part: 07

0 0 0
                                    

❄️"MOMENTUM"❄️

BY: InsideTNL

Author: TNL

Description: Disalin dari jurnal harian

Genre: Daily Journal

    "Tidak ada momentum yang tidak berakhir.
        Semua memiliki masanya.
Sedih, senang, diatas langit, atau terpuruk di tanah berlumpur.
        Semua ada masanya.
Semua ada waktunya.
       Datang silih berganti, sampai akhirnya semuanya pun menghilang..."

        "MOMENTUM" by: TNL

Part: 07

__________

November-04-2020

        Suasana sore hari seringkali mengingatkanku pada masa kecilku.
Keluarga, teman, dan kebahagiaan.
Dimasa kecilku aku memiliki segalanya.
Aku hidup sebagai manusia normal.
Namun semua berubah semenjak aku sakit.
Kondisi fisik dan mentalku seakan berputar arah.
Satu persatu aku mulai kehilangan hal penting.
Aku memang masih dapat bersosialisasi dengan baik.
Namun aku tak bisa memungkiri, aku mulai paranoid untuk berbaur dengan lingkungan.
Aku seperti tertampar dengan telak akan kenyataan betapa buruknya reputasiku ditengah masyarakat.
Selama ini, aku telah menjadi seorang yang tidak tahu malu.
Aku bersalah.
Aku menyesal...

      Sebenarnya cara hidup seperti apa yang kuinginkan?
Akhir-akhir ini, Aurora dalam diriku terlihat lebih berpendar dengan liar.
Aku takut...
Aku akan semakin terperangkap dalam kekosongan.
Mengapa aku menjadi seperti ini?
Terlalu peka dengan perasaan dan terlalu mudah mengikuti emosi.
Aku ingin bersembunyi ditempat yang jauh.
Didalam istana musim dingin yang terisolasi jauh dipuncak pegunungan bersalju.
Agar aku tak perlu lagi menutupi perasaanku dan berpura-pura menjadi normal seerti orang lain.
Aku hanya ingin menjadi diriku sendiri.
Namun terkadang, menjadi diri sendiri akan mendapatkan diskriminasi dan diperlakukan dengan tidak adil oleh orang-orang yang tak mampu menerima perbedaan.
Lingkunganku terasa semakin asing bagiku.
Dan aku juga semakin dipandang aneh oleh orang lain.

________

November-05-2020

     Hujan turun sangat lebat di sore hari.
Anak-anak ayam yang kupelihara menjadi basah kuyup karna pias air hujan yang mengenai kandangnya.
Aku merasa bersalah dan menyesal saat melihat mereka yang kedinginan.
Lain kali saat akan hujan, aku akan memasukkan mereka ke kandang kecil dan membawa mereka masuk ke rumah.
Aku merasa lelah dan keseimbangan tubuhku kembali memburuk.
Mungkin karna sore ini aku melakukan banyak hal dengan terburu-buru.
Aku memang tidak suka terlambat dalam mengerjakan rutinitas sehari-hari.
Hingga aku sering melupakan kondisiku.
Bahkan sekarang aku merasa leherku tegang sekali.
Rasanya seperti ditarik dengan kencang.
Dan malam ini masih ada yang harus kulakukan.
Waktu berlalu dengan cepat saat aku sibuk dengan pekerjaanku.
Tak terasa, satu hari lagi terlalui.
Dengan rasa lelah, dan perasaan yang tak menentu.
Aku melalui satu hari lagi.
Satu hari yang takkan pernah kembali.

_________

November-06-2020

      Aku benci langit yang mendung di pagi hari.
Udaranya menjadi sangat dingin.
Saat aku pergi kesawah bersama ibu, kami harus melewati jalanan beraspal.
Aku melihat seekor musang yang sudah mati tergeletak ditengah jalan.
Sepertinya ia tertabrak kendaraan.
Darah mengalir dari kepalanya.
Karna kasihan, aku memindahkan tubuh kecilnya kesisi jalan.
Aku juga khawatir ia akan tertabrak lagi oleh kendaraan yang lewat.
     Aku merasa begitu muram dengan udara yang dingin ini.
Mendung dilangit terlihat sangat pekat.
Tidak ada tanda-tanda matahari akan bersinar.
Aku mengantuk, tapi tak bisa tidur sekarang.
Ini masih terlalu pagi dan aku baru saja selesai makan sekitar 1 jam yang lalu.
Apa yang harus kulakukan sekarang?
Aku merasa lemas dan lesu.
Bad mood sekali...
Aku juga kesepian.
Aku sendirian dirumah dan tidak punya teman.

"MOMENTUM"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang