08. Ungkapan

225 12 0
                                    

Reza terus melajukan mobilnya membelah jalan, ia pun sesekali melirik Zarina yang dapat di sadari oleh Zarina sendiri.

"Eum ..., Zarin," panggil Reza lembut membuat Zarina menatap Reza dengan tanya.

"Reza mau ngomong nih," ucap Reza membuat Zarina bingung, "Boleh?" lanjut Reza bertanya.

Zarina terlihat bingung lalu perlahan menganggukkan kepalanya, "Boleh, ngomong aja," balas Zarina.

Reza pun mmeinggirkan mobilnya dan menghentikan mesin mobilnya membuat Zarina semakin bingung dengan Reza.

Reza terdiam sesaat, sedang Zarina menatap bingung daerah sekitar mereka.

"Rin," panggil Reza membuat Zarina kembali menatap Reza.

"Iya?" sahut Zarina lembut.

"Sebenarnya ...," ucap Reza mengantungkan ucapannya.

"Iya?" ucap Zarina dengan raut tanya menatap Reza.

"Sebenarnya Reza suka sama kamu," ungkap Reza.

Deg

Zarina menahan napasnya. Ia begitu terkejut dengan ungkapan cinta dari Reza yang secara tiba-tiba sekali. Ia tak tahu harus bereaksi seperti apa.

"Maaf kalau bikin Zarina kaget dengan ungkapan cinta dari Reza ini secara tiba-tiba," ucap Reza menatap lurus ke depan begitu pula Zarina, "Karena selama ini, tidak ada perbincangan di antara kita yang membuat kita dekat atau pun mengenal satu sama lain," lanjut Reza.

"Reza hanya mau ungkapin perasaan ini, karena Reza gak mau tersiksa dan menyesal tanpa ungkapin nya ke Zarina," tutur Reza.

"Reza enggak butuh jawaban atas ungkapan perasaan Reza ke Zarina ini sekarang," ucap Reza, "Kembali pada Zarina, ingin membalas perasaan Reza dengan menyukai Reza balik atau tidak, itu hak Zarina," sambung Reza menatap Zarina membuat Zarina ikut menatap Reza.

Reza tersenyum menatap Zarina yang tengah menatapnya dengan raut bingung dan terkejut.

"Enggak perlu terkejut, Reza sudah lama menyukai Zarina dan memperhatikan Zarina. Hanya saja, Reza belum mempunyai keberanian untuk mengungkapkannya pada Zarina dan belum ada waktu yang pas," ungkap Reza.

Setelah ungkapan tersebut, keduanya terdiam dan suasana menjadi hening. Zarina tak membuka suara atau membalas ucapan Reza sama sekali membuat Reza merasa Zarina mulai tak nyaman dengannya.

"Maaf Zarin, udah bikin Zarin gak nyaman," ucap Reza.

"Ah enggak, enggak kok," sahut Zarin menatap Reza dengan senyum membuat Reza ikut tersenyum.

"Hanya, Zarin sedikit kaget dan belum gak tau mau nanggapinnya gimana hehehe," ujar Zarina membuat Reza ikut terkekeh.

"Enggak harus gimana-gimana kok, Reza ngerti juga posisi Zarina sekarang ini," ucap Reza dengan senyuman, "Eum ..., boleh tidak ...," ujar Reza menggantungkan ucapannya.

"Heum?" gumam Zarina bertanya.

"Boleh tidak kalau Reza kenal Zarin lebih dekat lagi? Dan boleh tidak Reza ngirim Zarin pesan?" ujar Reza membuat Zarina kembali tersenyum.

"Boleh," cicit Zarina, sekarang ini ia tengah menahan dirinya untuk tidak berlompat kegirangan atas ungkapan dari Reza tersebut yang membuat Zarin begitu bahagia.

Reza menganggukkan kepalanya dengan mulut yang menahan senyum bahagia, "Kita jalan?" tanya Reza di balas anggukkan kecil oleh Zarina.

Reza pun ikut mengangguk dan menjalankan mobilnya lalu sementara itu, Zarina memalingkan wajahnya ke arah kaca pintu mobil memejamkan matanya dengan senyum bahagia di wajahnya.

Destiny Love With LecturerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang