22. Hadiah

306 15 3
                                    

Zarina berkedip sekali memandang takjub bangunan megah di hadapannya saat ini. Kini ia benar-benar akan ikut kemana pun Abhimanyu akan pergi seperti kata para Bundanya tadi pagi.

Bangunan megah dan mewah milik keluarga Adhitama ini terlihat seperti istana pada dogeng-dogeng yang sering kali ia baca bersama Zafina dulu saat keduanya masih bersekolah dasar.

"Heum ...," Zarina tertunduk memikirkan jika setelah memasuki bangunan megah di depannya, dirinya benar-benar bukan lagi milik keluarganya melainkan milik keluarga Abhimanyu.

Pandangan Zarina beralih menatap Abhimanyu yang baru keluar dari mobil dan berdiri di sebelahnya dengan pandangan yang menatap lurus ke depan perlahan beralih menatap ke arahnya.

Zarina sedikit mengerutkan dahinya saat mendapati tatapan Abhimanyu yang tak seperti sebelumnya saat berada di rumah Abinya.

Tatapan teduh dan hangat tersebut kini berubah menjadi dingin dan acuh. Abhimanyu langsung melangkahkan kakinya menaiki anak tangga menuju teras rumah tanpa mengajak Zarina untuk ikut dengannya.

Zarina mengernyit bingung dengan kaki yang mulai ikut menaiki anak tangga seperti Abhimanyu.

Sampai di depan pintu rumah, Abhimanyu pun segera menekan bel rumah, tak lama pintu yang begitu tinggi di hadapan Zarina secara perlahan mulai terbuka memperlihatkan seorang wanita paruh baya yang melahirkan Abhimanyu.

Senyuman sumringah pun terlihat di wajah Mama saat melihat Zarina yang berdiri dengan senyuman menatap Mama.

"Assalamualaikum Ma," salam Zarina lalu mengambil tangan Mama dan menciumnya.

"Waalaikumsalam sayang ...," sahut Mama mulai memeluk Zarina.

"Mashaallah ..., Cantiknya menantuku ...," ujar Mama memuji Zarina yang memakai baju gamis berwarna hitam dan jilbab berwarna soft.

"Ayo sayang masuk, udah di tungguin dari tadi," ujar Mama menarik Zarina masuk.

Zarina mengernyitkan dahinya saat Mama mengatakan dirinya sudah di tunggu sedari tadi.

Saat masuk ke ruang keluarga, Zarina begitu terkejut saat melihat anggota keluarga Abhimanyu yang sudah berkumpul dan seperti yang Mama katakanya, dirinya telah di tunggu oleh anggota keluarga.

"Eh ..., Eh ..., Cantiknya ...," ujar seorang wanita paruh baya ikut menghampiri Zarina.

Zarina langsung mencium tangan milik wanita paruh baya tersebut dan mulai bergabung dengan keluarga besar Abhimanyu.

Setelah berbincang banyak hal, ternyata ada tradisi dan adat istiadat dari keluarga Abhimanyu yang harus Zarina lakukan setelah menikah dengan anak keluarga Adhitama. Ada beberapa adat yang harus Zarina lakukan setelah memasuki rumah keluarga Adhitama, dan adat tersebut akan dilakukan saat malam tiba. Zarina sendiri tak mengetahui apa yang harus ia lakukan dirinya hanya mendengarkan perbicangan antara Mama dan para Adik perempuan dari Papa Abhimanyu.

Zarina mencuri pandang kesana-kemari mencoba melihat suaminya yang tiba-tiba saja hilang setelah memasuki rumah. Namun netranya berhenti menelisik saat melihat Abhimanyu yang keluar dari sebuah kamar dengan tablet di tangannya.

Abhimanyu menatap fokus ke arah tablet tersebut tanpa peduli sekitarnya. Kakinya pun terus melangkah berjalan menuju ke arah kolam renang rumah.

"Kak Zarin ...," teriak Anna dari arah pintu masuk membuat seluruh perhatian tersita ke arah Anna.

"Anna," tegur Mama lembut membuat Anna memperlihatkan sederet giginya.

Zarina tersenyum melihat Anna, segera Anna pun menghampiri Zarina dan duduk di sebelah Zarina.

Destiny Love With LecturerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang