❄️"MOMENTUM"❄️
BY: InsideTNL
Author: TNL
Description: Disalin dari jurnal harian
Genre: Daily Journal
"Tidak ada momentum yang tidak berakhir.
Semua memiliki masanya.
Sedih, senang, diatas langit, atau terpuruk di tanah berlumpur.
Semua ada masanya.
Semua ada waktunya.
Datang silih berganti, sampai akhirnya semuanya pun menghilang...""MOMENTUM" by: TNL
Part: 11
__________
Desember-08-2020
Dipagi hari, aku pergi berjaln-jalan ke area pesawahan didekat irigasi.
Saluran irigasi itu menyimpan banyak kenangan bersama teman-temanku.
Dulu aku sering pergi jogging bersama mereka.
Bersama kiki, dan ia yang sekarang tak lagi kusebutkan namanya.
Aku mengambil beberapa foto disana.
Dulu aku juga sering berfoto bersamanya disana.
Sekarang keadaan telah berubah.
Aku cuma sendirian saat berfoto hari ini.
Ia sudah menghilang.
Mungkin aku takkan lagi punya kesempatan untuk berfoto bersamanya.
Dan aku juga tidak mengharapkan hal itu.
Aku memang sendirian, tapi aku bahagia.
Mungkin ini memang saatnya bagiku untuk menata batinku dan perlahan melupakan kenangan tentangnya.
Aku tahu pasti perlu waktu yang lama.
Mungkin setahun, sepuluh tahun, atau lebih lama dari itu.
Namun aku tak punya pilihan lain selain mencobanya sebisaku dan berdoa semoga suatu saat aku benar-benar bisa melupakannya.---------
Desember-09-2020
Hari ini adalah pemilihan umum untuk bupati dan gubernur.
Aku buru-buru pergi ke TPS saat hari masih sangat pagi.
Meskipun sudah beberapa kali mengukuti pemilihan umum, kali ini aku agak bingung karna TPS menerapkan protokol kesehatan.
Aku bisa memaklumi itu karna ini masih dalam masa pandemi.
Aku senang karn TPSnya berada sangat dekat dari rumah.
Jadi aku bisa langsung pulang begitu selesai memilih.
Dan akhirnya aku menyelesaikan pekerjaan membuat diary baru.
Sangat sulit menyatukan karton yang sudah tersusun rapi dengan sampulnya.
Aku perlu beberapa kali menjahitnya dengan benang dan nilon tebal.
Tapi sekarang sudah selesai.
Aku juga melapisi sampulnya dengan kertas kado lalu sekali lagi melapisinya dengan plastik bening agar sampulnya tidak kotor.
Aku sangat suka diary itu.
Tapi aku belum menemukan judul yang tepat.
Aku harus segera mencarinya agar buku ini bisa segera ku simpan sebelum kugunakan untuk menulis.Aku merasa agak down sore ini.
Leherku tegang dan tangan kiriku hingga ke bahu terasa kebas.
Aku tidak bisa memungkiri, aku kesepian dan merana.
Jiwa dan ragaku begitu lelah.
Aku masih ingin hidup untuk waktu yang lama.
Namun penyakit membuatku tak berdaya dan nyaris kehilangan harapan.
Dan ketakutan akan kematian masih terus menghantuiku.
Aku tak pernah punya niat untuk berputus asa.
Sungguh!
Aku ingin terus berjuang.
Aku ingin hidup.
Aku ingin bekerja dan bepergian keseluruh dunia.
Dalam hati aku selalu bertanya, bisakah aku melakukannya?
Duniaku berubah menjadi abu-abu.
Aku seperti terjebak dalam pasir hisap.
Kesulitan untuk melepaskan diri, dan sudah terlalu lelah._________
Oktober-10-2020
Bersama dengan sepupuku aku pergi ke toko yang menjual perlengkapan alat tulis.
Aku membeli buku dan pemotong plester.
Juga isolasi warna dan kertas karton.
Saat pulang, kami menyeberangi jembatan gantung baru selesai di bangun.
Menakutkan sekali saat hatus melewati jembatan yang lebar jalannya hanya satu meter dengan arus sungai yang deras di bawahnya.
Kurasa aku tak ingin lagi melewati jembatan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
"MOMENTUM"
Non-Fictionternyata, teman yang setia padaku hanyalah buku harianku...