41

160 14 2
                                    

Zarina menatap khawatir ke arah pintu masuk rumah, membuat Mama yang tengah menatap makanan di atas meja tersenyum melihat menantunya terlihat tengah menantikan kepulangan anaknya.

Beep ..., Beep ...,

Suara klakson mobil tersebut mampu membuat senyuman tercetak jelas di wajah Zarina. Dengan segera ia pun melangkah ke arah pintu masuk rumah dengan langkah yang cepat.

"Zarina ..., Sayang ..., hati-hati ...," ucap Mama memperingatkan Zarina yang perlahan memperlambat langkah kakinya.

Zarina memperlihatkan senyuman sumringahnya dan menatap Abhimanyu yang tengah fokus menaiki anak tangga menuju teras rumah.

Abhimanyu mengangkat wajahnya saat melihat kaki seorang wanita di hadapannya yang tak lain ialah kaki sang istri yang menunggu akan pulang dirinya. Senyuman pun terbit dari wajah Abhimanyu yang semula lesu.

Grep ...,

Langsung saja Zarina memeluk Abhimanyu begitu kuat seperti rasa rindu tak berjumpa kian tahun.

"Heuh," Abhimanyu tersenyum membalas pelukan sang istri yang begitu hangat.

"Mas belum mandi, masih bau," ujar Abhimanyu masih dengan memeluk Zarina.

"Enggak, aroma ini yang paling Zarina sukai," ujar Zarina mengusap kepalanya di dada Abhimanyu menghirup aroma tubuh sang suami yang begitu khas.

Abhimanyu mengusap kepala Zarina dengan lembut, "Ada apa? Kenapa tiba-tiba menunggu bahkan memeluk?" tanya Abhimanyu.

"Hanya ingin saja," ujar Zarina masih betah memeluk suaminya.

"Heum ...," gumam Abhimanyu, dan tak lama melepas pelukannya mencoba menatap wajah istrinya yang matanya tampak berbinar indah.

"Duniaku," ucap Abhimanyu sembari mengusap pipi Zarina membuat Zarina tersenyum sumringah.

"Mas," panggil Anna dari ambang pintu rumah.

"Di panggil Mama, Mas yang berdiri lama di luar, Anna yang di omelin Mama. Ayo Mas, pamali Mbak Zarin lama-lama di luar kata Mama," ujar Anna.

Mereka pun mulai masuk ke dalam rumah tepatnya menuju ke arah meja makan untuk makan malam.

Sampai di meja makan, Abhimanyu langsung menempati kursi makan tepat di sebelah kiri Papa sedang Mama menepati kursi yang berada di sebelah kanan Papa.

Saat Mama tengah sibuk menyiapkan makanan di piring Papa, sebuah berita dari acara televisi membuat Mama berhenti mengambilkan lauk ke piring Papa dan menatap televisi yang tengah di tonton oleh Papa.

Televisi tersebut memberitakan tawuran antar geng motor hingga banyak properti pedagang yang rusak bahkan jalanan di tutup dan terdapat beberapa korban luka-luka akibat geng motor tersebut.

"Dimana Adhy?" tanya Papa membuat Mama yang tengah memegang sendok di tangannya melirik ke arah Papa.

"Adhy, Adhy masih belum pulang Pa," ucap Mama takut-takut

Seluruh perhatian tersita ke arah Papa yang memasang wajah dingin dan tidak bersahabat.

"Anna," panggil Papa dengan dingin membuat Anna putri keluarga Adhitama itu mengerjap sekali menatap wajah sang Papa yang kian mengerikan.

"Iy—iya Pa," jawab Anna.

"Pulang sekolah dengan siapa?" tanya Papa.

"Eum ..., Anna pulang dengan Mas Adhy. Tapi setelah mengantar Anna tadi, Mas Adhy pergi," sahut Anna takut-takut.

"Dia pergi dengan siapa?" tanya Papa lagi.

Anna diam tak langsung menjawab pertanyaan yang di lontarkan oleh Papanya dan memilih menatap Zarina membuat Abhimanyu melirik ke arah Zarina.

Destiny Love With LecturerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang