36.

418 21 7
                                    

Abhimanyu menarik pintu kamar mandi dengan wajah yang segar dan handuk yang berada di lehernya. Zarina yang melihat Abhimanyu mengernyitkan dahinya tanya.

"Mau kemana?" tanya Zarina melirik Abhimanyu yang berada di depan meja riasnya dan tengah menyisir rambutnya.

"Mas keluar bentar ya, bareng anak SMA," ujar Abhimanyi berbalik badan menatap Zarina.

Mendengar kata SMA, alis Zarina langsung bertautan tak setuju mengingat salah seorang perempuan yang merupakan masalalu Abhimanyu dari SMA sangat keluarga Abhimanyu antisipasi.

Melihat raut wajah Zarina membuat Abhimanyu menghelas napasnya, "Tenang aja, gak akan ada seseorang yang Adek pikir itu. Hanya perkumpulan laki-laki saja," tutur Abhimanyu namun raut wajah Zarina masih dengan raut tak setujunya.

Abhimanyu melangkah mendekat ke arah Zarina lalu menyentuh pipi Zarina dengan lembut, "Kenapa?" tanya Abhimanyu cukup lembut dan tatapan yang teduh.

Zarina menepis tangan Abhimanyu yang menyentuhnya, "Zarin mau keluar juga," ujarnya dengan wajah kesal membuat Abhimanyu menautkan alisnya.

"Mau kemana malam-malam begini?" tanya Abhimanyu menatap Zarina serius.

"Main," sahut Zarina singkat dengan raut wajah menatangnya.

"Main kemana? Sama siapa?" tanya Abhimanyu lagi.

"Main aja pokoknya mau makan, nonton," ucap Zarina membuat Abhimanyu menganggukkan kepalanya.

"Sama siapa Adek mau mainnya?" tanya Abhimanyu berjalan menuju meja rias Zarina mengambil dompetnya, membuat Zarina kembali menekuk wajahnya kesal karena Abhimanyu tak mengerti dengan maksud dirinya yang memaksa bermain tanpa tujuan yang artinya ia ingin mencegah Abhimanyu untuk keluar rumah.

"Sama siapa Dek?" tanya Abhimanyu lagi berbalik badan menatap Zarina kembali.

"Syila," sahut Zarina singkat yang kembali di balas anggukkan oleh Abhimanyu.

Abhimanyu pun mengambil tangan Zarina dan meletakkan beberapa lembar uang membuat Zarina menautkan alisnya menatap uang yang berada di tangannya.

"Enggak cukup," ujar Zarina menatap uang di tangannya, Abhimanyu pun meletakkan beberapa lembar uang lagi di tangan Zarina.

"Ini masih gak cukup," ujar Zarina masih menatap tangannya, yang membuat Abhimanyu mengeluarkan seluruh lembaran uang dari dompetnya dan meletakkannya di atas tangan Zarina.

"Cukup?" tanya Abhimanyu menatap Zarina penuh kelembutan sementara Zarina menggertakkan giginya karena Abhimanyu tak mengerti dengan sikapnya yang ingin mencegah Abhimanyu untuk pergi.

"Mas gak punya tunai lagi, Mas transfer aja ya?" ujar Abhimanyu memainkan ponselnya.

"Enggak usah, udah cukup," ucap Zarina datar.

"Yakin?" tanya Abhimanyu kembali menatap Zarina sementara Zarina menautkan alisnya menatap Abhimanyu.

"Yasudah nanti kalau tidak cukup, bilang ya," ujar Abhimanyu mengusap kepala Zarina lalu melirik arlojinya.

"Mas pergi dulu ya, dah ...," ucap Abhimanyu dan langsung melenggang pergi meninggalkan Zarina sendirian dalam kamar.

Zarina mengigit bibir bawah bagian dalam yang sudut bibirnya perlahan turun ke bawah.

"Gak di cium," cicit Zarina yang perlahan air matanya mulai mengalir yang langsung di sapunya dari pipinya.

"Hiks ...," isaknya kecil lalu mulai duduk di temoat tidurnya sembari memainkan ponselnya membuka ruang pesannya dengan Syila dan mengirimi sahabatnya itu pesan.

Destiny Love With LecturerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang