❄️"MOMENTUM"❄️
BY: InsideTNL
Author: TNL
Description: Disalin dari jurnal harian
Genre: Daily Journal
"Tidak ada momentum yang tidak berakhir.
Semua memiliki masanya.
Sedih, senang, diatas langit, atau terpuruk di tanah berlumpur.
Semua ada masanya.
Semua ada waktunya.
Datang silih berganti, sampai akhirnya semuanya pun menghilang...""MOMENTUM" by: TNL
Part: 13
__________
Desember-25-2020
Sepertinya aku mengalami mood down lagi.
Aku merasa lemas dan mengantuk.
Aku merasa sedih dan tidak bersemangat.
Semangatku untuk hidup kembali memudar.
Aku selalu kesulitan untuk mengikuti kehidupan sosial di lingkunganku.
Dan aku juga tidak punya cukup minat untuk itu.
Orang-orang mungkin melihat hanya fisikku saja yang melemah.
Namun lebih dari itu, mentalku terasa jauh lebih lemah.
Aku telah di serang dari dalam.
Kesedihan dan rasa terpuruk tidaklah dapat diatur sesuka hati.
Karna jika memang bisa demikian, maka tidak akan ada manusia di dunia ini yang depresi dan mati suicide.
Aku benci orang-orang yang tidak punya empati.
Mereka dengan kejam menjudge tanpa mau tahu kesulitan dan keterpurukan orang lain.
Jika orang yang tak punya empati tiba-tiba mengalami Anxiety disorder atau depresi, maka mungkin mereka akan menyesal pernah menjudge orang lain tanpa sedikitpun rasa kasihan atau peduli.Selama 4 tahun ini aku memang mengalami banyak hal.
Di tahun pertama mengidap Gerd, aku benar-benar sepenuhnya ada dalam kebingungan dan keterpurukan.
Aku berjang keras mencari jalan keluar namun yang kutemui selalu jalan buntu.
Aku tahu usahaku yang selalu gagal saat itu adalah karna aku bertindak tanpa pengetahuan, pemahaman, dan rencana.
Namun aku juga bisa memaklumi diriku karna memang, aku tidak pernah berada dalam situasi yang kacau seperti itu sebelumnya.
Seiring berjalannya waktu (setelah semua upaya pengobatan yang gagal) aku mulai membenahi diriku.
Beberapa gagasan muncul dalam fikianku.
Aku tidak akan bisa sembuh atau setidaknya mampu menangani situasi sulit saat serangan Gerd, jika aku tak tahu apa-apa tentang keadaanku saat ini.
Aku mulai memikirkan tentang penyakitku.
Mencari tahu tentang penyebab, karakteristik, cara penanganan saat kambuh, periode kambuh, tanda-tanda pulih, pantangan, dan apa saja yang menjadi pemicu kambuh.
Memang terdengar rumit dan terlalu sulit.
Namun aku tidak punya pilihan lain selain terus berusaha mengenali karakteristik penyakitku agar tidak jatuh dalam kondisi situasi buruk yang sama berulang kali.
Dan hasil dari pengamatan, pengetahuan, dan pemahaman selama 3 tahun ini dapat kurasakan manfaatnya sekarang.
Saat Gerd kambuh, dampak pertama yang kurasakan adalah ritme jantung yang meningkat drastis.
Itu membuatku seakan berada dalam situasi serangan jantung.
Lalu disaat bersamaan akan memicu reaksi berantai yang di dominasi serangan panik anxiety disorder.
Ketakutan akan kematian menyeruak dari ruang kosong dalam fikiranku dan membuatku benar-benar jatuh dalam keterpurukan.
Aku sungguh berfikir aku akan mati.
Sekiranya itulah yang kurasakan saat aku belum mengerti situasi yang kuhadapi.
Namun setelah aku mempelajari tentang gerd, aku mulai bisa mengontrol kepanikan.
Dengan pengetahuan dan pengalaman, aku dapat mengambil tindakan yang tepat saat terjadi serangan Gerd.
Saat aku telah mengetahui situasiku, maka aku dapat mengurangi perasaan panik.
Aku dapat menentukan langkah yang tepat agar dapat segera keluar dari masa sulit.
Dan karna sudah tahu apa yang terjadi, maka aku dapat menghilangkan rasa kebingungan.
Saat kebingungan dan rasa panik dapat diatasi, maka aku dapat bersikap lebih tenang dan mulai menentukan langkah agar dapat segera pulih.
Aku tahu serangan gerd memang sangat menakutkan.
Kemungkinan besar akan memicu trauma.
Karna itu aku berusaha keras untuk mengenali diriku agar dapat menentukan langkah yang tepat untuk memoerbaiki keadaan.
Dengan pemahaman dan tindakan yang tepat, maka situasi sulit akan lebih cepat teratasi.
Dan karenanya pula sekarang aku lebih bisa mentoleransi penialian orang-orang terhadap diriku.
Tentang aku yang overthink, over worries, atau terlalu banyak membaca artikel di internet.
Tidak masalah jika aku di judge seperti itu karna pada kenyataannya aku memang banyak berfikir, banyak membaca artikel, dan sebagainya.
Karna aku memang memerlukannya untuk menekan kecemasan dan kekhawatiran.
Selama ini aku begitu sedih karna tersesat di padang ilalang yang begitu membingungkan.
Aku frustrasi karna selalu gagal menemukan jalan keluar.
Namun setelah aku mengingat dan memikirkan apa saja yang sudah kulakukan selama 4 tahun ini, aku mulai dapat memetakan keadaan dan menilai situasi.
Aku tahu aku masih berada di tengah padang ilalang yang membingungkan.
Namun setidaknya, sekarang aku tahu dimana arah matahari terbenam.
Dan dengan pengalaman dan pengetahuanku selama ini, aku yakin suatu saat aku pasti akan menemukan jalan keluar.
Aku pasti akan sembuh....
KAMU SEDANG MEMBACA
"MOMENTUM"
Non-Fictionternyata, teman yang setia padaku hanyalah buku harianku...