar, tidak perlu belajar untuk tahu cara menikmati kekayaan.
Namun mungkin, tidak akan Cukup seratus tahun belajar untuk tahu caranya menghadapi kesusahan.
Aku yakin suatu saat kelak aku pasti akan benar-benar move on dari seo jin dan eun byeol.
Aku pasti bisa melupakannya.
Melupakan semua kenangan indah, dan melupakan janji untuk pergi ke jepang bersama.
Kenyataan bahwa Ha eun byeol tidak menyukaiku dan memandang rendah diriku tidak dapat terelakkan.
Aku tahu ia tak suka aku berteman dengan anaknya.
Dan aku tidak akan pernah sudi untuk mengemis restu dari pansos lovers seperti dia!
Aku tetap akan hidup meski tak lagi berteman dengan seo jin.
Aku punya harga diri meskipun aku dari kalangan rakyat jelata.
Aku juga tahu seo jin serius ingin pergi jalan-jalan denganku.
Namun aku juga tahu, sang ratu tidak akan pernah mengizinkan.
Lain soal jika yang mengajak pergi adalah si putri bangsawan, The white rose.
Aku yakin tidak akan dilarang.
Malah akan disuruh.
Dan lain soal (lagi) jika seandainya aku adalah anak orang kaya.
Atau aku yang kaya raya.
Maka Ha eun byeol pasti juga akan memandangku dengan wajah berseri-seri penuh pemujaan.
Owh... Membayangkannya saja membuatku ji**k.
Aku benar-benar anti pansos.
Secara diam-diam, eun byeol memang tidaklah menyukaiku.
Namun yang ia tidak tahu adalah aku juga tidak suka padanya.
Aku tidak suka sifat penjilatnya.
Dan aku juga muak padanya.

"MOMENTUM"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang