34.

402 19 2
                                    

Zarina menyapu pipinya yang basah lalu mengusap hidungnya yang memerah. Kini wajahnya sembab.

"Hah ...," hela Zarina dengan pandangan yang kosong.

"Zarin," ucap Arsen membuat Zarina menatap ke arah Arsen.

"Apa yang Zarin takutkan? Arsen selalu ada di belakang Zarin dan akan tetap sama walau dunia sekali pun menghakimi Zarin, percayalah Arsen tetap akan berada di belakang Zarina bersama Zarina," ucap Arsen.

"Zarin—"

Tok ..., Tok ..., Tok ...,

Ketukan pintu membuat ucapan Arsen terpotong dan perhatian pun teralihkan ke arah pintu. Raut terkejut pun tercetak jelas pada wajah Arsen, Zarina, dan terutama Bella saat mendapati Abhimanyu yang berada di ambang pintu masuk rumah.

Glek

Zarina menelan salivanya susah dan mengerjapkan matanya sekali saat manik matanya bertemu langsung dengan manik mata Abhimanyu.

Abhimanyu beralih menatap Syila yang mengiminya pesan dan memberitahukan akan keberadaan Zarina dan apa yang hendak Zarina lakukan.

Senyuman di perlihatkan Abhimanyu pada para mahasiswanya yang kini tengah menatapnya dengan terkejut.

"Syila tidak bisa menahan diri untuk tidak menghubungi Pak Abhimanyu, saat mengetahui apa yang hendak Zarin lakukan pada janin tersebut," ujar Syila membuat Zarina menatap Syila dengan raut tekerjut karena ternyata Syila mengetahui siapa Ayah dari anak yang ia kandung.

"Zarina," panggil Abhimanyu membuat ketiga sahabat Zarina menatap ke arah Zarina.

Zarina berkedip sekali tak menyahuti panggilan Abhimanyu, "Ayo pulang," ucap Abhimanyu membuat Zarina menggelengkan kepalanya dengan takut menatap Abhimanyu.

"Ayo kita pulang," ajak Abhimanyu lagi kini mengulurkan tangannya, "Mas tidak marah," ujar Abhimanyu menatap Zarina dengan teduh penuh senyum hangat.

Zarina melirik ke arah Syila sesaat yang betah dengan alis yang bertautan menatap Zarina, lalu ia beralih menatap Bella yang tampak bingung setelahnya ia pun menatap Arsen yang tersenyum menganggukkan kepalanya meminta Zarina untuk mendengarkan ajakan Abhimanyu.

Zarina menatap tangan Abhimanyu di hadapannya, lalu menatap Abhimanyu masih dengan raut takut.

Abhimanyu tersenyum, "Mas tidak akan marah untuk apapun itu,"  ujar Abhimanyu lembut.

Perlahan tangan Zarina pun terulur menyentuh tangan Abhimanyu, ia pun bangun dari duduknya mendekat pada Abhimanyu.

Abhimanyu menatap para teman Zarina lalu memperlihatkan senyumannya, "Terimakasih sudah menjaga Zarina sampai saat ini, kalian tidak perlu khawatir untuk apapun yang akan terjadi ke depannya," ujar Abhimnyu.

"Mulai saat ini, saya yang akan mengambil alih semuanya. Saya yang akan bertanggungjawab untuk apapun itu ke depannya nanti, kalian tidak perlu cemas akan pendidikan kalian dan Zarina," tutur Abhimanyu membuat Arsen tersenyum mengangguk.

"Terimakasih juga sudah tetap mau menjadi teman Zarina," ucap Abhimanyu.

"Saya permisi dulu," ucap Abhimanyu.

"Iya Pak, tolong tetap terus menjaga Zarina," ucap Arsen yang di balas senyuman oleh Abhimanyu.

"Kita pulang?" tanya Abhimanyu pada Zarina yang wajahnya sembab.

Destiny Love With LecturerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang